"Ini kamarmu",terang Minah perempuan berusia sekitar 45 tahun ber tubuh subur dan kulit gelap itu pada Fatimah dengan ekspresi ketus.
"Terimakasih mbak Minah",balas Fatimah dengan berjalan masuk kedalam kamar berukuran sekitar 2 meter itu yang akan ditempatinya mulai sekarang.
"hemm,untuk pekerjaan mu nanti aku jelaskan sekarang bereskan segera barangmu kutunggu didapur belakang".
"Iya mbak Minah saya akan membereskan ini sebentar lalu akan menemui mbak".
"Ya,jangan lama lama".
Setelah mengatakan itu Aminah lalu pergi meninggalkan Fatimah sendiri.
Karena tidak ingin membuat Aminah lama menungunya,Fatimah hanya meletakkan tas berisi pakaiannya didekat kasur kecil tanpa ranjang yang ada dikamar itu lalu sedikit merapikan kerudung yang dipakainya baru keluar dari kamarnya.
Didapur belakang yang tidak jauh dari kamar Fatimah Aminah tampak sedang duduk menunggunya.
"Aku sudah selesai mbak jadi apa yang harus kukerjakan sekarang?",tanya Fatimah dengan duduk didepan Aminah.
"Kamu pernah jadi pembantu sebelum ini kan?",tanya Aminah dengan tatapan menelisik kearah Fatimah yang saat itu memakai baju kaos lengan panjang polos dengan bawahan celana kulot dan kerudung instan sederhana.
Fatimah mengangguk sebagai jawaban pertanyaan perempuan itu karena dia yakin pekerjaan sebagai pembantu dirumah ini tidak jauh beda dengan apa yang dilakukannya selama menjadi istri Arya sibrengsek itu.
"Baguslah jadi aku jelaskan saja langsung apa tugasmu disini seperti perintah Nyonya Ayana".
"Iya mbak".
"Pagi, kamu harus menyiapkan sarapan untuk tuan Verel nyonya Ayana juga Den Dimas jangan lupa bekal sekolah den Dimas juga harus kamu siapkan".
"Iya mbak",jawab Fatimah dengan mengingat ingat pesan itu.
"Tapi kamu harus selesai melakukannya sebelum pukul 6.30 pagi setiap hari".
"Baik mbak akan saya ingat".
"Untuk membereskan rumah kamu lakukan setelah mereka semua pergi terutama den Dimas dan tuan Verel jangan sampai kamu membersihkan rumah waktu mereka masih ada dirumah,kamu mengerti?".
"Mengerti mbak".
"Bagus,kalau siang biasanya Nyonya Ayana sama den Dimas juga tuan Verel jarang makan dirumah.Jadi masak kalau Nyonya Ayana berpesan padaku saja".
Fatimah kembali mengangguk.
"Lalu malam Tuan Verel biasanya pulang pukul 8 malam jadi masak makan malam harus selesai sebelum pukul itu".
Fatimah mengangguk lagi.
"Dan yang paling harus kamu ingat adalah jangan terlalu berinteraksi dengan tuan Verel karena nyonya Ayana tidak suka itu.Ingat kamu disini hanya pembantu",tegas Minah pada Fatimah.
"Baik akan saya usahakan untuk mengingat hal itu.
Tapi dalam hati Fatimah menolak larangan itu karena tujuannya mau bekerja dirumah pria bernama Verel adalah karena profesi pria itu yang seorang pengacara jadi Fatimah berniat berbicara dengan majikan laki lakinya itu nanti , bukan untuk merayu atau menggodanya tapi dia ingin minta bantuan agar bisa menuntut hak asuh putrinya Aluna.
"Jangan diingat tapi harus dilakukan kamu paham!Kerja yang benar jangan sok kecantikan mentang mentang janda muda!",celetuk Minah ketus.
Fatimah menghela nafas mendengar ucapan terakhir rekan kerjanya itu Meski ingin menjawab tapi ditahannya karena dia butuh batuan pria bernama Verel yang menjadi majikannya sekarang , meski dia kesal dengan tuduhan tak berdasar tentang status jandanya sekarang.
"Iya mbak Minah kalau begitu boleh saya kembali kekamar?".
"Mau apa kamu jam segini kekamar?!Mulai sekarang kamu sudah mulai kerja dan karena hari ini nyonya Ayana ingin makan siang dirumah jadi mulai masak sekarang ini masakan yang ingin dimakannya!".
Aminah memberikan catatan menu makanan yang diminta majikan perempuan tadi padanya ke Fatimah.
Fatimah menerima menu itu lalu mengangguk.
"Kalau begitu saya masak sekarang karena sebentar lagi waktunya makan siang mbak".
"Iya semua bahannya ada dikulkas.Oh iya masak secukupnya saja karena yang makan cuma nyonya Ayana dan den Dimas mungkin juga tuan Verel kalau pulang, sementara pembantu menu makannya beda".
"Lalu mbak Minah mau saya masakkan apa oh iya ada juga pak satpam diluar apa dia juga sekalian saya masakan nanti?",tawar Fatimah.
"Oh kalau aku dan Parman masakan sayur asem dan ayam goreng ya .Ayamnya ada dikulkas sisa kemarin aku masak".
"Baik mbak".
Lalu Fatimah menuju kulkas dan mulai melihat bahan makanan yang ada disana untuk membuatkan menu makan siang pesanan majikan perempuannya juga Aminah.
Pukul 11.30 Fatimah sudah selesai menyiapkan menu makan siang yang dimasaknya.
"Akhirnya selesai",gumamnya dengan tersenyum puas pada hasil kerjanya yang tertata rapi dimeja makan.
"Sudah selesai masaknya?!",tegur Aminah yang diangguki oleh Fatimah.
"Iya mbak".
"Kalau begitu pergilah kau boleh istirahat sampai nyonya Ayana dan tuan Verel selesai makan siang".
"Hari ini tuan Verel makan siang dirumah?",tanya Fatimah reflek membuat Aminah langsung menatapnya tajam.
"Kenapa bertanya tentang tuan Verel apa kamu berniat genit?!",hardiknya yang membuat Fatimah cepat cepat menggeleng.
"Nggak mbak saya hanya berniat ingin menyapa beliau itu saja".
Padahal dilubuk hatinya dia merasa tidak sabar ingin bertemu pria bernama Verel karena ingin segera minta bantuan pada pria itu untuk mengambil hak asuh putrinya Aluna.
"Jangan alasan Kamu Fatimah! Aku tau kamu pasti mau ketemu tuan Verel karena punya niat lain kan!".
"Nggak Mbak demi Allah saya cuma ingin ....".
"Ada apa ini?!".Bentak Ayana dengan berjalan mendekat kearah mereka berdua.
"Nggak ada Nyonya",jawab Fatimah.
"Nggak ada apa?!",tanya Ayana dengan menatap tajam kearah Fatimah.
"Nggak ada apa apa kami hanya sedang mengobrol barusan".
"Benar begitu?!".
"Iya Nyonya",jawab Fatimah dengan menundukan wajahnya memilih tidak menatap kearah Ayana yang menatapnya tajam.
" Minah kamu sudah mengatakan apa tugasnya dan apa yang nggak boleh dilakukannya kan bukan?".
"Iya sudah nyonya",jawab Aminah.
"Bagus.Kau harus mematuhi semuanya Fatimah kalau kau masih ingin terus bekerja disini paham!".
"Iya nyonya",jawab Fatimah.
"Kalau begitu pergi kebelakang karena suamiku sudah akan sampai kerumah dan jangan muncul sebelum dia kembali kekantornya!".
"Iya nyonya",balas Fatimah dengan berjalan menjauh dari ruang makan.
"Awasi terus dia Minah jangan sampai dia punya kesempatan mendekati Mas Verel",perintah Ayana pada Minah.
"Iya nyonya akan saya lakukan sesuai perintah nyonya.
"Mulai hari ini pekerjaan dapur serahkan saja padanya dan kau yang membantuku menjaga Dimas karena sejak hamil yang kedua ini aku merasa cepat lelah".
"Baik nyonya akan saya lakukan sesuai perintah nyonya".
"Hemm".
"Wah tampaknya mbak Minah masak lengkap hari ini ya pantes kamu menyuruhku pulang untuk makan ma",celetuk suara pria dari belakang mereka.
"pa sudah datang",tegur Ayana dengan mendekat kearah pria berusia diawal 40 tahun dengan perawakan gagah dan penuh kharismatik itu.
"Iya,aku tadi langsung pulang setelah bertemu klien karena kamu bilang ingin makan siang bersama denganku ma",jawab Verel dengan duduk dikursi.
"Minah ambilkan makan untuk tuan Verel",perintah Ayana yang diangguki oleh Aminah dengan patuh.
mohon tinggalkan like dan koment kalian reader 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
fatimah kalau mau berbicara dengan verel harusnya ada bersama isterinya agar jangan salah paham.
2024-08-05
0
Happyy
😯😯
2023-08-13
0