"Silahkan anda tanda tangani disini Bu Fatimah",pinta pengacara Imelda pada Fatimah dengan menunjuk kolom tanda tangan diberkas surat cerai dan surat perjanjian pasca cerai dirinya dengan Arya.
"Bolehkan saya membaca dulu berkas perceraian ini dulu",pinta Fatimah pada sang pengacara.
"Sebaiknya kau cepat menandatanganinya Fatimah karena setelah ini kita harus pergi kedesa tempat rumah orang tuamu dan perjalanan kesana tidak sebentar"celetuk Arya ketus.
"Tapi aku tetap perlu membacanya mas karena ini menyangkut hidupku dan Aluna",jawab Fatimah masih mencoba protes pada pria yang jadi suaminya itu.
"Bukankah masalah Aluna sudah kita bicarakan dan sudah selesai. Apa kamu masih tetap keras kepala ingin membawa Aluna dengan kondisimu yang miskin seperti ini".
"Minimal ijinkan aku menjenguknya mas.Aku belum pernah berpisah dengannya selama ini lalu tiba tiba hari ini kalian memisahkan paksa kami seperti ini. Apakah kamu tidak memikirkan perasaan ku sama sekali mas",jawab Fatimah dengan mulai terisak.
"Fatimah bukannya kami tidak ingin mengijinkanmu bertemu Aluna nanti setelah kamu dan mas Arya bercerai, kami hanya tidak ingin kamu mencoba memanfaatkan Aluna untuk memeras kami lagi ,karena itu kami memberikanmu perjanjian ini".
"Astagfirullahaladzim, Aku ini ibunya, perempuan yang sudah mengandung dan melahirkannya. Bagaimana mungkin aku akan bisa Setega itu pada darah dagingku sendiri Imelda!".
"Sekarang kamu bisa bicara seperti itu Fatimah karena kamu masih punya uang kompensasi dari kami tapi beberapa bulan kemudian kalau uang itu habis kamu pasti akan bisa melakukan itu!",hardik ibu mertuanya keras.
"Insyaallah itu tidak akan pernah terjadi selama Fatimah masih sehat,Fatimah bisa bekerja tidak perlu memanfaatkan Aluna untuk hal seperti itu".
"Sudah lah cepat tanda tangan sekarang lalu aku Antar kamu pulang kampung", perintah Arya ketus.
"Benar apa yang mereka katakan Bu Fatimah sebaiknya anda cepat tanda tangan supaya masalah ini beres dan anda segera bisa mendapatkan uang kompensasi yang bisa anda gunakan untuk modal usaha dikampung".
"Dengar tu apa kata pak pengacara.Kami memberimu uang yang cukup banyak dan kami yakin dengan uang itu kamu akan bisa hidup senang selamanya.Aku rasa sekarang saja kamu merengek minta membawa Aluna tapi sebulan kemudian mungkin saja kamu sudah kawin lagi dengan pemuda dikampungmu dan setahun kemudian kamu mungkin sudah menggendong anak lagi".
Fatimah hanya bisa mengepalkan tangannya karena marah mendengar semua ucapan perempuan yang selama hampir 5 tahun itu dipanggilnya ibu dan disayanginya seperti uminya sendiri.
Dengan tangan gemetar Fatimah mengambil pena yang ada dihadapannya dan mulai menadatangani berkas berkas perceraiannya dengan Arya meski dia merasa marah dan sakit hati dengan apa yang sudah dilakukan keluarga Arya padanya tapi sebagai perempuan yang hampir 5 tahun bersama pria itu perceraian ini tetap saja menorehkan rasa sakit yang teramat sangat dihatinya.
Dunia Fatimah sebagai seorang istri dan ibu hancur dengan cara yang sangat menyakitkan.
Bercerai dengan pria yang pernah menikahinya mungkin masih bisa direlakannya tapi berpisah dengan putrinya karena paksaan dan kelicikan keluarga suaminya Fatimah yakin dia tidak akan pernah mengiklaskan nya sampai kapanpun tapi juga tidak bisa menolak karena dia tidak punya kemampuan untuk melakukannya.
Fatimah memang hanya perempuan yang berasal dari kampung tapi kedua orang tuanya tidak pernah mengajarkannya untuk merasa rendah dengan asal usulnya.
Dulu waktu keluarga Arya meminta dia untuk jadi istri Arya yang seorang dokter bedah dan sambutan kedua mertuanya padanya yang terlihat sangat hangat membuat Fatimah merasa sangat bersyukur dan sempat mencintai pria itu dengan sepenuh hati juga menyayangi kedua mertuanya tulus seperti dia mencintai kedua orang tua kandungnya.
Tapi dari tadi malam sampai hari ini hanya ada rasa penyesalan dan amarah juga benci yang dipendamnya karena merasa sudah direndahkan dan juga ditipu untuk melahirkan anak serta cucu bagi mereka dengan kedok sebuah pernikahan.
"Ini jumlah kompensasi yang anda dapatkan dari keluarga ini Bu Fatimah",ucap sipengacara dengan menyerahkan buku tabungan beserta kartu debitnya pada Fatimah.
Dengan tangan gemetar Fatimah membuka buku tabungan yang diberikan pengacara itu.
Anggka 2 dengan jumlah nol 9,Fatimah tidak bodoh untuk tau berapa jumlah uang itu dan itu bukan jumlah yang sedikit untuk dipakainya hidup dikampung karena dengan uang sebanyak itu dia bisa membeli beberapa hektar sawah dan kebun yang akan membuat dia menjadi orang kaya dikampungnya.
Fatimah merasa heran kenapa keluarga mertuanya memberinya kompensasi sebanyak ini sementara selama dia menikah didalam keluarga ini meski mereka kaya tapi tidak sampai terlalu kaya hingga bisa memberinya uang sebanyak ini kecuali uang itu milik Imelda istri baru suaminya itu.
Mendapat pemikiran seperti itu Fatimah mulai mengerti alasan sebenarnya kenapa keluarga mertuanya mau bersusah payah menipunya lalu memberinya kompensasi sebanyak ini padanya itu karena sepertinya istri baru suaminya ini orang yang sangat kaya.
"Kurasa itu akan cukup untuk kamu pakai hidup bersama kedua orang tua mu selamanya tanpa perlu bekerja lagi",ucap Arya yang ditanggapi dingin oleh Fatimah.
"Sekarang bersiaplah ayo kuantar kamu kembali kerumah kedua orang tuamu".
"Tidak perlu!",jawab Fatimah dengan bangkit dari duduknya.
"Apa maksudmu Fatimah?!Jangan membuat masalah lagi!Aku sudah memberi kompensasi cukup besar padamu!".
"Aku hanya tidak ingin Umi dan Abahku bertemu dengan kalian lagi, karena sejak kalian datang ke rumahku hidup kami yang baik baik saja menjadi hancur!",balas Fatimah dengan menatap Arya penuh kemarahan.
"Kau....".
"Sudah Arya! kalau dia tidak mau diantar pulang biarkan saja tapi suruh dia pergi sekarang juga dari rumah ini!",perintah ibu Arya.
"Ya sudah kalau begitu pergilah sekarang!",perintah Arya pada Fatimah dengan dingin.
Mendengar itu dengan langkah gontai Fatimah masuk kedalam kamar tamu yang tadi malam ditempatinya ternyata dikamar itu sudah tersedia tas yang diyakininya berisi pakaian miliknya.
Keluar kamar Fatimah menoleh kekamar
Aluna dan bermaksud mendekatinya meski saat itu Aluna tidak ada disana karena sedang dibawa pergi oleh ayah mertuanya jalan jalan.
"Langsung pergi saja! untuk apa kamu masuk kekamar Aluna apa kamu ingin berbuat curang!. Ingat kamu sudah menerima kompensasi dari kami untuk Aluna!",hardik Ibu Arya ketus yang membuat Fatimah mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kamar sang putri.
Tanpa berpamitan pada semua orang disana Fatimah keluar dari rumah itu.
Fatimah berjalan lunglai dengan sesekali menyapu air mata yang mengalir dipipinya mengingat apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya.
"Ojek Mbak?Tawar tukang ojek pada Fatimah membuat Fatimah yang sedang berjalan sambil melamun terkejut dan menoleh kearah seorang pria paruh baya yang bicara padanya barusan.
Mohon like dan komentnya reader 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
semoga ada orang yang berhati mulia untuk menolong mu fatimah
2024-08-04
0
Happyy
😥😥
2023-08-13
0
amalia gati subagio
hrskah simpati dgn sidungu batu cam fatimah? lugu naif? hrskan dimaklumi? hrskan gelarnya ditambah lg, naif serakah du ngu? Keluarga dajjal itu ya iblis, dikira duitnya bisa segala? Nikahnya kan bersaksi? bun ting & lahiran bersaksi? Tes DNA jg saksi! Poor fatimah & keluarga ditargetkan sejak mula dgn iming2 harta & tahta 🙏
2023-04-05
0