"Bunda!",panggil Aluna tiba tiba saat mobil Arya sudah berjalan menjauh dari gerbang sekolahnya membuat Arya dan Imelda langsung menoleh kekursi belakang tempat Aluna duduk.
"Siapa sayang?",tanya Arya dengan menatap kearah Aluna yang terus saja menoleh kearah luar mobil .mereka
"Ada bunda disana papa! ",jawabnya dengan menunjuk ke luar mobil yang semakin jauh berjalan meninggalkan sekolah gadis kecil itu dibelakang mereka.
Mendengar hal itu Arya langsung saling tatap dengan Imelda.
"Pasti bukan Bunda kamu sayang, Bunda kan sudah pergi jauh ninggalin Aluna sama teman barunya,jadi nggak mungkin Bundamu ada diluar sana sekarang Aluna ",jawab Imelda dengan mencoba melihat keluar dari kaca spion disampingnya.
"Nggak Mama itu ada bunda disana.Bunda beldili melihat ke Aluna cambi nangis,Aluna mau ketemu Bunda. Ayo mama papa hentikan mobilnya kasihan bunda nunggu Aluna berdiri disana sendilian",rengek Aluna dengan mulai menangis dan merajuk didalam mobil membuat Arya dan Imelda terkejut dengan sikap Aluna yang tiba tiba merajuk dan bicara ngelanturvtidak karuan dengan bilang kalau melihat Fatimah sementara waktu Imelda menoleh keluar tidak ada siapa siapa.
Dengan terpaksa Imelda langsung mencoba membujuk Aluna dengan iming iming hal yang biasa nya selalu bisa membuat gadis kecil itu luluh selama ini kalau dia mulai merajuk.
"Diam ya sayang sekarang mama sama papa akan ajak Aluna main ke Mall ya sebelum pulang kerumah bagaimana".
"Nggak mau Aluna mau sama Bunda ma.Aluna kangen Bunda mau dipeluk Bunda papa, hiks.. hiks.....".
"Sayang jangan nangis ya kan sudah ada mama sama papa yang sayang Aluna melebihi bunda kamu",ucap Arya ikut membujuk Aluna karena rajuksn Aluna cukup parah.
"Nggak mau Aluna mau bunda Aluna sayang bunda! kacian bunda nangis cendilian pa!",teriak Aluna semakin parah merajuk membuat Imelda dan Arya menarik nafas kesal jadinya karena Aluna semakin parah merajuknya siang itu
"Nggak ada bunda Aluna ,yang ada mama sama papa dan juga nenek sama kakek",ucap Arya dengan intonasi cukup keras membuat Aluna semakin terisak.
"Sayang kok ngomongnya kasar seperti itu sih sama Aluna diakan masih kecil mungkin aja dia tadi melihat orang yang mirip sama perempuan itu karena itu dia berpikir kalau itu dia".
"Hufft,Tapi kali ini dia sedikit keterlaluan merajuknya sayang dan kita rayu malah semaki merajuk padahal aku sedang ada kerjaan penting setelah ini".
"Kerjaan kan bisa ditunda sayang ,kamu tinggal telpon dokter lain untuk menggantikanmu sekarang dan membujuk Aluna dengan mengajaknya jalan jalan keMall dia pasti akan diam sendiri nanti".
" Hufft,Baik lah Bu direktur,akan aku lakukan asal kamu dan putri kita senang",jawab Arya dengan mencoleh dagu Imelda mesra.
"Ish.... mas Aluna masih ngambek tu jangan bercanda",balas Imelda dengan menatap kearah Aluna yang terlihat masih ngambek tapi sudah mulai berhenti menangis karena lelah.
"Aluna sayang kita jalan jalan ya sama mama sama papa naik komedi putar mau",bujuk Arya dengan menatap kearah Aluna yang diam.
"Aluna mau naik kuda walna ungu!",jawabnya masih dengan ekspresi ngambeknya
"Iya kita akan naik semua warna kuda sampai Aluna puas",jawab Imelda dengan tersenyum manis pada Gadis kecil itu yang ekspresinya terlihat masih merenggut tapi sudah tidak nangis lagi.
***
"Apa menurut mas tadi Aluna benar benar melihat Fatimah ada didepan sekolahnya?",tanya Imelda saat mereka sudah pulang dari wahana bermain untuk membujuk Aluna tadi sementara karena lelah saat itu Aluna tertidur dikursi mobilnya.
"Itu tidak mungkin Sayang bukankah Fatimah sudah kita beri uang yang cukup banyak dan bilang akan pulang kampung jadi aku yakin dia sekarang sudah berada dikampungnya".
"Lalu siapa yang dilihat Aluna tadi kalau bukan Fatimah Mas?".
"Aku rasa itu orang yang mirip dengannya sayang".
"Entah kenapa aku merasa cemas Mas, jangan jangan sebenarnya Fatimah nggak pulang kekampungnya tapi masih berada dikota selama ini".
"Jangan cemas sayang meski dia masih berada dikota ini tapi dia tetap tidak bisa melakukan apapun untuk mengambil Aluna dari kita Sayang karena Aluna sudah menjadi putri kita jadi kamu tidak perlu khawatir".
Imelda menarik nafas keras mendengar ucapan Arya
"Kalau dia berani mengambil Aluna dari kita, apalagi dengan cara licik kali ini aku tidak akan berbaik hati lagi padanya seperti waktu perceraian kalian itu Mas".
Mendengar itu Arya lalu meraih Imelda kedalam pelukannya.
"Dia tidak akan berani melakukan hal itu sayang karena Fatimah tidak sepintar itu.Kau lihat selama kami menikah dia benar benar menjadi istri penurut dan baik yang menghabiskan hidupnya hanya untuk merawat Aluna juga aku selama ini jadi kamu tidak perlu khawatir dia akan bisa melakukan itu.Selain itu dia juga tidak akan tau caranya bagaimana mengambil Aluna dari kita karena buktinya kita hanya mengancamnya sedikit dia langsung setuju menanda tangan surat cerai dan perjanjian itu".
"Ya kuharap yang kamu katakan benar mas karena aku sudah cukup lama menderita demi bisa bersama dengan kalian mas",jawab Imelda dengan masuk kedalam pelukan Arya satu satunya pria yang dicintainya selama ini dan bahkan demi pria itu dia sudah banyak berkorban bukan cuma perasaan tapi juga materi yang tak terhitung jumlahnya meski sebagai pewaris rumah sakit dari tempat Arya Bratasena bekerja sejumlah uang yang diberikannya pada Fatimah waktu itu bukan jumlah yang besar tapi tetap saja waktu penantiannya selama hampir 5tahun yang harus hidup sebagai bayangan untuk Arya demi bisa mendapatkan Aluna dia rela melakukannya tapi semua sudah selesai sekarang dan dia tidak ingin menyerahkan lagi Aluna pada Fatimah perempuan kampung itu yang memang dinikahi Arya hanya demi supaya mereka bisa memiliki anak yang tidak bisa dimilikinya akibat Kanker rahim yang sempat dideritanya 5,tahun lalu.
"Oh iya malam ini bagaimana kalau kita titipkan Aluna pada ayah dan ibu sayang lalu ayo kita Dinner diluar bagaimana?",saran Arya karena tau suasana hati Imelda sekarang sedang tidak baik setelah tadi Aluna ngambek karena berpikir melihat Fatimah meski sekilas Arya juga sempat melihat perempuan yang mirip Fatimah disekitar sekolah Aluna tadi tapi dia tidak ingin mengatakan hal itu kepada Imelda karena khawatir suasana hati Imelda akan semakin buruk nantinya.
"Dinner?",gumam Imelda terdengar tidak terlalu bersemangat mendengar ajakan Arya karena Susana hatinya sedang buruk setelah rengekan berkepanjangan yang dilakukan Aluna tadi.
"Iya...bukankah kita sudah lama tidak keluar berdua saja sejak kita meresmikan pernikahan kita karena kamu sibuk untuk membujuk Aluna supaya menyukaimu ".
"Baiklah sepertinya apa yang kamu katakan benar mas.Akhir akhir ini aku terlalu sibuk dengan peran baruku sebagai mama Aluna.Bahkan aku juga tidak punya banyak waktu untuk pergi kerumah sakit untuk bekerja karena mementingkan Aluna".
"Untuk masalah rumah sakit kamu tidak perlu khawatir karena aku sudah membantumu menyelesaikannya".
"Benarkah mas?",tanya Imelda senang.
Arya mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
semoga verel bisa membantu fatimah untuk mengambil hak asuh Aluna.
2024-08-06
0