12.Harapan Fatimah.

"Bagaimana Fatimah sudah beres urusannya dengan tuan Verel?",tanya pak Hasan waktu melihat Fatimah berjalan menghampiri dirinya yang berteduh dibawah pohon.

"Alhamdulillah pak Hasan Allah memperlancar urusan saya hari ini semoga saja kedepannya juga akan terus dipermudah seperti ini sampai saya dan putri saya Aluna bisa berkumpul lagi".

"Amiin semoga saja ya Fatimah dan kamu harus tetap kuat sampai saat itu tiba".

"Amiin makasih pak doa dan dukungannya.Bapak tau saya sangat bersyukur saat diusir dari rumah suami saya orang yang saya temui pertama kali adalah Bapak.Kalau bukan saya nggak tau mau bagaimana saya sekarang,mungkin sudah pulang kampung terus menyesali keputusan itu karena nggak akan pernah bisa ketemu putri saya lagi seumur hidup saya pak".

"Semua sudah diatur oleh Allah Fatimah termasuk pertemuan kita ini jadi sebagai hambanya kita hanya harus menjalankan saja jangan menyerah dan terus berusaha selama apa yang kita lakukan itu benar''.

"Iya pak".

"Lalu sekarang kamu mau kemana?Apa akan langsung pulang kerumah tuan Verel lagi sambil menuggu khabar dari tuan Verel tentang kasusmu?".

"Tadi sebelum pergi saya sudah bilang sama pak Parman kalau saya hari ini mau pergi kerumah Bapak".

"Hah! Kamu mau kerumahku untuk apa!?Dirumahku nggak ada siapa siapa. Cucuku sekolah, anak sama menantu kerja semua. Lalu kamu mau ngapain kesana? Selain itu aku masih mau narik ojek buat cari tambahan karena ini masih siang",ucap Pak Hasan dengan bingung dan gugup membuat Fatimah tanpa sadar tertawa melihat ekspresi pria paruhbaya itu.

"Kenapa bapak kok terlihat nggak suka waktu saya bilang begitu?".

"Bukan apa apa aku cuma nggak mau orang berpikir jelek tentang kamu kalau kamu datang kerumah ku tapi disana nggak ada siapa siapa. Meski aku sudah tua kita tetap dua orang yang bukan Muhrim.Aku nggak mau tetangga rumahku mengatakan hal hal buruk tentangmu. Karena aku tau kamu perempuan baik baik meski kamu seorang janda Fatimah".

Mendengar itu Fatimah langsung meraih tangan pak Hasan.

"Terimakasih banyak pak karena sudah bersikap seperti bapak saya sendiri meski kita nggak punya hubungan darah tapi saya sangat senang mendengar apa yang bapak katakan barusan ",ucap Fatimah dengan perasaan terharu mendengar apa yang dikatakan pak Hasan dan tanpa sadar dia merasa rindu pada kedua orang tuanya terutama Abinya karena sikap pak Hasan mirip dengan Abinya.

"Jadi apa sebaiknya kamu Bapak antar aja kerumah nyonya Ayana lagi sekarang karena urusanmu juga sudah selesai".

Fatimah menggeleng.

"Saya ingin menemui putri saya pak",ucap Fatimah dengan ekspresi sendu.

"Putrimu dimana? Biar Bapak antar sekarang".

"Biasanya kalau jam segini dia masih berada disekolah".

"Putrimu sudah sekolah?",tanya pak Hasan.

"Baru play group pak jadi saya berniat melihatnya sebelum mertua saya menjemputnya pulang".

"Oh... kalau begitu ayo Bapak antar kamu kesana",ucap pak Hasan dengan menyuruh Fatimah naik keatas boncengan motornya

"Makasih pak",jawab Fatimah lalu naik keboncengan motor pak Hasan bermaksud pergi kesekolah Aluna.

"Memangnya sekarang putrimu tinggal sama siapa Fatimah?",tanya pak Hasan dengan melajukan motornya membelah jalanraya yang tidak terlalu ramai karena belum jam pulang kerja.

"Sama suami juga istri barunya pak tapi kalau mereka kerja mungkin dengan kedua mertua saya pak".

"Memangnya mantan suamimu kerja apa Fatimah?".

Kalau waktu pertama kali bertemu dengan pak Hasan Fatimah mungkin tidak berani bercerita secara jujur tentang dirinya tapi setelah melihat sikap baik yang ditunjukan pak Hasan selama mereka kenal membuat Fatimah merasa nyaman bicara apa saja dengan pria paruh baya itu termasuk waktu dia menanyakan tentang mantan suaminya meski membicarakan mereka tetap membuat rasa sakit didada Fatimah kembali terasa.

"Dokter pak",jawab Fatimah Lirih tapi masih bisa terdengar oleh pak Hasan yang membuat Pak Hasan reflek mengerem sepeda motornya membuat Fatimah terkejut dengan reaksi pria tua itu.

"Ada apa pak?!",tanya Fatimah dengan melihat kedepan motor mereka karena berpikir pak Hasan mengerem mendadak motornya karena ada sesuatu yang menghalangi perjalanan mereka.

"Jadi mantan suamimu itu dokter Fatimah?!", tanya dengan nada keras membuat Fatimah bingung akan reaksi pak Hasan waktu mendengar pekerjaan mantan suaminya.

"Iya pak Dokter spesialis penyakit dalam dirumah sakit Centra Medika memangnya Bapak kenal?Atau mungkin pernah bertemu dengan dokter Arya Bratasena mantan suami saya itu pak?".

Pak Hasan langsung menggeleng.

"Nggak Fatimah Bapak kan hanya orang kecil bagaimana mungkin bisa kenal dengan orang penting seperti mantan suamimu itu sementara kenal sama tuan Verel saja itu karena Almarhum istri saya pernah bekerja dirumah beliau".

"Oh saya pikir Bapak kenal dengan mantan suami saya karena itu bapak sangat terkejut sampai mengerem motor Bapak secara mendadak waktu saya bilang dia Dokter".

"Hanya nggak nyangka ternyata kamu mantan istri orang kaya karena waktu pertama kali kita bertemu Bapak malah mengira kalau kamu adalah pembantu yang baru dipecat oleh majikannya.Ingat itu Bapak jadi malu padamu".

"Ya Allah ternyata cuma karena itu to pak.

Jangan terlalu dipikirkan pak ,saya juga sudah lupa selain itu dia sekarang sudah menjadi mantan suami saya dan saya juga sekarang memang jadi pembantu dirumah tuan Verel bukan".

"Itu semua gara gara Bapak, seharusnya Bapak nggak menawarkan kamu pekerjaan rendah seperti itu Fatimah karena kan kamu mantan nyonya Dokter".

"Itu benar pak dan jujur saja kalau mengingat hal itu lagi bukannya bangga tapi saya malah merasa sangat kecewa dengan mereka. Karena mentang mentang mereka kaya punya harta dan kedudukan mereka bisa merendahkan orang semau mereka pak.Mereka hanya memandang orang berdasarkan apa yang dimiliki bukan berdasarkan akhlak dan tinggal laku".

"Sepertinya mereka tidak memperlakukan mu dengan baik ya Fatimah?", celetuk pak Hasan.

"Lebih tepatnya mereka semua sudah tega menipu saya pak karena saya hanya perempuan yang berasal dari desa tanpa pendidikan tinggi jadi mereka memandang status saya dan mereka tidak sama".

"Ternyata meski masih muda kamu sudah mengalami banyak hal sulit selama ini".

"Hal yang saya syukuri selama menikah dengan mantan suami saya adalah saya bisa memiliki Aluna meski dia juga diambil paksa dengan cara yang licik pak",ucap Fatimah dengan menyeka airmatanya waktu mengingat putrinya Aluna yang sudah sekitar satu bulan ini tidak pernah dilihatnya sama sekali".

"Semoga saja dengan bantuan tuan Verel kali ini kamu bisa mengambil putrimu lagi Fatimah karena pasti berat harus berpisah dengan anak secara paksa seperti yang kamu alami sekarang ini".

"Iya pak semoga saja Allah persatukan saya dengan Aluna lagi pak karena sejak dia menceraikan saya tujuan saya hanya ingin bisa mengambil kembali putri saya dari mereka pak".

"Semoga saja Fatimah".

Terpopuler

Comments

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

kamu salah memang Fatimah mengapa mau menanda tangani perceraian kamu.,dengan mantan suamimu.

2024-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 1.Awal.
2 2.Menerima Perjodohan.
3 3.Kabar Menyakitkan
4 4.Kenyataan sebenarnya.
5 5.Keputusan Menyakitkan
6 6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7 7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8 8.Menjadi Pembantu.
9 9.Pembantu baru.
10 10.Rencana Fatimah.
11 11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12 12.Harapan Fatimah.
13 13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14 14.Ada Bunda dicana?!
15 15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16 16.Kecurigaan Arya.
17 17.Abah Tau.
18 18.Umi Sakit.
19 19.Rencana Arya.
20 20 Khabar Duka.
21 21.Ditangkap.
22 22.Ditahan.
23 23.Siapa?
24 24.Pengacara Adam.
25 25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26 26.Memberitau Abah Salman.
27 27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28 28.Mencari tau Kebenaran.
29 29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30 30.Menengok kerumah Sakit
31 31.Rencana bertemu Imelda
32 32.Menemui Imelda.
33 33.Membujuk Imelda.
34 34.Mencoba Membuktikan.
35 35. Terenyuh.
36 36.Laporan Dokter Salsa .
37 37.Kecurigaan Imelda.
38 38.Bekerjasama.
39 39. Persetujuan Fatimah.
40 40.Kemarahan Arya
41 41.Dimana Imelda?
42 42.Mulai Terbongkar.
43 43.Surat Penggeledahan.
44 44.Menemukan Imelda.
45 45.Titik Terang.
46 46.Menangkap Arya.
47 47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48 48.Penjelasan Adam.
49 49.Menemui Fatimah.
50 50.Menjemput Aluna.
51 51.Keputusan Terakhir Sidang
52 52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)
53 53.Season 2(Mengejar Cinta Fatimah)
54 54.
55 55.
56 56.
57 57.
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87.
88 88.
89 89.
90 90.
91 91
92 92.
93 93.
94 94.
95 95.
96 96.
97 97.
98 98.
99 99.
100 100.
101 101.
102 102.
103 103.
104 104.
105 105.
106 106. Promosi Novel Baru( SALAH BENIH)
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
122 122.
123 123.
124 124.
125 125.
126 126.
127 127.
128 128.
129 129.
130 130.
131 131.
132 132.
133 133.
134 134.
135 135.
136 136.
137 137.
138 138.
139 139.
140 140.
141 141.
142 142.
143 143.
144 144.
145 145.
146 146.
147 147.
148 148.
149 149.
150 150.
151 151.
152 152.
153 153.
154 154.
155 155.
156 156.
157 157.
158 158.
159 159.
160 160.
161 161.
162 162.
163 163.
164 164.
165 165.
166 166.
167 167
168 168.
169 169.
170 170.
171 171.
172 172.
173 173.
174 174.
175 175.
176 176.
177 177.
178 178.
179 179.
180 180.
181 181.
182 182.
183 183.
184 184.
185 185.
186 186.
187 187.
188 188.
189 189.
190 190.
191 191.
192 192.
193 193.
194 194.
195 195.
196 196.
197 197.
198 198.
199 199.
200 200.
201 201.
202 202.
203 203.
204 204.
205 205.
206 206.
207 207.
208 208.
209 209.
Episodes

Updated 209 Episodes

1
1.Awal.
2
2.Menerima Perjodohan.
3
3.Kabar Menyakitkan
4
4.Kenyataan sebenarnya.
5
5.Keputusan Menyakitkan
6
6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7
7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8
8.Menjadi Pembantu.
9
9.Pembantu baru.
10
10.Rencana Fatimah.
11
11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12
12.Harapan Fatimah.
13
13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14
14.Ada Bunda dicana?!
15
15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16
16.Kecurigaan Arya.
17
17.Abah Tau.
18
18.Umi Sakit.
19
19.Rencana Arya.
20
20 Khabar Duka.
21
21.Ditangkap.
22
22.Ditahan.
23
23.Siapa?
24
24.Pengacara Adam.
25
25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26
26.Memberitau Abah Salman.
27
27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28
28.Mencari tau Kebenaran.
29
29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30
30.Menengok kerumah Sakit
31
31.Rencana bertemu Imelda
32
32.Menemui Imelda.
33
33.Membujuk Imelda.
34
34.Mencoba Membuktikan.
35
35. Terenyuh.
36
36.Laporan Dokter Salsa .
37
37.Kecurigaan Imelda.
38
38.Bekerjasama.
39
39. Persetujuan Fatimah.
40
40.Kemarahan Arya
41
41.Dimana Imelda?
42
42.Mulai Terbongkar.
43
43.Surat Penggeledahan.
44
44.Menemukan Imelda.
45
45.Titik Terang.
46
46.Menangkap Arya.
47
47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48
48.Penjelasan Adam.
49
49.Menemui Fatimah.
50
50.Menjemput Aluna.
51
51.Keputusan Terakhir Sidang
52
52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)
53
53.Season 2(Mengejar Cinta Fatimah)
54
54.
55
55.
56
56.
57
57.
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87.
88
88.
89
89.
90
90.
91
91
92
92.
93
93.
94
94.
95
95.
96
96.
97
97.
98
98.
99
99.
100
100.
101
101.
102
102.
103
103.
104
104.
105
105.
106
106. Promosi Novel Baru( SALAH BENIH)
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.
122
122.
123
123.
124
124.
125
125.
126
126.
127
127.
128
128.
129
129.
130
130.
131
131.
132
132.
133
133.
134
134.
135
135.
136
136.
137
137.
138
138.
139
139.
140
140.
141
141.
142
142.
143
143.
144
144.
145
145.
146
146.
147
147.
148
148.
149
149.
150
150.
151
151.
152
152.
153
153.
154
154.
155
155.
156
156.
157
157.
158
158.
159
159.
160
160.
161
161.
162
162.
163
163.
164
164.
165
165.
166
166.
167
167
168
168.
169
169.
170
170.
171
171.
172
172.
173
173.
174
174.
175
175.
176
176.
177
177.
178
178.
179
179.
180
180.
181
181.
182
182.
183
183.
184
184.
185
185.
186
186.
187
187.
188
188.
189
189.
190
190.
191
191.
192
192.
193
193.
194
194.
195
195.
196
196.
197
197.
198
198.
199
199.
200
200.
201
201.
202
202.
203
203.
204
204.
205
205.
206
206.
207
207.
208
208.
209
209.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!