"Masakannya hari ini enak sekali siapa yang masak ma?",tanya Verel dengan menyelesaikan suapan terakhirnya.
"Pembantu baru kita pa",jawab Ayana dengan melakukan hal yang sama seperti sang suami karena seperti kata suaminya masakan Fatimah sangat enak.
"Pembantu baru?Kamu memperkerjakan pembantu lagi?".
"Iya pa karena kan sekarang aku sedang hamil dan kalau hanya Aminah saja dia akan kerepotan kalau harus mengurus rumah dan menjaga Dimas karena itu aku memperkerjakan seorang pembantu lagi".
"Oh itu tidak masalah kok ma.Apalagi kalau pembantu baru kita yang sekarang pinter masak kaya gini papa jadi ingin sering makan dirumah".
Ayana langsung senang mendengarnya karena memang selama ini Verel suaminya itu jarang makan dirumah dan pulang pun tidak setiap hari alasannya karena banyak pekerjaan nya yang menumpuk dikantor jadi dia harus lembur dan Ayana merasa kesal dengan sikap suaminya itu bahkan setelah dia hamil lagi sikap Verel juga tidak berubah jadi dia tadi merasa sedikit heran waktu Verel bilang mau pulang untuk makan siang dirumah lalu setelahnya juga memuji masakan Fatimah yang berarti mulai sekarang Verel akan lebih perhatian padanya.
"Kalau begitu akan aku suruh si Fatimah masak setiap hari mulai sekarang asal papa janji pulang tepat waktu untuk makan".
"Iya papa akan usahakan kalau misalnya nggak bisa pulang mama antar saja makanan papa kekantor juga boleh''.
"Hah papa serius?!Mau mama bawakan makanan dari rumah setiap hari kekantor?".
"Iya pokoknya papa akan makan kalau itu pembantu kita ini yang masak karena masakannya benar benar enak ma".
"Ya udah kalau begitu mulai besok setiap siang akan mama suruh dia masak lalu mama antarkan kekantor papa".
"Nggak harus kamu juga nggak papa ma,suruh saja dia yang mengantar karena kan kamu sedang hamil sekarang aku khawatir kamu akan capek kalau harus pergi kekantorku sendiri".
"Nggak!mama akan ngantar makan siang papa kekantor sendiri sekalian mau tau keadaan kantor papa sekarang", jawab Ayana ketus.
"Ya udah kalau begitu,sekarang papa balik kekantor dulu ya ma karena siang ini ada rapat dengan para pengacara lain".
"Iya pulang jangan malam malam ya pa",pesan Ayana dengan berdiri bermaksud mengantar suaminya pergi kekantor.
"Fatimah!",teriak Ayana setelah suaminya pergi.
Dengan tergesa gesa Fatimah keluar dari kamar mendengar teriakan Ayana padanya.
"Iya nyonya",jawabnya dengan berjalan mendekat kearah Ayana.
"Bereskan meja makan lalu bersihkan rumah termasuk kamar tidurku tapi hati hati jangan sampai kau macam macam waktu membersihkan kamar tidurku!",perintah Ayana yang dijawab anggukan oleh Fatimah.
"Baik nyonya".
"Oh iya malam ini masak yang enak seperti tadi lalu mulai besok kalau siang kau juga harus masak karena mas Verel minta dibawakan bekal makan siang kekantor".
"Baik nyonya akan saya lakukan".
"Sekarang kerjakan pekerjaanmu karena aku mau keluar,oh iya kalau Dimas pulang sampaikan sama Minah untuk menidurkannya supaya nanti malam nggak rewel",perintah Ayana lagi yang diangguki oleh Fatimah.
Setelah itu Ayana pergi dan tak lama terdengar suara mobil meninggalkan rumah itu.
"Huffft,akhirnya aku sendirian", gumamnya dengan mulai membereskan pekerjaannya agar nyonya barunya itu tidak emosi lagi.
"Tapi belum selesai Fatimah membereskan pekerjaannya tiba tiba dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumah lagi membuat Fatimah yang saat itu sedang membereskan kamar tidur Ayana bermaksud langsung keluar karena berpikir Ayana yang pulang dan dia takut majikan perempuannya itu ngomel lagi tapi waktu dia tiba didepan pintu dia terkejut karena yang berdiri didepan pintu kamar bukan Ayana melainkan seorang pria berusia sekitar 40 tahun yang berpenampilan rapi.
"Eh...".
Fatimah terkejut dan langsung reflek mundur kebelakang karena pria itu bermaksud masuk kedalam kamar tapi begitu melihat Fatimah langsung berhenti.
"Kamu?",tanyanya dengan menunjuk kearah Fatimah dengan pandangan menelisik.
"Saya Fatimah pembantu baru dirumah ini tuan",sapa Fatimah dengan menunduk.
"Oo... jadi kamu pembantu baru dirumahku".
"Iya tuan",jawab Fatimah bermaksud keluar dari dalam kamar Karena khawatir ada yang melihat mereka sekarang dan akan berpikir tidak baik.
"Lalu kenapa kamu ada dikamarku?",tanya Verel dengan tatapan penuh selidik kearah Fatimah membuat Fatimah merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh seorang pria yang baru ditemuinya.
"Saya diperintahkan nyonya untuk membersihkan kamar anda tuan".
"Oh..lalu kemana istriku pergi? kenapa dia tidak ada padahal aku belum pergi lebih dari dua jam dari rumah?",tanyanya masih dengan tatapan menelisik kearah Fatimah.
"Maaf saya tidak tau tuan sekarang saya mau permisi untuk membereskan pekerjaan saya yang lain".
Fatimah bermaksud pergi meninggalkan Verel tapi segera dicegah lagi oleh Verel.
"Tunggu Fatimah".
Fatimah langsung menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Verel.
"Ya tuan".
"Meski istriku sudah menyetujuimu bekerja dirumah ini tapi aku baru sekarang bertemu dengan mu jadi sebagai tuan rumah aku perlu tau tentang dirimu".
"Maksud tuan?",tanya Fatimah tidak mengerti kenapa pria didepannya ini menanyakan jati dirinya padahal istrinya tadi pagi sudah menginterogasinya panjang lebar atau karena itu kebiasaannya karena profesinya pengacara.
"Hanya untuk berjaga jaga karena aku tidak ingin salah menerima orang yang bekerja dirumahku".
"Lalu anda ingin bertanya apa pada saya tuan?",tanya Fatimah mulai merasa kesal karena seolah pria itu sedang mencoba mengintrogasi ya.
"Biodatamu secara umum yang pertama".
"Maksud anda nama saya dan asal saya begitu?".
"Ya".
"nama saya Fatimah tuan dan itu sudah saya katakan pada nyonya Ayana tadi sebelum beliau menerima saya".
"Selain itu?",tanyanya dengan tatapan semakin menyelidik yang membuat Fatimah sedikit risih.
"Saya berasal dari kampung tuan".
"Kampung, lalu statusmu?".
"Maksud anda tuan?".
"Melihat penampilanmu kalau dikampung pasti sudah menikah".
"Saya janda",jawab Fatimah dengan wajah muram.
"Janda?",tanyanya lagi dengan semakin menatap Fatimah seolah sedang menilai.
membuat Fatimah ingin pergi dari hadapan pria itu.
"I..iya tuan saya sudah janda",terang Fatimah lagi.
"Tapi masih sangat cantik",jawab Verel lirih.
Fatimah bermaksud menjawab pernyataan pria itu tapi urung Karena mendengar suara mobil lain yang berhenti didepan rumah.
"Maaf tuan sepertinya ada yang datang saya permisi kebelakang dulu mau menyelesaikan pekerjaan saya".
"Iya lain kali kita ngobrol lagi Fatimah",jawab Verel dan Fatimah bergegas pergi dari sana karena dia sudah mendengar suara anak kecil berteriak masuk rumah dengan riang yang diyakininya sebagai putra majikannya Dimas bersama Aminah dan supir mereka yang khusus mengantar Dimas sekolah.
Sampai didapur Fatimah segera duduk dikursi untuk menenangkan diri nya setelah bicara dengan Verel.
"Ya Allah tolong lindungilah hamba dari orang orang yang punya niat buruk pada hamba",doanya dalam hati mengingat bagaimana majikan prianya tadi menantapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
fatimah usahakan terus terang sama isterinya dulu apa maksudmu yang sebenarnya.
2024-08-05
0
Happyy
😎😎
2023-08-13
0
Bunda Salma
next thor ...
2023-03-13
0