"Kenapa kamu duduk disini sendiri Arya?",tanya ibu Ratih waktu melihat pria itu merokok sendiri diteras rumah sementara saat itu hati sudah cukup malam.
"Nggak papa kok Bu,hanya sedang ingin merokok saja karena kalau didalam tidak bisa takut asapnya mengganggu Aluna dan Imelda karena itu aku sengaja duduk diluar".
" Oh iya tadi Kalian dari mana kenapa sore baru pulang bersama Aluna.Apa dia kamu ajak ke Rumah sakit lebih dulu?".
Arya menggeleng.
" Nggak Bu.Aku tadi tidak kembali lagi kerumah sakit setelah menjemput Aluna disekolah hari ini Bu tapi pergi kewahana bermain bersama Aluna dan Imelda".
"Kewahana bermain?Tapi ini kan bukan akhir pekan Arya? Memangnya nggak mengganggu pekerjaanmu sekarang yang sebagai kepala dokter bedah".
"Aku terpaksa Bu karena Imelda yang minta mengajak kesana karena tadi Aluna sempat merajuk parah setelah pulang dari sekolah".
"Merajuk?Tapi kenapa? Bukankah sudah lama dia nggak merajuk seperti itu lagi.Apa masalahnya sampai dia seperti itu lagi?".
"Fatimah Bu",jawab Arya dengan menatap kosong kehalaman rumah barunya itu, saat mengatakan nama mantan istrinya barusan.
"Fatimah?Ada apa dengan perempuan miskin itu? Bukankah dia sudah pulang kekampungnya Arya?".
"Mungkin".
"Mungkin?Apa maksudmu mungkin? ".
"Aluna menangis sambil ngamuk tadi saat pulang sekolah karena dia melihat Fatimah didekat sekolahnya".
"Apa?!",tanya sadar ibu Arya berteriak cukup keras waktu mendengar apa yang dikatakan putranya.
"Bu jangan keras keras nanti Imelda bisa mendengar!",tegur Arya dengan menoleh kedalam rumah khawatir istrinya yang berada dikamar mendengar pembicaraan mereka sekarang.
"Oh maaf ibu tadi sangat terkejut jadi tanpa sadar sedikit keras bicaranya.
"Jadi apa benar Fatimah menemui Aluna kesekolah tadi bukannya dia sudah pulang kekampungnya waktu itu Arya?".
"Entahlah Bu,tapi tadi sekilas aku memang seperti melihat Fatimah berdiri dibawah pohon yang ada dekat gerbang sekolah Aluna'',terang Arya dengan suara lirih karena khawatir akan bisa didengar oleh Imelda.
"Apa?!",lagi lagi ibu Ratih tersentak mendengar apa yang diucapkan Arya padanya tapi segera menutup mulutnya karena khawatir didengar oleh menantunya.
"Karena itu aku sekarang merasa bingung juga khawatir kalau yang kulihat itu tadi Fatimah Bu",terang Arya dengan menghembuskan asap rokok ditangannya keudara untuk membuat dirinya merasa lega.
"Memangnya kenapa kalau itu tadi Fatimah Arya!Kalau memang dia,kamu dan Imelda kan bisa mengusirnya atau melaporkannya ke pihak sekolah Aluna bahwa ada perempuan jahat yang akan menculik Aluna".
"Masalahnya bukan hanya itu Bu tapi aku khawatir kalau sampai Imelda tau bahwa ternyata Fatimah masih berada di kota ini dan masih berusaha menemui Aluna sementara dia sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk bisa mengambil Aluna dari Fatimah waktu itu".
"Lalu apa yang akan kamu lakukan Arya untuk memastikan apakah Fatimah masih berada dikota atau sudah pulang kekampungnya?".
Arya menghela nafas keras.
"Jujur saja Arya bingung Bu.Apakah ibu ada saran apa yang harus aku lakukan untuk merasa yakin kalau perempuan yang aku lihat tadi itu adalah Fatimah".
"Bagaimana kalau kamu meminta kepada pihak sekolah untuk melihat Cctv hari ini dengan alasan ada orang yang berusaha menculik Aluna".
"Kalau seperti itu Imelda akan tau Bu dan aku tidak ingin Imelda mengetahui hal ini lalu dia jadi cemas berlebih ".
"Lalu?".
"Sebenarnya aku berniat memastikan sendiri dengan pergi ke kampung halaman Fatimah tapi ibu tau bukan aku sangat sibuk dirumah sakit sejak menjadi kepala dokter spesialis dalam jadi bisakah ibu sama Bapak melakukannya untukku".
"Maksudmu Arya?".
"Tolong ibu dan Bapak pergi ke kampung Fatimah untuk menanyakan keberadaannya pada kedua orang tuanya".
"Apakah harus sampai seperti itu Arya?".
"Tolong ya Bu,ini semua juga demi kita.Aku nggak ingin Imelda tidak percaya lagi padaku seperti dulu Bu dan aku juga tau ibu pasti tidak ingin masalah dulu dengan Imelda terulang lagi".
Bu Ratih menghela nafas mendengar ucapan Arya dan tanpa sadar ingatannya kembali ke kejadian 5 tahun lalu saat kedua orang tua Imelda masih hidup.
"Saat itu kamu memang salah karena menghianati Imelda yang sedang berjuang melawan sakitnya sementara keluarganya sudah mempercayakan Imelda padamu Arya".
"Arya akui Arya salah Bu sudah menghianati Imelda dengan setuju menikahi Fatimah yang dijodohkan ayah karena melihat wajah Fatimah yang lebih cantik dari Imelda meski dia hanya perempuan yang berasal kampung".
"Lalu ternyata setelah menikah dengan Fatimah kariermu tetap tidak ada perubahan bukan, karena Fatimah hanya punya wajah cantik saja tanpa bisa membantu kariermu selama 5tahun ini lalu ternyata kamu mulai tergoda lagi bukan dengan Imelda yang kembali dengan tawaran menggiurkannya".
"Iya...karena aku lelah Bu selama bertahun tahun hanya menjadi dokter biasa dan saat dia memberikan penawaran sebesar itu tentu saja aku tergoda".
"Itu bukan murni salahmu Arya tapi salah ayahmu yang terlalu baik dengan keluarga Fatimah untung saja ibu cepat menahanmu yang ingin meresmikan pernikahan kalian waktu itu karena merasa kalau kamu tidak akan bisa bertahan lama bersama perempuan kampung itu".
"Jadi supaya Imelda percaya kalau aku tidak punya hubungan dengan Fatimah lagi tolong ibu dan Bapak bantu aku menyelesaikan masalah ini bu, karena karierku sekarang tergantung dari kepercayaan Imelda padaku Bu.Aku ingin karierku bukan hanya berhenti di dokter kepala penyakit dalam saja,tapi aku ingin sampai menjadi direktur utama rumah sakit itu bu ".
"Baiklah akan ibu lakukan besok".
Mendengar ibu Ratih setuju pergi ke kampung Fatimah tanpa sadar Arya menarik nafas lega.
Dia sudah banyak berkorban untuk sampai ketitik ini dan berniat terus naik kepuncak dengan mengorbankan Fatimah dan Aluna dan dia tidak ingin sampai Fatimah mengganggu hidupnya lagi selamanya meski dia tadi sempat merasa berdebar waktu melihat sosok Fatimah yang berdiri ditempat yang cukup tertutup dari pandangan..
"Kalau begitu aku tidur sekarang Bu.Ibu dan Bapak bisa pergi besok kekampungnya".
"Iya sekarang istirahatlah biar ibu dan bapakmu yang menyelesaikan masalah ini".
Arya lalu masuk kedalam kamarnya setelah pembicaraan nya dan nyonya Ratih mencapai kesepakatan.
**
"Mas dari mana ?",tanya Imelda yang terbangun karena mendengar ranjang disampingnya bergerak yang menandakan ada seseorang yang ikut berbaring disampingnya.
"Aku baru merokok diluar",jawab Arya dengan menarik Imelda kedalam pelukannya.
"Dengan siapa?",tanya Imelda penasaran.
"Sendiri lalu ibu tadi datang menghampiri ku untuk bilang kalau besok ibu sama Bapak harus pergi ketempat saudara mereka diluar kota".
"Ooo',jawab Imelda lalu kembali memejamkan matanya tanpa banyak bertanya lagi karena dia masih sangat mengantuk.
Mohon like dan koment kalian reader 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Morna Simanungkalit
Arya kau dan ibumu memang amat jahat tak punya perasaan .
2024-08-06
0
Ermayulis Ermayulis
Ibu dan anak sama jahat nya
2023-08-20
0
Sulaiman Efendy
TERNYATA IBU SI ARYA INI WANITA IBLIS..
2023-05-29
0