15. Sikap Aminah yang keterlaluan

"Makasih sudah menemani dan mengantar saya hari ini pak Hasan",ucap Fatimah dengan turun dari motor pak Hasan setelah mereka sampai didepan pagar rumah Majikannya.

"Ya Fatimah, kalau kamu ada perlu mau pergi kemana mana, hubungi saja aku lagi ya nanti. Aku akan mengantarmu",jawab Pak Hasan yang diangguki oleh Fatimah.

"Iya pak Hasan itu pasti karena bapak sudah seperti pengganti Abah saya",jawab Fatimah lalu melambai pada pak Hasan yang sudah menjalankan motor bebek tuanya meninggalkan depan rumah Verel.

Setelah pak Hasan tidak lagi terlihat Fatimah baru berjalan masuk kedalam rumah Majikannya yang terlihat sepi seperti dia berangkat tadi padahal saat itu hari sudah cukup sore.

Tapi begitu sampai didalam rumah Fatimah terkejut karena Aminah berdiri didepan kamar yang ditempati nya selama ini dengan ekspresi wajah kesal.

Fatimah baru bermaksud menegur perempuan bertubuh subur itu sebagai basa basi tapi ternyata dia lebih dulu menegur Fatimah dengan nada ketus.

"Dari mana kamu jam segini baru kembali Fatimah!",tegur Minah dengan melihat kearah penampilan Fatimah yang hari itu mengenakan gamis polos sederhana yang dipadu dengan kerudung instan warna senada.

"Oh tadi saya baru pergi kerumah paman Hasan mbak Minah",jawab Fatimah masih bersikap sopan meski dia tidak suka dengan sikap yang ditunjukan Aminah padanya sekarang,tapi dia tidak ingin mencari masalah dengan perempuan itu hanya karena masalah sepele seperti ini.

" Kenapa jam segini baru kembali kerumah.Kamu lupa apa posisimu disini ya!?".

"Maaf mbak tapi tadi saya sudah pamit sama pak Parman dan dia juga yang menelponnya paman Hasan untuk datang menjemput saya kerumah ini".

"Tapi tadi nyonya Ayana mencarimu dan karena kamu pergi tidak bilang padaku jadi aku tidak bisa mengatakan kamu pergi kemana pada nyonya Ayana!".

"Apa kalau lain kali kalau saya ingin pergi bersama paman Hasan juga harus bilang dulu dengan mbak Minah?".

"Tentu saja karena kalau nyonya Ayana atau tuan Verel tidak ada dirumah.Rumah ini menjadi tanggung jawabku",jawabnya dengan nada pongah membuat Fatimah sebenarnya kesal tapi masih mencoba menahannya mengingat dia masih butuh bantuan pemilik rumah ini untuk mengambil putrinya dari tangan mantan suaminya dan istri barunya.

"Baiklah lain kali saya akan bilang pada mbak Minah kalau saya akan pergi dari rumah untuk bertemu paman Hasan".

"Iya itu harus!".

"Kalau begitu saya masuk kedalam kamardulu ya mbak mau istirahat".

Setelah mengatakan itu Fatimah bermaksud masuk kedalam kamarnya dengan mengambil anak kunci dari tas tangan yang dipakainya tapi kembali dicegah oleh Aminah.

"Tunggu Fatimah!",tahannya yang membuat Fatimah kembali menoleh kepada perempuan bertubuh tambun itu.

"Ada apa lagi Mbak Aminah saya ingin mandi lalu sholat dan beristirahat karena besok pagi saya harus bekerja lagi".

"Kamu belum membuat makan malam untuk kami Fatimah",jawabnya membuat Fatimah bingung.

"Bukankah sepertinya nyonya dan tuan tidak ada dirumah lalu kenapa saya harus membuat makan malam, nanti siapa yang akan memakannya".

"Tentu saja kami".

"Kami?".

"Aku dan Parman karena meski tuan dan nyonya Verel tidak pulang kerumah kami berdua tetap butuh makan malam dan sekarang cepat kamu masakkan makan malam untuk kami ".

Mendengar itu Fatimah langsung mengurungkan niatnya yang akan masuk kedalam kamar nya lalu membalikkan badan menoleh kearah Aminah.

"Kami,siapa Mbak?!",tanyanya dengan nada penuh penekanan pada perempuan bertubuh tambun itu.

"Tentu saja aku dan Parman siapa lagi bukankah tuan dan nyonya sedang tidak ada dirumah sekarang!",balas Aminah ketus.

"Tapi saya rasa itu bukan tugas saya sebagai pembantu dirumah ini mbak".

"Tentu saja itu tugasmu karena kamu bekerja dirumah ini bersama kami".

Fatimah menghela nafas cukup keras karena merasa kali ini Aminah sudah cukup keterlaluan padanya.

"Mbak Aminah saya memang bekerja sebagai pembantu dirumah ini baru satu bulan sementara mbak Minah dan pak Parman sudah lebih lama dari saya.Tapi saya rasa posisi kita tetap sama karena yang membayar gajih kita adalah tuan dan nyonya Ayana.Jadi bisakah mbak menganggap saya sebagai teman bukan seperti pembantu bagi kalian".

"Apa maksud ucapanmu Fatimah?!".

"Tidak ada maksud apapun mbak, saya mengatakan ini karena saya merasa memasakkan makan malam untuk mbak Minah dan pak Parman itu bukan tugas wajib saya.Tugas saya adalah apa yang diperintahkan oleh nyonya dan tuan Verel yang sudah membayar jasa saya, mbak Minah juga pak Parman".

"Beraninya kamu bicara begitu padaku Fatimah! Kamu tidak tau siapa aku!Aku bisa membuatmu kehilangan pekerjaan ini kalau kamu berani menentang perintahku karena aku adalah orang kedua yang harus kamu hormati dirumah ini!".

Mendengar apa yang dikatakan Minah Fatimah sama sekali tidak merasa takut karena dia tau Aminah tipe orang yang berusaha memanfaatkan dirinya yang dipikirnya lemah selama ini karena beberapa kali sempat mau diperintahnya untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab perempuan itu.

"Mbak Aminah saya rasa kali ini mbak sudah keterlaluan bersikap dengan saya. Selama ini saya bersedia membantu mbak melakukan pekerjaan mbak karena saya ingin kita punya hubungan baik sebagai orang yang bekerja dirumah yang sama.Saya hanya menolak perintah yang bukan pekerjaan saya pada mbak tapi mbak bereaksi sekeras itu pada saya dengan mengancam saya".

"Mengancam?Aku tidak mengancam kamu aku hanya ingin minta tolong kamu memasakkan makan malam untuk...".

"Saya sudah beberapa kali melakukan itu untuk mbak dan sebagai teman kerja saya rasa itu cukup".

"Kamu...".

"Maaf mbak saya lelah dan ingin istirahat jadi saya permisi untuk masuk kedalam kamar saya dulu".

Setelah mengatakan itu Fatimah lalu membuka pintu kamarnya tanpa memperdulikan Aminah yang menjadi semakin marah padanya.

"Apa yang membuatmu berani bersikap sangat sombong seperti itu padaku!".

"Nggak ada mbak saya hanya bicara sesuai dengan kenyataan.Maaf kalau mbak merasa tersinggung dengan apa yang saya katakan barusan".

"Maaf?...apa maksud ucapanmu itu?Apa karena kamu masih muda dan cantik jadi kamu berniat berkuasa dirumah ini!".

"Tentu saja nggak mbak".

"Aku tidak percaya hal itu Fatimah.Aku yakin kalau kamu bekerja dirumah ini karena punya maksud tersembunyi".

Seketika dia berbalik lagi menghadap kearah Aminah yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal.

"Apa maksud mbak bicara seperti itu pada saya".

"Kamu jangan munafik Fatimah kamu bekerja dirumah ini karena berniat untuk menggoda tuan Verel bukan?!".

"Astaghfirullahaladzim mbak Minah,saya tidak pernah punya niat seperti itu pada tuan Verel.Saya ingin bekerja dengan sungguh sungguh dirumah ini mbak".

"Itu hanya alasanmu saja Fatimah dasar Janda genit dan tak tau diri. Orang miskin aja sombong kamu Fatimah".

"Plakkk!!".

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DAPAT LIMA JARI TU SI AMINAH DARI FATIMAH , NAMA BOLEH2, AMINAH, NMA IBUNDA BAGINDA RASULULLAH.. TPI AMINAH YG INI KLAKUANNYA KYK IBLIS

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 1.Awal.
2 2.Menerima Perjodohan.
3 3.Kabar Menyakitkan
4 4.Kenyataan sebenarnya.
5 5.Keputusan Menyakitkan
6 6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7 7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8 8.Menjadi Pembantu.
9 9.Pembantu baru.
10 10.Rencana Fatimah.
11 11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12 12.Harapan Fatimah.
13 13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14 14.Ada Bunda dicana?!
15 15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16 16.Kecurigaan Arya.
17 17.Abah Tau.
18 18.Umi Sakit.
19 19.Rencana Arya.
20 20 Khabar Duka.
21 21.Ditangkap.
22 22.Ditahan.
23 23.Siapa?
24 24.Pengacara Adam.
25 25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26 26.Memberitau Abah Salman.
27 27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28 28.Mencari tau Kebenaran.
29 29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30 30.Menengok kerumah Sakit
31 31.Rencana bertemu Imelda
32 32.Menemui Imelda.
33 33.Membujuk Imelda.
34 34.Mencoba Membuktikan.
35 35. Terenyuh.
36 36.Laporan Dokter Salsa .
37 37.Kecurigaan Imelda.
38 38.Bekerjasama.
39 39. Persetujuan Fatimah.
40 40.Kemarahan Arya
41 41.Dimana Imelda?
42 42.Mulai Terbongkar.
43 43.Surat Penggeledahan.
44 44.Menemukan Imelda.
45 45.Titik Terang.
46 46.Menangkap Arya.
47 47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48 48.Penjelasan Adam.
49 49.Menemui Fatimah.
50 50.Menjemput Aluna.
51 51.Keputusan Terakhir Sidang
52 52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1.Awal.
2
2.Menerima Perjodohan.
3
3.Kabar Menyakitkan
4
4.Kenyataan sebenarnya.
5
5.Keputusan Menyakitkan
6
6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7
7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8
8.Menjadi Pembantu.
9
9.Pembantu baru.
10
10.Rencana Fatimah.
11
11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12
12.Harapan Fatimah.
13
13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14
14.Ada Bunda dicana?!
15
15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16
16.Kecurigaan Arya.
17
17.Abah Tau.
18
18.Umi Sakit.
19
19.Rencana Arya.
20
20 Khabar Duka.
21
21.Ditangkap.
22
22.Ditahan.
23
23.Siapa?
24
24.Pengacara Adam.
25
25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26
26.Memberitau Abah Salman.
27
27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28
28.Mencari tau Kebenaran.
29
29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30
30.Menengok kerumah Sakit
31
31.Rencana bertemu Imelda
32
32.Menemui Imelda.
33
33.Membujuk Imelda.
34
34.Mencoba Membuktikan.
35
35. Terenyuh.
36
36.Laporan Dokter Salsa .
37
37.Kecurigaan Imelda.
38
38.Bekerjasama.
39
39. Persetujuan Fatimah.
40
40.Kemarahan Arya
41
41.Dimana Imelda?
42
42.Mulai Terbongkar.
43
43.Surat Penggeledahan.
44
44.Menemukan Imelda.
45
45.Titik Terang.
46
46.Menangkap Arya.
47
47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48
48.Penjelasan Adam.
49
49.Menemui Fatimah.
50
50.Menjemput Aluna.
51
51.Keputusan Terakhir Sidang
52
52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!