Perdebatan

~Jangan menilai buah hanya dari tampilan luarnya, karena belum tentu daging buahnya akan mulus dan tidak busuk di dalamnya~

Senyum terus mengembang di sudut bibir Heru, sementara istrinya mulai menata meja makan. Sedangkan Helen dan Kevin mulai menarik kursi menunggu hidangan yang disiapkan oleh perempuan paruh baya itu..

Heru menarik tangan Keisha untuk duduk di sebelah kursinya. Dalam pikirannya perempuan itu masih bertanya-tanya, sebenarnya apa yang telah direncanakan oleh Ayahnya sampai mengatakan bahwa dia akan menikah?

"Makanlah yang banyak sayang, sebelum calon suamimu datang. Kamu sudah jarang sekali makan siang bersama kami. Jadi sekarang nikmatilah masakan Ibumu, dan kenyangkan perutmu," tutur Ayahnya lembut sembari menatap dalam putri sulungnya.

Melihat perlakuan Ayahnya padanya, Keisha jadi merasa bersalah karena telah mengabaikannya selama ini. Jadi perempuan itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas perintah Heru.

Selang beberapa menit Bi Asih datang tergupuh-gupuh menghampiri mereka, dia menyampaikan berita bahwa ada seseorang yang sedang mencari Tuan Besar di luar.

Ayah langsung meletakkan sendoknya dan berlalu pergi bersama Bi Asih, sementara Ibu dan Helen saling pandang menatap Keisha, Mereka berdua mengumbar senyum.

"Ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Keisha penuh selidik.

"Calon menantu Ibu sudah datang," kata Ibu dengan senyum termanis di bibirnya.

"Kakak Ipar sudah datang, aku akan menyiapkan buah untuknya," sambung Helen dengan tatapan berbinar-binar. Helen bergegas menuju dapur untuk melaksanakan apa yang barusan dia katakan.

Tidak butuh waktu lama, Ayah kembali ke meja makan ditemani dengan seorang pria berawakan tinggi tegap dengan setelan jas kantornya. "Keisha, kemarilah sambut calon suamimu," panggil Ayah halus padanya.

Namun yang dipanggil hanya mematung tanpa bergerak dari posisi duduknya. Keisha masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan, Ayah benar-benar mencarikan dia seorang suami.

"Mungkin putriku masih merasa canggung denganmu, karena kalian baru bertemu. Lebih baik kita makan siang dulu, nanti setelah kita makan kalian bisa mulai saling mengenal."

Perkataan Ayah dibalas dengan anggukan dari pria itu, dia ikut bergabung di meja makan dan duduk tepat dihadapan Keisha. Perempuan itu mengamati pria itu sesaat, dia dapat melihat garis wajahnya yang tegas dan hidungnya yang mancung.

"Kak Kei tidak baik memandang calon suamimu seperti itu. Dia akan ketakutan," tegur Helen dari belakang dengan membawa piring berisi potongan buah dan secangkir susu untuknya. Mendegar teguran adiknya Keisha kembali memakan makananannya.

"Makanlah yang banyak, anggaplah ini rumahmu sendiri." Ibu menaruh satu sendok nasi berukuran besar di piring pria itu yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.

"Terimakasih, Bibi terlalu baik." Ucap pria itu membalas perlakuan wanita paruh baya tersebut seraya tersenyum.

Setelah lebih dari sepuluh menit mereka menyantap makanan, Heru mulai membuka suara dan membuat semua keluarga memperhatikannya.

"Kei, dia adalah teman bisnis Ayah. Namanya Doni, kami memulai kerjasama satu bulan yang lalu. Kebetulan waktu itu Ayah sedang melakukan kunjungan bisnis di Surabaya, dan bertemu dengannya."

Jelas Heru mencoba memperkenalkan pria itu kepada putrinya. Keisha hanya mendengarkannya tanpa ada niat untuk bertanya lebih lanjut kepada Ayahnya.

"Doni adalah pria yang baik, dia memiliki usaha yang bisa dibilang cukup maju. Meskipun dia seorang duda dan sudah mempunyai anak, dia masih berumur 37 tahun dan tidak terpaut jauh dengan usiamu." sambung Heru lagi.

"Istrinya meninggal tepat setelah melahirkan putrinya, sehingga dia harus merawat putrinya seorang diri. Meski begitu, dia tidak pernah membuat putrinya merasa kekurangan akan kasih sayang orang tua." Heru menarik napas sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Ayah sudah bertemu dengan putrinya, dia gadis yang lucu. Umurnya baru lima tahun, dan dia membutuhkan seorang Ibu. Oleh karena itu, Ayah menawarkan lamaran untukmu padanya dan dia menerimanya. Kamu tidak perlu khawatir, Ayah sudah mengatur semuanya," jelas Ayahnya panjang lebar.

Keisha hanya kembali terdiam tidak mampu berkata-kata. Dia mencerna penjelasan dari Ayahnya dan menilai bahwa pria di hadapannya ini adalah pria yang baik. Terlebih saat dia mendengar bahwa pria itu membesarkan putrinya seorang diri.

"Ayah, Ibu, Aku dan Kevin ada urusan sebentar. Kami harus pergi terlebih dahulu," kata Helen secara tiba-tiba memecah keheningan dan bergegas menarik tangan Kevin untuk mengikutinya naik ke lantai atas.

"Ah iya, Ibu juga baru ingat. Kalau Ibu belum mematikan kompor, jadi Ibu pergi dulu ke dapur. Kalian lanjutkan makannya."

Setelah kepergian Ibu dan Helen, Ayah juga ikut pergi dan berkata bahwa dia ingin memberikan waktu bagi mereka berdua untuk mengobrol.

Suasana berubah menjadi hening seketika di meja makan, hanya suara sendok dan garpu saja yang terdengar karena bergesekan dengan permukaan piring saat menyendok nasi.

Sudah lebih dari lima menit mereka berdua hanya memakan makanan di piring tanpa ada percakapan sedikitpun. Sampai pria itu tiba-tiba menghentikan aktivitasnya dan mulai memandang Keisha.

"Aku dengar dari Pak Heru bahwa Nona Keisha mendirikan perusahaan sendiri, dan bisnis yang Nona jalankan berkembang pesat sampai ke keluar negeri," ucap Doni memulai percakapan.

"Ayah hanya melebih-lebihkan. Saya hanya menjalankan usaha saya sepenuh hati, karena saya menyukainya." Kata Keisha seraya melirik Doni sekilas.

"Nona terlalu rendah diri, saya merasa kagum kepada Nona," pujinya dengan melihat manik matanya yang hitam legam.

Keisha yang dipandang demikian merasa tidak enak, jadi perempuan itu hanya mengabaikannya dan menyibukkan diri dengan meminum habis segelas air putih.

"Saya juga sering melihat Nona Keisha di majalah pebisnis muda, Anda masuk jajaran pengusaha dalam industri perhiasan yang produk pasarannya menguasai sebagian besar pasar saham Asia," ujar Doni lagi dengan tetap memandang lekat dirinya.

"Itu hanya berita, pada nyatanya bisnis saya masih perlu dikembangkan lagi."

"Menurut saya, Nona sudah sangat bekerja keras. Jadi Nona dapat beristirahat untuk sementara waktu, bukankah lebih baik kalau Nona mulai menghabiskan waktu bersama keluarga?"

"Saya masih belum memikirkan itu."

Suasana menjadi hening sesaat, Doni berhenti sejenak dan meneguk segelas air putih. Kemudian dia mulai memandang ke arah calon istrinya lagi.

"Apa setelah menikah Nona masih menjalankan bisnis Nona?"

"Tentu, selagi saya masih mampu."

"Kenapa Nona tidak membiarkan suami Nona yang mengolahnya? Lagi pula Nona harus mengurus keluarga."

"Apa maksudmu?"

"Jangan marah Nona, saya hanya merasa setelah kita menikah. Kenapa Nona tidak mempercayakan saya sebagai calon suami Nona untuk mengurusnya? Dengan begitu Nona dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk memperhatikan saya dan putri saya."

Mendengar penuturan dari Doni, Keisha merasa bahwa secara tersirat Doni memintanya untuk berhenti bekerja dan hanya mengurus dirinya dan putrinya setelah menikah.

"Jika Tuan merasa khawatir kalau setelah menikah saya akan mengabaikan keluarga saya karena pekerjaan, Tuan salah besar. Saya akan membagi waktu saya dengan baik antara kekuarga dan pekerjaan. Lagi pula, saya juga mempunyai asisten dan sekertaris yang saya percaya, jadi saya tidak akan terlalu sibuk bekerja. Jadi Tuan tidak perlu cemas, bagi saya keluarga tetaplah yang utama."

"Saya tahu Nona memiliki orang-orang yang Nona percayai untuk mengurus perusahaan. Akan tetapi bukankah lebih baik jika Nona tetap mempercayakan perusahaan pada suami Nona. Sehingga Nona tidak perlu merasa cemas dan harus membagi perhatian Nona antara keluarga dan pekerjaan."

"Maaf Tuan Doni. Saya merasa pembicaraan ini terlalu jauh, lagi pula kenapa sejak tadi Anda sepertinya memaksa agar saya memberikan perusahaan saya untuk Anda kelola? Dan secara tidak langsung juga mengatur saya untuk tidak bekerja setelah menikah! Apa maksud tujuan Anda sebenarnya?"

Keisha mulai menaikkan nada suaranya, dia cukup tersinggung dengan ucapan Doni tentang usahanya. Memang benar bahwa di akan menikah dengan pria ini, tapi tidak seharusnya pria ini melarangnya untuk bekerja dan hanya menjadi Ibu rumah tangga.

Terlebih dia telah merintis bisnisnya sudah lama, terasa tidak pantas bagi dirinya untuk langsung menyerahkan usahanya itu kepada suaminya. Sementara dia belum mengetahui apakah suaminya mampu mengolah bisnisnya atau tidak? Dia mungkin akan menyerahkan bisnisnya setelah dia percaya bahwa suaminya bisa menjalankan usahanya.

"Jika Tuan ingin mengambil kelola bisnis saya, saya tidak keberatan. Tapi setelah Anda beradaptasi dan mempelajari bisnis yang saya geluti."

"Maaf Nona, bukan maksud saya memaksa. Tapi lebih baik kita buat kesepatakan sejak awal sebelum menikah. Saya hanya ingin mencari seorang istri dan Ibu untuk anak saya, bukan perempuan yang harus bekerja untuk kami. Saya cukup mampu untuk menafkahi keluarga saya dengan uang saya sendiri."

"Aku mengerti. Kalau begitu saya akan mendiskusikan ini dengan Ayah. Tapi untuk menyerahkan perusahaan pada Tuan Doni, saya belum bisa melakukannya, saya akan menitipkan perusahaan saya untuk dikelola oleh sepupu saya Rafi. Dia sudah lama bekerja dalam industri perhiasan, saya berharap dia dapat membimbing Tuan. Dengan demikian, ketika saya memberikan bisnis saya pada Tuan, saya tidak perlu cemas lagi."

"Baiklah Nona saya paham kekhawatiran Nona tadi. Saya akan memakluminya."

Doni menujukkan senyum yang khas di bibirnya, Keisha yang melihat itu hanya dapat menghembuskan napas tidak bisa berbuat apa-apa.

Entah kenapa hatinya berkata bahwa pilihan yang dia ambil tidak lah baik. Dia merasa cemas disaat bersamaan, tentang sikap Doni yang seperti ini. Keisha merasa gelisah dan tidak tenang.

"Kenapa hatiku berkata bahwa pria ini tidak baik seperti perilakunya? Tidak-tidak! Kamu terlalu berpikiran negatif Kei. Tenanglah, Ayah tidak akan salah memilih orang untuk menjadi menantunya," pikir Keisha dalam benaknya.

.

.

.

○~•~•~•~•~•~•~•●○●~•~•~•~•~•~•~•~○

Hallo para Reader, Jangan lupa tinggalkan jejak ya! dengan Like+ Komen+ Vote+ Rate.. Agar saya semakin semangat melanjutkan cerita ini.

Dan saya ucapkan TERIMAKASIH karena masih setia membaca "My Old Wife"...😁

Salam sayang

~As-Sana~

Terpopuler

Comments

Suherni 123

Suherni 123

belum apa apa udah minta macam macam,,eh pak Heru situ ga curiga apa kan situ sudah berpengalaman menghadapi orang

2023-10-06

0

Cireng Pedas

Cireng Pedas

aku kok mikirnya si Keisha ini diperlakukan seperti orang bodoh ya, dan jg dia nurut bgt

2021-05-14

0

༺ Kianna ༻

༺ Kianna ༻

kayaknya ada yg mencurigakan ini hati" key jangan salah ambil keputusan

2021-04-12

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Acara Keluarga
3 Menginap
4 Emosi yang Memuncak
5 Berita Besar
6 Perdebatan
7 Menenangkan Diri
8 Sang Pengacau
9 Gaun Pengantin
10 Keluarga Besar
11 Gemuruh Badai
12 Penuh Kejutan
13 Penyesalan
14 Kecemasan
15 Badai Belum Berakhir
16 Panik
17 Rumor Telah Berakhir
18 Pertemuan
19 Siuman
20 Keluarga
21 Keputusan
22 Awal Kisah
23 Kepastian
24 Lahar Api
25 Akhir Semuanya
26 Lembaran Baru
27 Lamaran
28 Siaran Televisi
29 Interview
30 Tidak Sabar
31 Mencurahkan
32 Restu
33 Ayah Mertua
34 Tidak Habis Pikir
35 Berjalan di antara Bintang
36 Berpamitan
37 Sampai Tujuan
38 Apa Alasannya?
39 Menuju Pernikahan
40 Memilih Gaun Pernikahan
41 Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42 Hari Bahagia
43 Cahaya Rembulan
44 Tempat Tinggal Baru
45 Kencan
46 Perhatian
47 Perjumpaan yang Tertunda
48 Bertamu
49 Permintaan
50 Segalanya Terasa Biasa
51 Hari yang Terus Berlalu
52 Serbuk Amarah
53 Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54 Kelopak Mawar Merah
55 Berpenampilan Berbeda
56 Mulai Menjauh
57 Tidak Berkaca dari Cermin
58 Takut Kehilangan
59 Malam yang Panjang
60 Gara-gara Ruam
61 Terasa Manis
62 Kisah yang Terpendam
63 Salam Terakhir
64 Hadiah Terindah
65 Waktu
66 Semuanya akan Baik-baik Saja
67 Pohon Maple
68 Hari-Hari Bersamanya
69 Tamu tidak Diundang
70 Bertegur Sapa
71 Tidak Semudah Itu!
72 Hal tidak Terduga
73 Semuanya telah Diketahui
74 Kesepakatan
75 Perasaan yang Disembunyikan
76 Terlalu Merindukan
77 Cerita yang Hampir Terlupakan
78 Festival Musim Panas
79 Menghitung Hari
80 Seorang Pianis Kecil
81 Konser Jalanan
82 Seputih Salju
83 Kembali Bersama
84 Senyum yang Hilang
85 Tidak Ada Kabar
86 Ditemukan
87 Titik Terang
88 Kembali Memaafkan
89 Suatu Keajaiban
90 Yang Ditunggu-tunggu
91 Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92 Terlalu Senang
93 Karangan Bunga
94 Kata Hati
95 Pengganggu.
96 Semakin Dekat
97 Mendebarkan
98 Telah Terlewati
99 Kehangatan Keluarga
100 SEQUEL My Old Wife
101 Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102 Extra Part I
103 Extra Part 2
104 Season 2 – Part 1 Candy Love
105 Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106 Season 2 – Part 3 My Heart
107 Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108 Season 2 – Part 5 Sweet Home
109 Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110 Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111 Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112 Season 2 – Part 9 Firasat
113 Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114 Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115 Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116 Season 2 – Part 13 Berjumpa
117 Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118 Season 2 – Part 15 Trauma
119 Season 2 – Part 16 Mendekati
120 Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121 Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122 Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123 Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124 Season 2 – Part 21 Pantai
125 Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126 Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127 Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128 Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129 Season 2 – Part 26 Kecemasan
130 Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131 Season 2 – Part 28 Menanti
132 Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133 Cahaya Cinta Terakhir
134 Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135 Season 2 – Part 31 Ayah
136 Season 2 – Part 32 Angga?
137 Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138 Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139 Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140 Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141 Season 2 – Part 37 Sahira
142 Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143 Season 2 – Part 39 Harapan
144 Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145 Untuk Pembaca ku Tersayang.
146 Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147 Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148 Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149 Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150 Season 2 – Part 45 Feel Alone
151 Season 2 – Part 46 Meet
152 Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153 Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154 Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155 Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156 Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus
Episodes

Updated 156 Episodes

1
PROLOG
2
Acara Keluarga
3
Menginap
4
Emosi yang Memuncak
5
Berita Besar
6
Perdebatan
7
Menenangkan Diri
8
Sang Pengacau
9
Gaun Pengantin
10
Keluarga Besar
11
Gemuruh Badai
12
Penuh Kejutan
13
Penyesalan
14
Kecemasan
15
Badai Belum Berakhir
16
Panik
17
Rumor Telah Berakhir
18
Pertemuan
19
Siuman
20
Keluarga
21
Keputusan
22
Awal Kisah
23
Kepastian
24
Lahar Api
25
Akhir Semuanya
26
Lembaran Baru
27
Lamaran
28
Siaran Televisi
29
Interview
30
Tidak Sabar
31
Mencurahkan
32
Restu
33
Ayah Mertua
34
Tidak Habis Pikir
35
Berjalan di antara Bintang
36
Berpamitan
37
Sampai Tujuan
38
Apa Alasannya?
39
Menuju Pernikahan
40
Memilih Gaun Pernikahan
41
Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42
Hari Bahagia
43
Cahaya Rembulan
44
Tempat Tinggal Baru
45
Kencan
46
Perhatian
47
Perjumpaan yang Tertunda
48
Bertamu
49
Permintaan
50
Segalanya Terasa Biasa
51
Hari yang Terus Berlalu
52
Serbuk Amarah
53
Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54
Kelopak Mawar Merah
55
Berpenampilan Berbeda
56
Mulai Menjauh
57
Tidak Berkaca dari Cermin
58
Takut Kehilangan
59
Malam yang Panjang
60
Gara-gara Ruam
61
Terasa Manis
62
Kisah yang Terpendam
63
Salam Terakhir
64
Hadiah Terindah
65
Waktu
66
Semuanya akan Baik-baik Saja
67
Pohon Maple
68
Hari-Hari Bersamanya
69
Tamu tidak Diundang
70
Bertegur Sapa
71
Tidak Semudah Itu!
72
Hal tidak Terduga
73
Semuanya telah Diketahui
74
Kesepakatan
75
Perasaan yang Disembunyikan
76
Terlalu Merindukan
77
Cerita yang Hampir Terlupakan
78
Festival Musim Panas
79
Menghitung Hari
80
Seorang Pianis Kecil
81
Konser Jalanan
82
Seputih Salju
83
Kembali Bersama
84
Senyum yang Hilang
85
Tidak Ada Kabar
86
Ditemukan
87
Titik Terang
88
Kembali Memaafkan
89
Suatu Keajaiban
90
Yang Ditunggu-tunggu
91
Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92
Terlalu Senang
93
Karangan Bunga
94
Kata Hati
95
Pengganggu.
96
Semakin Dekat
97
Mendebarkan
98
Telah Terlewati
99
Kehangatan Keluarga
100
SEQUEL My Old Wife
101
Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102
Extra Part I
103
Extra Part 2
104
Season 2 – Part 1 Candy Love
105
Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106
Season 2 – Part 3 My Heart
107
Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108
Season 2 – Part 5 Sweet Home
109
Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110
Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111
Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112
Season 2 – Part 9 Firasat
113
Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114
Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115
Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116
Season 2 – Part 13 Berjumpa
117
Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118
Season 2 – Part 15 Trauma
119
Season 2 – Part 16 Mendekati
120
Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121
Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122
Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123
Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124
Season 2 – Part 21 Pantai
125
Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126
Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127
Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128
Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129
Season 2 – Part 26 Kecemasan
130
Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131
Season 2 – Part 28 Menanti
132
Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133
Cahaya Cinta Terakhir
134
Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135
Season 2 – Part 31 Ayah
136
Season 2 – Part 32 Angga?
137
Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138
Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139
Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140
Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141
Season 2 – Part 37 Sahira
142
Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143
Season 2 – Part 39 Harapan
144
Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145
Untuk Pembaca ku Tersayang.
146
Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147
Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148
Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149
Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150
Season 2 – Part 45 Feel Alone
151
Season 2 – Part 46 Meet
152
Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153
Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154
Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155
Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156
Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!