Menenangkan Diri

~Membagi beban hidup bukan berarti kamu lemah, tapi justru itu menandakan dirimu tegar dalam menghadapi masalah ~

Matahari sudah kembali di peraduannya, langit jingga yang kuning kemerahan menemani sore hari perempuan yang sedang termenung memandang padatnya kota Jakarta dari balik layar jendela ruang kerjanya. Sesekali perempuan itu menghela napas panjang untuk menenangkan isi kepalanya yang sudah penuh dengan berbagai macam beban yang ada.

"Permisi Bu Kei, saya membawa berkas laporan dari devisi pemasaran," ucap Fina yang tidak lain adalah sekertaris pribadinya.

"Letakkan saja di meja. Nanti saya akan memeriksanya," kata Keisha ramah seraya tetap memandang ke luar jendela.

Beberapa menit setelah kepergian Fina sekertarisnya, datang seorang pria yang mengenakan kemeja putih dan setumpuk berkas di tangannya. "Kei, apa kamu ada masalah?" tanya pria itu sembari meletakkan tumpukan kertas dan map di meja kerja atasannya.

Mendengar pertanyaan dari sahabatnya Ferdian yang sekaligus juga asistennya, Keisha membalikkan badannya dan sedikit tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa Fer, hanya suasana hatiku sedang tidak baik saja." Keisha melangkah mendekati meja kerjanya dan mulai mendudukkan dirinya di kursi direktur.

"Baiklah, jika kamu tidak siap cerita tidak apa-apa. Tapi jangan memendam masalah terlalu dalam, dan jangan menyimpan semuanya sendiri. Sekali-kali ceritalah padaku." Pungkas pria itu.

Dia mengerti benar bahwa wanita di hadapannya ini sangat tertutup. Meski mereka sudah bersahabat selama kurang lebih 12 tahun tapi Keisha masih sulit terbuka untuknya. Bukan karena dia tidak percaya pada dirinya. Namun, memang sudah sifat sahabatnya yang selalu menghadapi masalah seorang diri.

"Terimakasih Fer. Tapi aku bisa menyelesaikannya sendiri. Lagi pula, aku ingin bertanya tentang kabar Kakak Ipar. Apa dia baik-baik saja?", tanya Keisha dengan sedikit senyum terukir di wajahnya.

"Istriku baik-baik saja. Dia melahirkan secara normal. Aku sangat bersyukur putri kami terlahir dengan selamat." Jawab Ferdian sembari mendudukkan dirinya di kursi depan meja Keisha.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya. Akhirnya kamu sudah menjadi Ayah. Aku bisa bernapas dengan tenang sekarang, setidaknya Kakak Ipar sudah mengikatmu dengan si kecil. Jadi kamu tidak bisa lagi mencari wanita lain di luar sana."

Keisah tahu benar watak sahabatnya sejak mereka masih kuliah, Ferdian yang dulu merupakan kakak seniornya adalah seorang player. Dia sering mempermainkan hati wanita. Namun, setelah bertemu dengan Jia perempuan rumahan yang sekarang menjadi istrinya dan merupakan seorang dokter spesialis anak, tingkah laku Ferdian sedikit berubah. Meskipun pernikahan mereka terjadi karena dijodohkan oleh orang tuanya, akan tetapi hubungan mereka harmonis. Dengan sikap Jia yang penyabar dan tidak menyerah akhirnya dia dapat meluluhkan hati Ferdian, dan membuat pria itu jatuh cinta padanya.

"Aku tidak akan melakukan itu Kei, aku sangat mencintai istriku," bantah Ferdian tidak terima dengan tudingan dari sahabatnya itu.

"Aku tahu, kamu sangat mencintainya. Jadi, kapan aku boleh berkunjung?"

"Mungkin tiga hari lagi, dokter bilang istriku boleh pulang setelah kondisinya pulih kembali."

"Oke, aku mengerti."

Ferdian menatap sahabatnya lekat-lekat, matanya mencoba menilisik kerisauan dari Keisha, tapi dia tidak menemukannya. Setelah menerima telepon dari Tuan Heru Ayah Keisha dua jam yang lalu pikiran pemuda itu sedikit cemas. Pasalnya Tuan Heru memberitahukan padanya untuk mengawasi Keisha di kantor dan jangan membuat putrinya bekerja terlalu keras agar dia tidak kelelahan. Karena beberapa lagi mereka sekeluarga akan mengadakan acara penting.

"Fer kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan penampilanku?", tanya Keisha curiga setelah mendapati asistennya menatapnya terlalu lama.

"Ehm, Kei, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" kata Ferdian sedikit ragu-ragu.

"Iya, tanyakan saja. Memangnya aku pernah melarangmu bertanya sesuatu padaku?" Ucap Keisha sedikit ketus sembari memeriksa beberapa berkas yang dibawa Ferdian dan Fina tadi.

"Begini, sebenarnya aku tidak ingin ikut campur dengan masalah pribadimu. Tapi, tadi Tuan Heru menelponku dan menitipkan dirimu dalam pengawasanku. Katanya akan ada acara besar beberapa hari ini. Pada awalnya aku tidak ingin menanyakan ini. Tapi setelah melihat dirimu yang melamun tadi sambil memandang keluar jendela, aku merasa kondisimu dalam keadaan tidak baik," jelas Ferdian tenang. Dia menarik napas kembali dan mulai berbicara lagi dengan hati-hati agar tidak menyakiti hati sahabat baiknya.

"Lalu aku memperhatikan dirimu, wajahmu yang tanpa ekspresi dan tidak menunjukkan rasa kecemasan sedikitpun. Membuatku yakin bahwa memang sedang ada masalah di keluargamu, aku sudah hafal dengan sikapmu yang demikian Kei. Setiap ada masalah kau akan selalu berdiri di jendela dan menatap langit. Karena kau merindukan Ibumu." Ucap lelaki itu sembari memegang tangan Keisha.

"Hah, kamu sangat peka Fer. Kau paham betul akan diriku. Baiklah aku tidak bisa menutupi ini semua darimu." Keisha menarik napas kasar dan melepaskan genggaman tangan Ferdian.

Keisha menceritakan kejadian tiga jam yang lalu ketika dia menghadiri undangan makan siang Ayahnya yang justru berubah menjadi acara perjodohan dirinya dengan pria bernama Doni. Sikap Doni yang baik pada keluarganya membuat Keisha pada awalnya berasumsi bahwa pria itu adalah pria yang baik dan tepat untuk menjadi pendamping hidupnya.

Akan tetapi setelah mengobrol sedikit dengannya, itu justru membuat hati Keisha ragu. Karena dalam setiap obrolannya Doni selalu membahas bisnisnya bukan tentang keluarga ataupun putrinya. Terlebih ketika Doni mengajukan syarat padanya untuk tidak bekerja lagi setelah menikah dan hanya menjadi Ibu rumah tangga. Selain itu, Doni juga terkesan memaksanya untuk memberikan perusahaan ini untuk dia kelola.

Disaat Keisha masih ragu atas pernikahannya dengan Doni, Ayahnya justru sudah memutuskan akan mengadakan pernikahannya pekan depan. Hal itu yang membuat Keisha semakin bingung dan menambah beban pikirannya. Dia tidak dapat menolak keinginan Ayahnya untuk menikah dengan Doni.

Karena memang sudah lama Ayahnya mengharapkan pernikahannya. Apalagi Keisha juga tidak bisa mengelak dengan fakta bahwa mungkin Doni akan menerima kekurangannya yang sulit memberikan keturunan. Karena Doni sudah memiliki anak dari almarhum istrinya, dan dia juga dengan senang hati akan menjadi Ibu sambung untuk anak itu.

Setelah mencerna penjelasan dari Keisha, Ferdian mulai mengerti akan permasalahan yang dihadapi sahabat sekaligus atasannya tersebut. Dia merasa bahkan jika dirinya dihadapkan pada posisi itu, dia juga sulit untuk mengatasinya. Terlebih mengingat bahwa sahabatnya adalah wanita berumur yang memang sudah saatnya untuk berumah tangga. Di sisi lain Ferdian merasa senang akan kabar bahwa perempuan itu pada akhirnya tidak akan sendirian lagi.

Tapi di sisi lain, dia juga khawatir pada Keisha setelah mengetahui bahwa calon suaminnya sepertinya memiliki sifat ambisius untuk menguasai perusahaannya, dan juga terlalu mengekang kebebasan dirinya. Bahkan dirinya saja tidak pernah melarang Jia untuk tidak lagi bekerja, walaupun dirinya tahu bahwa pekerjaan sebagai dokter spesialis anak cukup memiliki jadwal yang sibuk.

"Kei kurasa untuk sekarang kamu turuti saja apa permintaan Ayahmu. Tapi, kamu juga jangan terlalu percaya pada calon suamimu. Masih ada waktu satu pekan, aku akan membantumu mencari tahu informasi tentang pria itu," ujar Ferdian mencoba menenangkan hati Keisha.

"Aku tahu, aku mengandalkanmu Fer." Keisha membalas niat baik sahabatnya itu dengan senyum lebar di bibirnya.

Mereka menghabiskan sore hari itu dengan berbincang-bincang ringan dan mengingat kembali masa-masa mereka masih kuliah, yang dipenuhi dengan tingkah menyebalkan Ferdian dan justru membuat dirinya bersahabat dengan pria itu sekarang. Keisha dulu merupakan salah satu target Ferdian untuk dia kencani dan dipermainkan, tapi bukan mengencani perempuan itu. Dia justru menjalin ikatan persahabatan dengannya.

Brak!

Suara pintu dibuka secara tiba-tiba membuat dua orang di ruangan itu langsung melihat ke sumber suara.

"Fin tolong yang sopan, kalau membuka pintu." Tegur Ferdian sedikit emosi pada rekan kerjanya yang tidak menunjukkan rasa hormat saat memasuki ruang kerja sahabatnya.

"Tidak apa Fer, tenanglah sedikit. Tidak bisanya Fina berperilaku tidak sopan seperti itu. Pasti ada hal penting yang ingin dia sampaikan," sela Keisha mencoba untuk menghentikan amarah Ferdian pada sekertarisnya.

"Bu Kei, tolong maafkan saya. Pemuda yang kemarin datang ke kantor untuk menemui Ibu kembali membuat keributan di lobby utama, dan mencoba menerobos masuk ke ruang kerja Ibu," kata Fina tanpa mempedulikan tatapan tajam dari pria yang berstatus sebagai asisten bosnya, yang ada dipikirkannya saat ini adalah mencegah kekacauan yang besar akan terjadi lagi seperti kemarin akibat ulah pemuda gila itu.

"Pemuda itu datang lagi?" tanya Keisha tidak percaya. Pemuda yang mengiriminya pesan tadi malan dan mengajukan lamaran untuknya dua hari yang lalu benar-benar menepati ucapannya untuk menemuinya besok di kantor.

"Iya Bu." Jawab Fina mempertegas pernyataannya tadi.

"Siapa Kei? Apakah dia temanmu?" tanya Ferdian penasaran.

Keisha bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Ferdian. Perempuan itu mempercepat langkah menuju ke lobby utama.

"Kei, kamu belum menjawab pertanyaanku." Kata Ferdian lagi sedikit memaksa.

"Dia bukan siapa-siapa, hanya orang asing yang secara kebetulan datang ke kantorku," jawab Keisha ketus.

"Apa tujuannya datang kemari? Kenapa dia mencoba menerobos masuk ke ruang kerjamu?" tanya Ferdian lagi.

Keisha mulai merasa kesal dengan pertanyaan Ferdian yang beruntun dan tidak sabaran.

"Dia ingin melamarku," kata Keisha singkat, jelas, dan padat.

"APA?" Teriak Ferdian dan Fina secara bersamaan setelah mendengar jawaban dari Keisha.

Ferdian mematung sesaat dengan mulut ternganga. Masih mencoba mencerna perkataan Keisha barusan. "Ini gila, di satu sisi Keisha dijodohkan oleh Ayahnya. Di sisi lain ada seorang pemuda yang melamarnya. Bagaimana bisa Tuhan begitu baik langsung mengirim dua lelaki untuk sahabatku ini." Ujar Ferdian dalam hati dengan sedikit rasa senang yang disembunyikan.

Sementara itu, Fina hanya terkejut sesaat dan terus mengikuti Keisha menuju lift untuk turun ke lantai bawah, dan meninggalkan Ferdian rekan kerjanya yang masih mematung di ruang kerja bosnya.

.

.

.

○~•~•~•~•~•~•~•●○●•~•~•~•~•~•~•~○

HALLO READER...

Terimakasih masih setia membaca cerita My Old Wife..

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like + komen + rate + Favorit + dan Vote (kalau berkenan)

Biar Author semangatt nulisnya😉

Salam sayang

~ As-Sana~

Terpopuler

Comments

Cireng Pedas

Cireng Pedas

dengan Angga saja, si om jerapah😁😁

2021-05-14

0

Nitizen

Nitizen

Doni baru pendekatan udah sibuk minta perusahaan nya Keysa,, bapaknya juga seakan takut anaknya nga kebagian laki"

2021-03-24

0

Neng Alifa

Neng Alifa

aku udh hampir 37 thn tp muka kaya 20an donk. perawatannya cukup minum air kunyit asam aja 😆😆

2020-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Acara Keluarga
3 Menginap
4 Emosi yang Memuncak
5 Berita Besar
6 Perdebatan
7 Menenangkan Diri
8 Sang Pengacau
9 Gaun Pengantin
10 Keluarga Besar
11 Gemuruh Badai
12 Penuh Kejutan
13 Penyesalan
14 Kecemasan
15 Badai Belum Berakhir
16 Panik
17 Rumor Telah Berakhir
18 Pertemuan
19 Siuman
20 Keluarga
21 Keputusan
22 Awal Kisah
23 Kepastian
24 Lahar Api
25 Akhir Semuanya
26 Lembaran Baru
27 Lamaran
28 Siaran Televisi
29 Interview
30 Tidak Sabar
31 Mencurahkan
32 Restu
33 Ayah Mertua
34 Tidak Habis Pikir
35 Berjalan di antara Bintang
36 Berpamitan
37 Sampai Tujuan
38 Apa Alasannya?
39 Menuju Pernikahan
40 Memilih Gaun Pernikahan
41 Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42 Hari Bahagia
43 Cahaya Rembulan
44 Tempat Tinggal Baru
45 Kencan
46 Perhatian
47 Perjumpaan yang Tertunda
48 Bertamu
49 Permintaan
50 Segalanya Terasa Biasa
51 Hari yang Terus Berlalu
52 Serbuk Amarah
53 Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54 Kelopak Mawar Merah
55 Berpenampilan Berbeda
56 Mulai Menjauh
57 Tidak Berkaca dari Cermin
58 Takut Kehilangan
59 Malam yang Panjang
60 Gara-gara Ruam
61 Terasa Manis
62 Kisah yang Terpendam
63 Salam Terakhir
64 Hadiah Terindah
65 Waktu
66 Semuanya akan Baik-baik Saja
67 Pohon Maple
68 Hari-Hari Bersamanya
69 Tamu tidak Diundang
70 Bertegur Sapa
71 Tidak Semudah Itu!
72 Hal tidak Terduga
73 Semuanya telah Diketahui
74 Kesepakatan
75 Perasaan yang Disembunyikan
76 Terlalu Merindukan
77 Cerita yang Hampir Terlupakan
78 Festival Musim Panas
79 Menghitung Hari
80 Seorang Pianis Kecil
81 Konser Jalanan
82 Seputih Salju
83 Kembali Bersama
84 Senyum yang Hilang
85 Tidak Ada Kabar
86 Ditemukan
87 Titik Terang
88 Kembali Memaafkan
89 Suatu Keajaiban
90 Yang Ditunggu-tunggu
91 Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92 Terlalu Senang
93 Karangan Bunga
94 Kata Hati
95 Pengganggu.
96 Semakin Dekat
97 Mendebarkan
98 Telah Terlewati
99 Kehangatan Keluarga
100 SEQUEL My Old Wife
101 Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102 Extra Part I
103 Extra Part 2
104 Season 2 – Part 1 Candy Love
105 Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106 Season 2 – Part 3 My Heart
107 Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108 Season 2 – Part 5 Sweet Home
109 Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110 Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111 Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112 Season 2 – Part 9 Firasat
113 Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114 Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115 Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116 Season 2 – Part 13 Berjumpa
117 Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118 Season 2 – Part 15 Trauma
119 Season 2 – Part 16 Mendekati
120 Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121 Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122 Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123 Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124 Season 2 – Part 21 Pantai
125 Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126 Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127 Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128 Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129 Season 2 – Part 26 Kecemasan
130 Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131 Season 2 – Part 28 Menanti
132 Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133 Cahaya Cinta Terakhir
134 Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135 Season 2 – Part 31 Ayah
136 Season 2 – Part 32 Angga?
137 Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138 Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139 Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140 Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141 Season 2 – Part 37 Sahira
142 Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143 Season 2 – Part 39 Harapan
144 Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145 Untuk Pembaca ku Tersayang.
146 Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147 Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148 Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149 Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150 Season 2 – Part 45 Feel Alone
151 Season 2 – Part 46 Meet
152 Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153 Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154 Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155 Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156 Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus
Episodes

Updated 156 Episodes

1
PROLOG
2
Acara Keluarga
3
Menginap
4
Emosi yang Memuncak
5
Berita Besar
6
Perdebatan
7
Menenangkan Diri
8
Sang Pengacau
9
Gaun Pengantin
10
Keluarga Besar
11
Gemuruh Badai
12
Penuh Kejutan
13
Penyesalan
14
Kecemasan
15
Badai Belum Berakhir
16
Panik
17
Rumor Telah Berakhir
18
Pertemuan
19
Siuman
20
Keluarga
21
Keputusan
22
Awal Kisah
23
Kepastian
24
Lahar Api
25
Akhir Semuanya
26
Lembaran Baru
27
Lamaran
28
Siaran Televisi
29
Interview
30
Tidak Sabar
31
Mencurahkan
32
Restu
33
Ayah Mertua
34
Tidak Habis Pikir
35
Berjalan di antara Bintang
36
Berpamitan
37
Sampai Tujuan
38
Apa Alasannya?
39
Menuju Pernikahan
40
Memilih Gaun Pernikahan
41
Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42
Hari Bahagia
43
Cahaya Rembulan
44
Tempat Tinggal Baru
45
Kencan
46
Perhatian
47
Perjumpaan yang Tertunda
48
Bertamu
49
Permintaan
50
Segalanya Terasa Biasa
51
Hari yang Terus Berlalu
52
Serbuk Amarah
53
Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54
Kelopak Mawar Merah
55
Berpenampilan Berbeda
56
Mulai Menjauh
57
Tidak Berkaca dari Cermin
58
Takut Kehilangan
59
Malam yang Panjang
60
Gara-gara Ruam
61
Terasa Manis
62
Kisah yang Terpendam
63
Salam Terakhir
64
Hadiah Terindah
65
Waktu
66
Semuanya akan Baik-baik Saja
67
Pohon Maple
68
Hari-Hari Bersamanya
69
Tamu tidak Diundang
70
Bertegur Sapa
71
Tidak Semudah Itu!
72
Hal tidak Terduga
73
Semuanya telah Diketahui
74
Kesepakatan
75
Perasaan yang Disembunyikan
76
Terlalu Merindukan
77
Cerita yang Hampir Terlupakan
78
Festival Musim Panas
79
Menghitung Hari
80
Seorang Pianis Kecil
81
Konser Jalanan
82
Seputih Salju
83
Kembali Bersama
84
Senyum yang Hilang
85
Tidak Ada Kabar
86
Ditemukan
87
Titik Terang
88
Kembali Memaafkan
89
Suatu Keajaiban
90
Yang Ditunggu-tunggu
91
Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92
Terlalu Senang
93
Karangan Bunga
94
Kata Hati
95
Pengganggu.
96
Semakin Dekat
97
Mendebarkan
98
Telah Terlewati
99
Kehangatan Keluarga
100
SEQUEL My Old Wife
101
Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102
Extra Part I
103
Extra Part 2
104
Season 2 – Part 1 Candy Love
105
Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106
Season 2 – Part 3 My Heart
107
Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108
Season 2 – Part 5 Sweet Home
109
Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110
Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111
Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112
Season 2 – Part 9 Firasat
113
Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114
Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115
Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116
Season 2 – Part 13 Berjumpa
117
Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118
Season 2 – Part 15 Trauma
119
Season 2 – Part 16 Mendekati
120
Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121
Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122
Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123
Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124
Season 2 – Part 21 Pantai
125
Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126
Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127
Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128
Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129
Season 2 – Part 26 Kecemasan
130
Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131
Season 2 – Part 28 Menanti
132
Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133
Cahaya Cinta Terakhir
134
Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135
Season 2 – Part 31 Ayah
136
Season 2 – Part 32 Angga?
137
Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138
Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139
Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140
Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141
Season 2 – Part 37 Sahira
142
Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143
Season 2 – Part 39 Harapan
144
Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145
Untuk Pembaca ku Tersayang.
146
Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147
Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148
Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149
Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150
Season 2 – Part 45 Feel Alone
151
Season 2 – Part 46 Meet
152
Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153
Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154
Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155
Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156
Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!