~Di antara kebahagiaan pasti ada kesedihan~
Hingar bingar kota Jakarta di malam hari mulai terasa, mulai dari bunyi klakson mobil yang saling bersahutan dan kemacetan kendaraan roda empat. Lampu neon berwarna-warni berjajar rapi di tepi jalan menyinari jalan raya yang gelap gulita.
Beberapa pejalan kaki, dan muda-mudi juga memenuhi jalan kota. Tidak jarang para pelajar SMA sedang bermain basket di dekat lapangan Hoky juga ikut meramaikan jalanan dengan beberapa sepeda motor mereka.
"Kei, kenapa kamu belum datang juga? Sebentar lagi acara inti akan dimulai, kamu sedang ada dimana?" Teriak suar seorang pria paruh baya dari telepon.
"Kei masih terjebak macet Ayah, ini baru sampai di Balai Kota Jakarta."
"Kan Ayah sudah bilang pulangnya jangan di jam-jam sibuk atau terlalu malam, harus bagaimana lagi Ayah menasehatimu agar mau menjadi anak yang menurut. Pokoknya Ayah gak mau tahu, lima belas menit lagi kamu harus sampai di rumah!"
Suara sambungan telepon dari seberang tiba-tiba diputus secara sepihak. Keisha menghela napas pelan, dia mulai merasa pening memikirkan apa yang akan dia hadapi nanti setibanya di rumah, dengan cepat Keisha mengambil jalan memutar dan berganti jalur melewati gang-gang kecil yang tidak terlalu banyak kendaraan.
"Bahkan mencoba terlambat saja tidak bisa, bagaimana aku nanti akan meminta ijin untuk pulang lebih cepat." Keluh Keisha dalam benaknya.
Setelah menancap gas dan memasang mode kecepatan kurang lebih 80 km/jam Keisha akhirnya sampai di kawasan perumahan yang cukup elite di Jakarta.
Ketika Keisha datang penjaga keamanan segera membuka palang pembatas dan membiarkan mobilnya melaju mulus di jalan yang dipenuhi pohon Palem di tepiannya, dan di tengahnya terdapat rimbunan rumput serta tanaman bunga yang segar.
Saat suara mobilnya mulai memasuki pekarangan, Pak Satpam bergegas membuka pintu gerbang untuk Keisha. Perempuan itu dapat melihat dengan jelas serangkaian deretan mobil dengan merek ternama milik sanak saudaranya mulai dari BMW 6 Series, Mercedes-Benz-CLS-Clas sampai merek mobil keluaran tebaru dari luar negeri. Sementara dirinya hanya mengendarai mobil sederhana tanpa merek yang berarti.
"Nona, Tuan telah menunggu di taman belakang bersama keluarga besar lainnya," ucap Bik Asih salah satu pembantu setia yang melayani keluarganya selama bertahun-tahun.
"Baik Bik, Kei akan ke sana Bibik bisa pergi sekarang."
Keisha keluar dari mobilnya dan langsung berjalan menuju taman belakang tempat yang menjadi acara keluarga ini diadakan. Dari kejauhan Keisha sudah dapat melihat nyala lampu warna warni dan beberapa dekorasi bunga setaman yang diikat ditiang lampu taman, serta jejeran meja putih bundar lengkap dengan kursinya dan hidangan di atas mejanya.
Melihat kedatangan Keisha dari arah pintu belakang wanita paruh baya yang usianya hampir menginjak 60 tahunan itu langsung menghampiri putri sulungnya, anak dari istri pertama suaminya yang sudah meninggal delapan belas tahun yang lalu.
"Kei kamu sudah sampai sayang, mari Ibu akan mengantarmu bertemu dengan Ayah", ucapnya lembut seraya merangkul pundak putrinya.
Keisha mengikuti langkah kaki Ibu sambungnya itu dengan enggan, pasalnya dia tahu bahwa wanita di hadapannya ini tidak benar-benar tulus menyayanginya, kalau tidak kenapa dia dulu sempat membuat Keisha harus di usir dari rumah dan dikirim ke Kanada untuk melanjutkan studi S2-nya.
"Kak Kei, akhirnya kakak datang. Helen sudah menunggu kakak sangat lama. Cepat kak, mari kita bergabung bersama Rafi dan adik sepupu yang lainnya," ucap Helen dengan antusias dan menarik tangan Keisha hingga dia berpindah haluan tidak jadi menemui Ayahnya.
"Hallo Kei, apa kabar? Kau tambah sukses saja setiap harinya. Aku sering membaca berita tentang dirimu di majalah pebisnis muda," ucap Rafi sepupu Keisha dari adik kandung Ibunya Bibik Aini.
"Aku baik, bagaimana dengan kamu Raf?" jawab Keisha basa-basi sekedar menghormati pertanyaan yang diajukannya tadi. Karena Keisha sudah tahu betul bahwa Rafi adalah salah satu saingan bisnisnya yang kuat dan termasuk salah satu koleganya juga.
"Kau bisa lihat, aku begini-begini saja. Tidak ada yang spesial," ucap Rafi merendah. Dia merupakan tipikal pria yang tidak terlalu suka di puji, karena baginya yang dicapai sampai sekarang hanya sebatas keberuntungan karena bantuan dari Ayahnya.
Setelah cukup berbincang dengan Rafi dan saudara sepupunya yang lain. Kini Keisha tengah ditarik oleh para saudara Ibunya. "Kei, kamu datang hari ini. Bibi kira kamu sibuk dengan pekerjaanmu sampai tidak bisa datang kemari hari ini. Apa kamu sudah bertemu Rafi? Dia dari tadi menanyakan dirimu," kata Bibi Aini dengan senyum lebar di bibirnya.
"Kei, apa kamu datang sendiri lagi? Tidak ada teman lelaki atau semacamnya yang kamu ajak kemari?"
"Tidak Bi, aku datang sendiri." Keisha mencoba menjawab dengan canggung, hatinya sudah siap menerima pertanyaan lanjutan yang akan dilontarkan oleh saudara ibunya yang lain.
"Apa kau sudan punya pacar Kei? Kapan kau akan mengenalkannya dengan kami? Kami sudah tidak sabar melihat kau segera menikah."
"Ah aku belum memikirkan tentang itu," jawab Keisha santai seolah-olah menutupi badai dalam hatinya yang entah sejak kapan mulai datang.
"Kamu harus segera memikirkannya Kei, ingat usiamu sudah tidak muda lagi. Kamu sudah berumur 34 tahun kan tahun ini. Sudah waktunya kamu untuk berumah tangga."
Pertanyaan itu lolos membuah hati Keisha nyeri. Setiap pertanyaan ini diajukan kepadanya oleh Bibinya berhasil membuatnya bersedih kembali. Hal ini yang menjadi alasannya agar sebisa mungkin tidak menghadiri acara seperti ini.
"Aku sedang mencari, belum ada lelaki yang cocok untukku," jawab Keisha datar.
"Sudah jangan memaksa Keisha lagi, mungkin dia belum menemukan rekan hidup yang tepat. Iya kan Kei?" ujar Bibi Aini mencoba menengahi, dia seperti mengerti wajah keponakannya yang sudah mulai terlihat gelisah.
"Bukan maksud kita mendesak Keisha untuk menikah Kakak Ipar, hanya saja kami mengkhawatirkan Keisha. Kalau Keisha sampai belum juga menikah di usianya yang sekarang. Kami takut kalau dia menjadi_"
Belum selesai Bibinya mengucapkan kata terakhirnya Keisha langsung berpamitan pergi untuk menemui Ayahnya. Hanya itu satu-satunya alasan yang dapat dia berikan agar dia tidak mendengar kata itu lagi. Rasanya dadanya sudah mulai sesak kalau Keisha mengingat perbincangan yang sama setiap tahun di masa lalu.
Ketika pria paruh baya itu menyadari kehadiran putri sulungnya dan suasana hatinya yang tidak enak, dia bergegas menghampiri putrinya. "Kei, kenapa lama sekali! Ayah sudah lama menunggu, bukankah tadi Ayah bilang kalau sudah sampai langsung temui Ayah," ucap Heru dengan lembut.
Dia meminta putrinya untuk langsung menemuinya, agar putrinya itu tidak mendengar perkataan yang tidak enak dari Bibinya yang selalu menanyakan pernikahan padanya.
"Maaf, Ayah Kei terlambat karena ada beberapa urusan tadi. Kenapa Ayah meminta untuk Kei datang kemari?"
"Ada yang ingin disampaikan adikmu Helen secara langsung padamu."
Kini Kei beralih memandang Helen dan suaminya Kevin yang sudah berdiri di samping Ayah dan Ibunya sejak lama.
"Kak Kei, kita akan punya anggota keluarga baru. Aku sedang mengandung, sekarang usianya sudah memasuki lima minggu."
Kabar berita tentang kehamilan Helen berhasil membuat badai di hati Keisha semakin bergemuruh. Pasalnya kini, adiknya tengah mengandung anak dari orang yang pernah dicintainya dulu.
Kevin adalah sahabatnya dulu yang sempat dia sukai, tapi karena suatu kejadian dia tidak dapat memilikinya dan harus merelakannya untuk Helen.
"Selamat Helen, aku sangat bahagia" ucapnya pelan dan lirih seraya memeluk Helen.
"Iya, aku juga senang kak. Aku juga berharap kakak akan segera berada di posisi yang sama denganku."
Ketika Ayah, Ibu, dan Kevin tersenyum lebar di atas kebahagiaan saat melihat kakak adik itu berpelukan, dalam hati Keisha menangis.
"Bagaimana bisa aku berada di posisimu? Bukankah kamu sudah tahu itu?" gumamnya dalam hati.
Malam itu, acara keluarga yang membawa kebahagiaan bagi semua orang tentang kabar kehamilan Helen, justru menjadi duka yang mendalam untuk Keisha.
______^_^______
Hallo para Reader! Jangan lupa tinggalkan komen, like, dan boom rate untuk Sana ya. Agar Sana semangat nulisnya😁
Salam Kenal dari As-Sana 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
mieUl😴
ada apa dgn Keisha,dia mengidap penyakit kah,🤔
2021-12-31
0
re
Tenang ntar dpt yg lebih muda
2021-12-21
0
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
nyesek yaa
2021-07-02
0