~Sedikit saja engkau melihat orang yang kamu kasihi terluka, maka pikiranmu pun akan mulai gila ~
Sudah lebih dari tiga puluh menit pemuda itu menunggu dan pada akhirnya Angga mendapatkan apa yang sudah dia harapkan sedari tadi.
From: anggien00@gmail.com
Subject: File Data Diri Keisha Prawijaya
Ini berkas yang kamu minta sayang...
Pesan e-mail itu dengan cepat dibuka oleh Angga, dia membaca alamat tempat tinggal perempuan itu dan bergegas melajukan mobilnya. "Aku harap Nyonya ada di apartemennya," doa Angga dalam hati. Setelah menempuh perjalanan hampir selama dua jam. Angga akhirnya tiba di gedung tinggi menjulang yang bernuansa biru kelautan. Dia memasuki apartemen itu, dan menuju ke lantai tempat Keisha tinggal.
Dalam data diri itu sudah tercantum secara rinci semua hal penting tentang Keisha Prawijaya. Jadi Angga tidak kesulitan mengetahui kalau Keisha tinggal di lantai 28. Sekarang pemuda itu telah berdiri tepat di depan pintu bernomor 281B. Sebelum naik ke lift dan menuju kemari, Angga sempat meminta kunci cadangan untuk kamar Keisha. Dia mengaku sebagai keluarga dekat dari perempuan itu dan telah meminta izin dari dirinya.
"Maafkan aku Nyonya karena telah lancang masuk ke apartemenmu," batin Angga dalam hati seraya memutar kenop pintu.
Setelah pintu terbuka Angga disuguhkan oleh pemandangan ruang tamu kecil yang harmonis dengan warna furniture ruangan yang senada dan rapi. Mata pemuda itu segera berjelajah ke sisi ruangan dan menemukan dua bilik ruangan yang Angga yakini salah satunya adalah kamar Keisha.
"Nyonya, Apa Anda ada di dalam? Maaf karena aku masuk tanpa meminta izin terlebih dahulu darimu," kata Angga polos dan sedikit merasa bersalah.
Pemuda itu mengetuk pintu ruangan yang dia yakini merupakan kamar pribadi Keisha. Hal ini karena terdapat tulisan "Let's Have a Nice Dream" di depan pintu kamar tersebut. "Nyonya, Apa Anda di dalam?" tanyanya lagi seraya mengetuk pintu untuk yang kesekian kalinya. Namun tidak ada sahutan dari dalam ruangan itu. Pada akhirnya Angga dengan lancang membuka pintu kamar Keisha, saat daun pintu itu sedikit demi sedikit mulai terbuka. Angga langsung berlari ke dalam tanpa memedulikan apa pun yang ada di sekitarnya. Matanya hanya tertuju pada perempuan lemah yang kini telah terbaring di lantai.
"Nyonya! Nyonya! Apa yang terjadi dengan Anda?" kata Angga mulai merasa panik.
Pemuda itu bergegas mengangkat tubuh Keisha dan merebahkannya di kasur, tapi saat kulitnya tanpa sengaja menyentuh lengan perempuan itu. Dia dapat merasakan suhu panas yang tinggi. "Nyonya, Anda demam," gumamnya dalam hati. Dengan cekatan Angga menutupi tubuh Keisha yang masih memakai kemeja kantornya dengan Jaket yang dia kenakan dan menggendongnya. Keisha tadi pagi sempat bangun dari tidurnya, meskipun tubuh perempuan itu sakit dia memakasakan diri tetap akan pergi ke bekerja, alhasil sekarang dia pingsan di lantai dan tak sadarkan diri sampai Angga menemukannya.
Sebelum Angga keluar dari kamar itu, dia tanpa sengaja melirik ke arah meja dan menemukan ponsel Keisha di sana. Dengan cepat dia memasukkan ponsel perempuan itu dan segera keluar dari ruang apartemen tersebut. Tidak lupa juga Angga mengunci apartemen itu kembali dengan rapat agar tidak ada orang asing yang masuk ke sana dan mengambil benda berharga yang ada di dalamnya.
"Bertahanlah Nyonya! Aku mohon," ucapnya dengan bibir yang bergetar.
Sesampainya di lantai bawah Angga langsung berjalan cepat menuju ke mobilnya, dia membuka pintu mobil secara kasar dengan kakinya, tanpa mempedulikan apakah mobil itu lecet atau tidak. Setelah memasuki mobil dia menyandarkan tubuh Keisha secara perlahan-lahan dan memasangkannya sabuk pengaman, tidak lupa juga dia kembali menyelimuti Keisha dengan jaket tebalnya.
Setelah menata posisi duduk perempuan yang sudah dia pilih sebagai calon istrinya, Angga bergegas berjalan melawan arah dan duduk di kursi kemudi. "Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu Nyonya," ucapnya dengan segera menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya.
Pemuda itu menancap gas dengan kasar dan berkendara dengan kecepatan tinggi, dia melajukan mobilnya seperti pembalap jalanan tanpa mengurangi kecepatannya sedikit pun. Dia bahkan tidak memedulikan lagi peraturan lalu lintas yang ada. Dalam pikirannya hanya satu yaitu "Rumah Sakit".
Saat mobil hitam itu sudah berada tepat di depan gedung putih, Angga bergegas keluar dan membopong tubuh Keisha masuk ke dalam bangunan itu. "Dokter! Suster! Tolong selamatkan calon istri saya!" Teriak Angga kencang sembari berlari cepat memasuki rumah sakit. Orang-orang yang sedang menunggu obat atau menunggu pasien yang lain juga ikut panik dibuat Angga. Pasalnya pemuda itu berlari cukup cepat seraya terus berteriak di lorong rumah sakit.
"Hati-hati Tuan, atau Anda akan menjatuhkan wanita itu," nasihat salah satu orang yang sedang duduk di kursi tunggu.
Namun Angga tidak ada waktu untuk menanggapi orang tersebut, Angga masih berlari dan mencari perawat atau dokter yang dapat segera menangani Keisha.
"Dokter! Suster! Tolong selamatkan calon istri saya!" Teriak Angga lagi dengan nada nyaring memekakkan telinga.
Suara Angga yang menggema di langit-langit ruangan segera menyita perhatian semua orang. Sehingga tenaga medis dan beberapa perawat juga ikut panik dan mereka langsung berbondong-bondong menghampiri Angga.
"Dok, tolong selamatkan calon istri saya!" Pintanya pada seorang wanita yang memakai jas putih di hadapannya.
"Baik Tuan, Tolong tenang sedikit. Sekarang bawa calon istri Tuan ke ruangan saya," perintah sang dokter dengan cepat seraya berjalan menuju ke salah satu ruang rawat.
Angga segera mengikuti dokter tersebut menuju ke ruang UGD. Setibanya di dalam ruangan, Angga dengan hati-hati membaringkan tubuh Keisha di ranjang pasien. Dia membiarkan dokter itu melakukan tugasnya dan memeriksa Keisha.
"Bagaimana Dok? Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya Angga cemas.
"Pasien mengalami demam yang tinggi Tuan, karena suhu tubuhnya terlalu tinggi membuat pasien sekarang tidak sadarkan diri. Saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saya mohon Tuan untuk menunggu di luar terlebih dahulu," Pinta sang dokter lembut.
Angga hanya dapat mengangguk pasrah, dan meninggalkan dokter dan suster menangani Keisha. "Semoga Nyonya baik-baik saja," kata Angga sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya untuk menutupi rasa takutnya. Dia berjalan ke sana kemari
dengan rasa cemas yang memenuhi pikirannya. Pemuda itu tidak bisa hanya duduk diam untuk menunggu.
Ketika pemuda itu sedang gelisah menanti kabar dari dokter yang memeriksa Keisha, tiba-tiba benda persegi yang ada di sakunya berdering. Ponsel Keisha yang tadi sempat dia bawa terus berdering tanpa henti. Di layar ponselnya tertera nama "AYAH". Sebenarnya Angga enggan untuk mengangkatnya, tapi mau tidak mau dia harus mengangkatnya.
"Kei, Kamu dimana? Ferdian bilang kamu tidak berada di kantor? Kevin juga tadi mencarimu ke apartemen, tapi kamu tidak ada di sana? Tolong jangan buat Ayah cemas Kei. Ayah tahu, Ayah telah berbuat salah. Tapi tolong jangan abaikan Ayah. Maafkan Ayah Kei. Ayah sangat menyayangimu."
"Tuan, Nyonya Keisha sedang berada di rumah sakit," ucap Angga sedikit gugup.
"Kamu siapa? Bagaimana bisa anak saya sampai masuk ke rumah sakit? Apa kamu para wartawan itu yang mengejar putri saya dan membuatnya masuk ke rumah sakit?" Tuduh Heru dengan nada tinggi.
"Maaf Tuan, Anda salah paham. Saya bukan wartawan itu. Saya adalah kekasihnya." Sanggah Angga pada Heru.
"APA? Jangan macam-macam kamu! Anak saya tidak memiliki seorang kekasih, saya tahu itu!" Ancam Heru dengan nada bengis.
"Kalau begitu saya adalah calon suaminya," jawab Angga sekenanya. Karena memang bagi pemuda itu, dia sudah menganggap Keisha sebagai calon istrinya.
"KAMU!! Tunggu di sana! Saya akan buat perhitungan dengan kamu!" Tukas Heru tajam dari seberang telepon. Hingga membuat Angga harus menjauhkan beberapa centi telepon itu dari telinganya.
"Ternyata calon Ayah mertuaku orangnya sedikit pemarah," gumam Angga seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pemuda itu menaruh ponsel itu kembali dalam sakunya, setelah dimarahi oleh calon Ayah mertuanya, rasa cemasnya terhadap Keisha sedikit berkurang. Jadi dia dapat duduk dengan tenang sekarang, sembari menunggu sang dokter ke luar dari ruangan.
○~•~•~•~•~•~•~●○●~•~•~•~•~•~•~○
HALLO para reader... makasih masih setia membaca My Old Wife..
Untuk mendukung author.. mungkin kalian bisa meninggalkan jejak dengan like + vote + komenn...:D
Salam Sayang
~As-Sana~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
🍒
Angga 😘
gemesin deh 😆
2021-03-27
2
🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡
ih lucu nya si angga jadi gemus sendiri akoohh..🤣🤣🤣🤣
2021-02-28
0
maura shi
lucu si angga,g d akui jd pacar malah ngaku jd calon suami
gemeees
senyum2 sendiri mlm2 nih thor
2020-11-13
1