Emosi yang Memuncak

~Ketika dinginnya salju tidak mampu lagi menahan panasnya api, maka itu akan menjadi tanda akan melelehnya gunung es~

Saat ini Keisha sedang berada di kantornya dia mulai disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan yang sempat tidak diurusnya karena acara keluarga tadi malam.

Fina sekertaris Keisha masuk membawa beberapa surat kontrak kerja dan proposal yang harus ditanda tangani Keisha setelah diperiksa oleh dirinya.

"Bu Kei, apa anda sedang sakit?" tanya Fina cemas melihat keadaan bosnya yang seperti mayat hidup tubuhnya putih pucat.

"Aku hanya kelelahan. Fin tolong kamu selesaikan ini, saya ingin istirahat sebentar." Ucap Keisha dengan nada memohon.

"Tenang saja Bu Kei, saya akan menyelesaikan semuanya. Anda lebih baik memulihkan kondisi tubuh anda."

Fina langsung mengambil beberapa berkas yang sudah diperiksa Keisha tadi ke ruang kerjanya, sementara Keisha mulai merebahkan dirinya di atas sofa. "Ah rasanya kemarin benar-benar berat," monolog Keisha dalam pikirannya sendiri.

Tak terasa Keisha telah memejamkan matanya terlalu lama, hingga dia tidak sadar kalau sekarang sudah memasuki jam makan siang.

Perempuan itu merapikan bajunya dan berniat untuk bergegas pergi ke kantin untuk sekedar memesan Sandwich sebagai pengganjal perut karena dia tidak terlalu lapar. Ketika dia sedang menikmati Sandwichnya yang lezat, tiba-tiba Keisha dikejutkan oleh kedatangan Helen di kantornya dengan rantang di tangannya.

"Kakak, aku berkunjung ke kantormu sebentar untuk menemuimu," sapa Helen dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Ada perlu apa kamu datang kemari?" tanya Keisha dengan penuh selidik mengingat adiknya tidak pernah berkunjung ke kantornya selama ini.

"Hanya ingin membawakan makanan untuk Kakak, Kakak pasti belum makan siang bukan?"

"Tidak perlu. Aku sudah makan Sandwich."

"Ayolah Kak, Kakakkan tidak pernah merasakan masakan buatanku. Ayah dan Kevin selalu memuji kalau masakan buatanku itu enak, aku juga ingin agar Kakak merasakannya."

"Kalau begitu berikan saja itu untuk suamimu. Aku tidak membutuhkannya."

"Kak jangan seperti itu. Aku membuatkan ini khusus untuk Kakak bukan Kevin. Dia akan bisa makan masakanku nanti kalau dia sudah pulang."

"Sebenarnya apa maksud kedatangan kamu kemari?"

"Ah, tidak ada. Aku hanya ingin mengunjungimu Kak Kei."

"Katakan saja, aku tahu pasti ada sesuatu yang kamu inginkan dariku kan? Makanya kamu datang kemari."

Helen secara tiba-tiba mendekatkan dirinya ke telinga Keisha dan membisikkan sesuatu. "Kak Kei, aku ingin Kakak ikut kencan buta. Aku sudah mendaftarkan nama Kakak."

Ucapan Helen sontak membuat Keisha bangkit dari duduknya. "Kamu sudah gila! mana mungkin aku ikut acara begituan!" Teriak Keisha keras dengan nada penuh amarah.

Dia langung bergegas meninggalkan Helen di kantin itu sendirian. Keisha, tidak jadi memakan Sandwichnya dan berlalu begitu saja ke ruang kerjanya. Sementara itu, Helen yang sesaat mematung langsung menyadari kepergian Kakaknya dan menyusul Kakanya ke ruang direktur.

"Kak Kei, ayolah Kak sekali ini saja ikut acara seperti itu. Kakak tidak akan dirugikan," bujuk Helen dengan nada memelas.

"Aku tidak mau!" tolak Keisha tidak kalah tegasnya.

"Kak Kei, siapa tahu di sana Kakak akan bertemu dengan jodoh Kakak. Aku juga sudah mengundang Brian untuk ikut, dia baru saja pulang dari Amerika Kak. Waktu kuliah dulu dia adalah pria yang tampan dan baik. Aku dengar dia juga belum menikah, dan sedang mencari calon istri." Helen memegang tangan Keisha dengan lembut.

"Sudah aku bilang aku tidak mau Helen. Apa kamu tidak mendengarku?" Keisha berkata dengan nada tinggi.

"Kak Kei! Kalau Kakak terus begini, bagaimana Kakak bisa segera menikah. Aku sudah bosan Kak, setiap orang membicarakan Kakak sebagai perawan tua. Bahkan tidak jarang dari mereka mulai menyebarkan rumor tidak benar!" Helen juga mengeraskan volume suaranya.

"Kenapa kamu harus peduli? Memangya salah siapa ini? Kamu mau Brian juga mencampakan aku seperti para lelaki lainnya? Apa kamu tahu? Aku sudah lelah Helen untuk membahas soal pernikahan."

"Kak aku yakin Brian bukanlah orang yang seperti itu. Aku sudah memberitahukan Brian tentang kekurangan Kakak, dan dia berkata bahwa itu tidak masalah untuknya. Lalu apalagi yang Kakak cemaskan? Kakak hanya perlu mencobanya?"

"Aku tidak bisa Helen. Tolong jangan paksa aku, aku mohon," ucap Keisha lirih.

"Kak Kei, aku tidak ingin berbuat jahat pada Kakak. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Kakak. Jadi tolong turuti saja kemauanku ya?" Ujar Helen pelan.

Mau tidak mau Keisha hanya menurut pada Helen. Dia pergi ke alamat yang sudah diberikan Helen padanya. Sekarang dia tengah duduk di kursi berbalutkan kain putih dan setangkai bunga Mawar di mejanya.

Sudah lebih dari satu jam Keisha menunggu, tetapi lelaki yang namanya Brian itu belum juga muncul dihadapannya. Duduk terlalu lama membuat kaki Keisha terasa keram. Pada akhirnya dia berdiri sambil menunggu. Namun, sudah lebih dari tiga puluh menit juga pria yang dimaksud oleh adiknya itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Mohon maaf Nona, kafe kami akan segera tutup."

"Iya, saya akan segera keluar."

Keisha memandang jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22.00 tepat. Tadi Helen memberitahukan bahwa Brian akan menemui dirinya di kafe ini pada pukul 20.30, tapi sampai sekarang orang tersebut juga belum datang. Sehingga pada akhirnya Keisha merasa lelah untuk menunggu dan memilih kembali pulang.

"Hallo Kak Kei, apa kencannya berjalan lancar?" tanya Helen dengan antusias dibalik telepon.

"Tidak, lelaki yang kamu bicarakan tidak jadi datang. Aku bahkan sudah menunggunya lebih dari satu setengah jam, dan kafenya mau tutup." Jawab Keisha seadanya.

"Bagaimana mungkin Kak? Tadi aku barusan mengirimkan sms kepada Brian dan dia sedang berkencan dengan Kakak."

"Aku tidak berbohong dia tidak datang. Ya sudah, aku tutup teleponnya."

Di saat Keisha mengakhiri panggilan tersebut, masih terdengar suara Helen yang ribut meminta penjelasan darinya, dan Keisha hanya mengabaikannya. Setelah itu, Keisha langsung menuju ke arah parkiran mobil dan bersiap untuk pulang.

Namun, sebelum dia melangkah memasuki mobil dia dikejutkan dengan suara aneh yang datang dari mobil lain tepat dibelakang mobilnya. Karena merasa curiga terhadap apa yang terjadi, Keisha mencoba mengintip kaca mobil tersebut. Dan sungguh terkejut saat Keisha mengetahui bahwa ada sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang bercinta di sana.

"Hei! Beraninya kau mengintip kami!" bentak pria itu tidak terima kepada Keisha.

"Brian! Bukannya kamu lelaki yang bernama Brian temannya Helen?" Ucap Keisha dengan nada terkejut.

Dia tidak habis pikir ternyata selama ini dia sedang menunggu lelaki yang bermesraan dengan perempuan lain. Mendengar nama Helen disebut oleh Keisha, lelaki tersebut langsung tahu kalau wanita memakai setelan jas kantor itu adalah Kakaknya Helen, Keisha.

"Apa anda adalah Nona Keisha?" tanya Brian dengan setengah kepala yang muncul dari jendela mobilnya.

"Iya, aku Kakaknya Helen."

"Astaga ternyata Nona memang seperti yang dikabarkan. Terlalu tua untuk saya, mohon maaf Nona karena membatalkan kencan kita secara sepihak. Saya tidak ingin memiliki istri yang terlihat seperti Ibu saya. Apalagi Nona adalah wanita tidak sempurna."

"Lalu kenapa kau mau berkencan denganku?"

"Saya kira, Nona adalah wanita seperti Helen yang sangat cantik dan tampil menggoda. Tetnyata, Nona bahkan tidak ada mirip-miripnya dengan dia."

Ucapan Brian berhasil membuat Keisha murka, dia melemparkan sepatu haknya ke wajah lelaki itu. Jika bukan karena Brian segera menutup kaca mobilnya, maka mungkin wajahnya sudah terluka oleh sepatu Keisha.

"Meskipun saya bukanlah wanita yang sempurna karena sulit untuk memiliki anak dan punya wajah pas-pasan. Saya tidak akan merendahkan harga diri saya seperti Anda, yang dengan mudahnya bercinta dengan wanita lain yang bukan istri Anda. Jangan pernah menemui saya dan Helen lagi! Atau Anda akan menyesal karena telah berurusan dengan saya!" Ancam Keisha tegas.

Keisha bergegas membuka pintu mobilnya, menancap gasnya dengan kasar dan berlalu pergi. Hatinya dipenuhi dengan emosi yang meluap-luap seperti gunung meletus yang sudah siap untuk memuntahkan laharnya kapan saja.

_________^_^________

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian..like+komen+boom rate..😍

~Salam sayang As-Sana~

Terpopuler

Comments

Dewi Tarra

Dewi Tarra

jahat ya helen ud tau kei susah punya anak dia malah kasih berita kehamilan,,

2022-12-13

0

Cireng Pedas

Cireng Pedas

nyesek amat

2021-05-14

0

Rosita Husin Zen

Rosita Husin Zen

certanya bagus jg tpi sedih jg ya bacanya ..visualnya para pemain ceritanya ini mana Thor ?

2021-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Acara Keluarga
3 Menginap
4 Emosi yang Memuncak
5 Berita Besar
6 Perdebatan
7 Menenangkan Diri
8 Sang Pengacau
9 Gaun Pengantin
10 Keluarga Besar
11 Gemuruh Badai
12 Penuh Kejutan
13 Penyesalan
14 Kecemasan
15 Badai Belum Berakhir
16 Panik
17 Rumor Telah Berakhir
18 Pertemuan
19 Siuman
20 Keluarga
21 Keputusan
22 Awal Kisah
23 Kepastian
24 Lahar Api
25 Akhir Semuanya
26 Lembaran Baru
27 Lamaran
28 Siaran Televisi
29 Interview
30 Tidak Sabar
31 Mencurahkan
32 Restu
33 Ayah Mertua
34 Tidak Habis Pikir
35 Berjalan di antara Bintang
36 Berpamitan
37 Sampai Tujuan
38 Apa Alasannya?
39 Menuju Pernikahan
40 Memilih Gaun Pernikahan
41 Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42 Hari Bahagia
43 Cahaya Rembulan
44 Tempat Tinggal Baru
45 Kencan
46 Perhatian
47 Perjumpaan yang Tertunda
48 Bertamu
49 Permintaan
50 Segalanya Terasa Biasa
51 Hari yang Terus Berlalu
52 Serbuk Amarah
53 Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54 Kelopak Mawar Merah
55 Berpenampilan Berbeda
56 Mulai Menjauh
57 Tidak Berkaca dari Cermin
58 Takut Kehilangan
59 Malam yang Panjang
60 Gara-gara Ruam
61 Terasa Manis
62 Kisah yang Terpendam
63 Salam Terakhir
64 Hadiah Terindah
65 Waktu
66 Semuanya akan Baik-baik Saja
67 Pohon Maple
68 Hari-Hari Bersamanya
69 Tamu tidak Diundang
70 Bertegur Sapa
71 Tidak Semudah Itu!
72 Hal tidak Terduga
73 Semuanya telah Diketahui
74 Kesepakatan
75 Perasaan yang Disembunyikan
76 Terlalu Merindukan
77 Cerita yang Hampir Terlupakan
78 Festival Musim Panas
79 Menghitung Hari
80 Seorang Pianis Kecil
81 Konser Jalanan
82 Seputih Salju
83 Kembali Bersama
84 Senyum yang Hilang
85 Tidak Ada Kabar
86 Ditemukan
87 Titik Terang
88 Kembali Memaafkan
89 Suatu Keajaiban
90 Yang Ditunggu-tunggu
91 Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92 Terlalu Senang
93 Karangan Bunga
94 Kata Hati
95 Pengganggu.
96 Semakin Dekat
97 Mendebarkan
98 Telah Terlewati
99 Kehangatan Keluarga
100 SEQUEL My Old Wife
101 Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102 Extra Part I
103 Extra Part 2
104 Season 2 – Part 1 Candy Love
105 Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106 Season 2 – Part 3 My Heart
107 Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108 Season 2 – Part 5 Sweet Home
109 Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110 Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111 Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112 Season 2 – Part 9 Firasat
113 Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114 Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115 Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116 Season 2 – Part 13 Berjumpa
117 Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118 Season 2 – Part 15 Trauma
119 Season 2 – Part 16 Mendekati
120 Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121 Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122 Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123 Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124 Season 2 – Part 21 Pantai
125 Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126 Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127 Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128 Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129 Season 2 – Part 26 Kecemasan
130 Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131 Season 2 – Part 28 Menanti
132 Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133 Cahaya Cinta Terakhir
134 Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135 Season 2 – Part 31 Ayah
136 Season 2 – Part 32 Angga?
137 Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138 Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139 Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140 Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141 Season 2 – Part 37 Sahira
142 Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143 Season 2 – Part 39 Harapan
144 Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145 Untuk Pembaca ku Tersayang.
146 Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147 Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148 Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149 Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150 Season 2 – Part 45 Feel Alone
151 Season 2 – Part 46 Meet
152 Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153 Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154 Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155 Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156 Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus
Episodes

Updated 156 Episodes

1
PROLOG
2
Acara Keluarga
3
Menginap
4
Emosi yang Memuncak
5
Berita Besar
6
Perdebatan
7
Menenangkan Diri
8
Sang Pengacau
9
Gaun Pengantin
10
Keluarga Besar
11
Gemuruh Badai
12
Penuh Kejutan
13
Penyesalan
14
Kecemasan
15
Badai Belum Berakhir
16
Panik
17
Rumor Telah Berakhir
18
Pertemuan
19
Siuman
20
Keluarga
21
Keputusan
22
Awal Kisah
23
Kepastian
24
Lahar Api
25
Akhir Semuanya
26
Lembaran Baru
27
Lamaran
28
Siaran Televisi
29
Interview
30
Tidak Sabar
31
Mencurahkan
32
Restu
33
Ayah Mertua
34
Tidak Habis Pikir
35
Berjalan di antara Bintang
36
Berpamitan
37
Sampai Tujuan
38
Apa Alasannya?
39
Menuju Pernikahan
40
Memilih Gaun Pernikahan
41
Pernyataan Cinta di Saat Turun Hujan
42
Hari Bahagia
43
Cahaya Rembulan
44
Tempat Tinggal Baru
45
Kencan
46
Perhatian
47
Perjumpaan yang Tertunda
48
Bertamu
49
Permintaan
50
Segalanya Terasa Biasa
51
Hari yang Terus Berlalu
52
Serbuk Amarah
53
Bunga yang Sudah Tidak Harum Lagi
54
Kelopak Mawar Merah
55
Berpenampilan Berbeda
56
Mulai Menjauh
57
Tidak Berkaca dari Cermin
58
Takut Kehilangan
59
Malam yang Panjang
60
Gara-gara Ruam
61
Terasa Manis
62
Kisah yang Terpendam
63
Salam Terakhir
64
Hadiah Terindah
65
Waktu
66
Semuanya akan Baik-baik Saja
67
Pohon Maple
68
Hari-Hari Bersamanya
69
Tamu tidak Diundang
70
Bertegur Sapa
71
Tidak Semudah Itu!
72
Hal tidak Terduga
73
Semuanya telah Diketahui
74
Kesepakatan
75
Perasaan yang Disembunyikan
76
Terlalu Merindukan
77
Cerita yang Hampir Terlupakan
78
Festival Musim Panas
79
Menghitung Hari
80
Seorang Pianis Kecil
81
Konser Jalanan
82
Seputih Salju
83
Kembali Bersama
84
Senyum yang Hilang
85
Tidak Ada Kabar
86
Ditemukan
87
Titik Terang
88
Kembali Memaafkan
89
Suatu Keajaiban
90
Yang Ditunggu-tunggu
91
Kebahagiaan yang Tidak Tertahankan
92
Terlalu Senang
93
Karangan Bunga
94
Kata Hati
95
Pengganggu.
96
Semakin Dekat
97
Mendebarkan
98
Telah Terlewati
99
Kehangatan Keluarga
100
SEQUEL My Old Wife
101
Info Novel Istriku Nona Presdir Limited Edition
102
Extra Part I
103
Extra Part 2
104
Season 2 – Part 1 Candy Love
105
Season 2 – Part 2 Mencuri Hati
106
Season 2 – Part 3 My Heart
107
Season 2 – Part 4 Malam Berbintang
108
Season 2 – Part 5 Sweet Home
109
Season 2 – Part 6 Pagelaran Seni
110
Season 2 – Part 7 Pria Pengantar Pizza
111
Season 2 – Part 8 Cerita Kita
112
Season 2 – Part 9 Firasat
113
Sesion 2 – Part 10 Kunjungan ke Kantor
114
Sesion 2 – Part 11 Tidak Bisa Berjauhan
115
Sesion 2 – Part 12 Siapa Wanita itu?
116
Season 2 – Part 13 Berjumpa
117
Season 2 – Part 14 Malam Romantis
118
Season 2 – Part 15 Trauma
119
Season 2 – Part 16 Mendekati
120
Season 2 – Part 17 Mario Art De Lavi I
121
Season 2 – Part 18 Mario Art De Lavi II
122
Season 2 – Part 19 Mario Art De Lavi III
123
Season 2 – Part 20 Mario Art De Lavi IV
124
Season 2 – Part 21 Pantai
125
Season 2 – Part 22 Menitipkan Rindu
126
Season 2 – Part 23 Diantara Dua Kasih Sayang
127
Season 2 – Part 24 Kepingan Memori
128
Season 2 – Part 25 Tawa yang Lepas
129
Season 2 – Part 26 Kecemasan
130
Season 2 – Part 27 Terpisah Jarak
131
Season 2 – Part 28 Menanti
132
Season 2 – Part 29 Sumber Inspirasi
133
Cahaya Cinta Terakhir
134
Season 2 – Part 30 Seorang Pendatang
135
Season 2 – Part 31 Ayah
136
Season 2 – Part 32 Angga?
137
Season 2 – Part 33 Kasih Tak Sampai
138
Season 2 – Part 34 Bertatap Muka
139
Season 2 – Part 35 Sweet Kiss
140
Season 2 – Part 36 Salju Pertama Ottawa
141
Season 2 – Part 37 Sahira
142
Season 2 – Part 38 Kembali Pulang
143
Season 2 – Part 39 Harapan
144
Season 2 – Part 40 Aku Cinta Kamu
145
Untuk Pembaca ku Tersayang.
146
Season 2 – Part 41 Pria di Bawah Hujan
147
Season 2 – Part 42 Rasa yang Tumbuh I
148
Season 2 – Part 43 Rasa yang Tumbuh II
149
Season 2 – Part 44 Rasa yang Tumbuh III
150
Season 2 – Part 45 Feel Alone
151
Season 2 – Part 46 Meet
152
Season 2 – Part 47 Ibu Sudah Meninggal
153
Season 2 – Part 48 Permintaan Julian
154
Season 2- Part 49 Biarkan Aku Bersama Istrimu
155
Season 2-Part 50 Membiarkan Rasa Ini Diam Untuk Sejenak
156
Season 2- Partai 51 Aku yang Mencintaimu dengan Tulus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!