LIABILITY; 14

Agatha memakan roti coklatnya dengan nikmat, Raka yang membelikan. Agatha sangat menyukai roti coklat di pagi hari yang mana membuat Raka antusias dan wajib membeli untuk kebahagiaan pacarnya. Raka paling anti bangun pagi, tetapi mengingat hari ini Agatha ada jam pagi membuat Raka ingin menjemput Agatha.

Padahal, Raka juga ada jam pagi ini, tetapi sama sekali tidak peduli. Tetap saja tujuannya bangun pagi hanya untuk Agatha. Kedua insan itu berjalan menuju gedung fakultas sastra, Agatha memang anak sastra yang juga menulis beberapa novel di salah satu platform kepenulisan. Agatha suka menulis karena menurutnya menciptakan karakter dan mengatur alur membuat beban pikirannya sedikit berkurang. Raka juga tidak masalah jika Agatha selalu berkutat di depan laptop untuk menjalankan hobinya, hanya saja Raka sering menegur jika terlalu lama dan melupakan jam makan.

"Kemarin kamu habis dari rumah orang tua kamu, kan? Gimana keadaan papa dan mama kamu? Baik-baik aja, kan? Atau pulang kuliah nanti kita kesana bareng-bareng?" tanya Raka, melirik Agatha yang sedang sibuk dengan ponsel setelah roti coklat yang dimakannya habis. Kening Raka berkerut, saat melihat senyum terbit di bibir pacarnya sambil mengetik beberapa kata di layar ponsel. "Chattingan sama siapa?"

Agatha menurunkan ponselnya. "Balas komentar-komentar pembaca, kok." Agatha tersenyum manis, satu alis Raka terangkat pertanda bahwa jawaban Agatha kurang memuaskan. "Ini beneran balas komentar pembaca, pada lucu-lucu deh, mereka marah-marah nggak jelas. Kamu percaya 'kan, sama aku? Nggak mungkin dong aku ngehianatin kamu." Agatha mengapit lengan Raka dan menyandarkan sisi kepalanya di sana.

Raka menghela napas lega, pikirannya sempat berkelana ke hal yang tidak-tidak. Cowok itu mengusap tangan Agatha di lengannya dan mengusung senyuman kecil. "Jangan bikin aku sakit hati lagi, ngerti? Kalau aku udah nggak bisa maafin kamu gimana?"

"Enggak akan lagi Raka." Agatha mencubit kecil lengan Raka namun tak menimbulkan reaksi apapun dari cowok itu. Agatha mendongakkan wajahnya, menatap visual wajah tampan Raka dari bawah yang mana mampu menggaet banyak gadis itu menyukainya. "Nggak usah datar-datar gitu mukanya, entar makin jelek loh. Aku juga udah jawab pertanyaan kamu," ujarnya manja.

"Aku boleh nyita hp kamu sampai jam pertama selesai? Setelah sholat Dzuhur aku kembaliin lagi ke kelas kamu," tutur Raka. Sedikit merasa tidak enak saat Agatha menghentikan langkah dan melepas tangan dari lengannya. Raka mengacak rambut pacarnya dan tersenyum tipis. "Kamu tau 'kan, aku cinta banget sama kamu? Aku nggak mau kehilangan kamu, juga nggak mau kalo kepercayaan aku sama kamu benar-benar habis. Mana ponsel kamu?" Telapak tangan Raka terbuka di depan Agatha.

Agatha menggeleng pelan dan menyembunyikan ponselnya di belakang punggung. Agatha tak bisa hidup tanpa ponsel, juga sangat bosan berada di kelas tanpa benda itu. Apalagi kedua temannya kompak tidak hadir hari ini karena belum menyelesaikan laporan yang akan dikumpul di jam pertama nanti.

Raka menggenggam kedua pundak Agatha. Cewek itu kembali mendongak karena tinggi dirinya dan Raka memang lumayan jauh. Warga-warga fakultas sastra yang menyaksikan mulai saling bersiul-siul gaje, juga iri melihat kebersamaan pasangan itu.

"Aku nggak bisa ngasih kamu hp aku, kamu 'kan, tau aku paling nggak bisa kemana-mana tanpa hp." Suara Agatha terdengar pelan. Raka tersenyum maklum dan kembali memegang tangan Agatha, kembali melanjutkan langkah yang sempat tertunda. "Kamu marah?" tanyanya takut-takut.

Raka menoleh sekilas, tertawa pelan hingga Agatha tersenyum lega. "Aku percaya sama kamu. Dalam hubungan bukan cuma kesetiaan yang dipertahankan, tapi juga kesabaran. Hari ini cuma ada tiga jam, kan? Kita ke kantin bareng kalo gitu." Entah bodoh atau tidak, yang jelas Raka tidak ingin jika Agatha merasa tidak nyaman dengan sifat posesifnya yang berlebihan.

"Iya, kita ke kantin bareng. Raka emang yang terbaik, Agatha jadi tambah sayang." Agatha tersenyum malu-malu. Raka menghentikan langkah dan mengecup sekilas puncak kepala pacarnya, untung saja lorong kali ini sepi hingga tak ada siulan-siulan gaje yang mengiringi. "Berani banget main cium-cium."

"Nggak papa, pacar sendiri juga." Raka tertawa kecil, menelisik setiap mimik wajah cantik pacarnya. "Jangan suka senyum sama orang lain 'yah, juga jangan keseringan nyapa cowok-cowok lain. Jangan berteman sama cowok juga, ingat itu." Raka mengacak-acak rambut Agatha hingga cewek itu kesal dan mencubit pinggangnya.

"Aduh, Nona Dirgantara makin nakal aja, aku nikahin nih."

"Kamu 'tuh, makin hari makin nakal." Agatha melengos pergi. Raka tertawa di tempatnya, memandang punggung kecil Agatha yang mulai menjauh. Cewek itu sesekali menoleh menatapnya, tersenyum malu-malu karena semburat merah diwajahnya. "KE KELAS SANA, BENTAR LAGI KAMU MASUK!" teriak Agatha.

Raka mengangkat jempol dan membalikkan badan. Berjalan santai menuju gedung fakultasnya sendiri, sisa satu menit lagi jam pertama akan segera di mulai. Kedua kaki panjang Raka bertambah cepat kemudian berlari, tidak ingin terlambat hari ini mumpung sudah berada di sini.

Lima menit kemudian Raka tiba di depan pintu kaca buram yang tertutup. Mengatur napas agar stabil, dengan santai Raka mengetuk dan membuka, terkejut saat melihat sosok Nayla ada di dalam kelasnya. Raka bisa langsung mengenali wajah Nayla karena pertemuan tidak sengaja mereka pagi ini.

"Ngapain lo di sini?" Mengabaikan dosen dan juga teman-temannya, kefokusan Raka diambil oleh Nayla yang membelalakkan mata terkejut. "Hati-hati 'tuh, mata entar gue colok, trus goreng jadiin sarapan entar siang!"

Nayla berkedip dua kali, memiringkan kepala dan mengukir seringai menyebalkan."Kita ketemu lagi Raka," tuturnya pelan sarat akan percikan api permusuhan.

"Kalian saling kenal?" Dosen menginterupsi, pria berkacamata dan bertubuh kurus itu berjalan di antara mereka. Memberi sorot mata datar karena kedua mahasiswanya terlambat. Untuk Nayla masih bisa dia maklumi karena berasal dari kampus tetangga dan baru saja masuk hari ini, tetapi untuk Raka tidak lagi. "Raka, alasan kamu terlambat kali ini apa?"

Raka menatap dosennya lugu, tersenyum dan menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Habis nganterin pacar, Pak. Makanya telat," tuturnya.

"Bucin!" cibir Nayla

"Diam lo!"

Dosen menghela napas jengah. Intensitas tatapannya pada Raka semakin tajam saja. "Kamu keluar dari kelas saya, udah keseringan terlambat karena alasan yang sama saya nggak bisa lagi menolerir."

"Oke, Pak." Raka mengangguk. Hendak keluar dan menyeret Nayla ikut serta. "Cewek ini juga 'kan, Pak? Telat juga loh."

"Ini hari pertama gue jadi mahasiswi di kampus ini, jadi Bapak dosen bisa maklum." Suara Nayla terdengar yakin, mendesis dan menepis tangan Raka yang menarik-narik tasnya ke belakang.

"Benar, jadi ...."

"Keadilan harus ditegakkan, nggak boleh diskriminasi, Pak. Entar saya tuntut mau?"

"Di keluarin, keluar aja sana, nggak usah seret-seret anak orang." Morgan menimpali. Tersenyum guyon saat Raka menatapnya penuh dendam. Gino yang duduk di bangku depan tepat di posisi Raka berdiri sedang sibuk membaca modul. Tidak peduli sama sekali.

"Kalo gitu, saya juga nggak mau keluar kalau cewek ini nggak ikut serta," ujar Raka, santai. Memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaket. Nayla mengepalkan kedua tangan, sadar akan tingkah Nayla yang ingin memukulnya. "Cewek nggak boleh bar-bar, entar enggak punya pacar!"

"DUDUK!"

Mendengar suara Dosen, Nayla dan Raka mengangguk bersamaan. Nayla menyenggol lengan Raka hingga cowok itu sedikit terdorong ke samping, Raka menarik rambut Nayla yang menjuntai dengan kejam.

.

.

.

.

PERCIKAN API PERMUSUHAN BARU SAJA DI MULAI:O

SALAM DARIKU,

SYUGERR

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

s raka bucinnya udah d ambang batas manusia normal 😂😂😂😂

2022-01-25

0

Dtha

Dtha

gw mencium aroma" perselingkuhan😂agatha mencurigakan!

2020-07-15

2

kartika yuzwondo

kartika yuzwondo

seruuuu nyaaahhhh
tp ak cinta nya sama pak dosen gmn dong thooor

2020-06-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!