LIABILITY
AYO ABSEN SIAPA YANG LEBIH DULU MENEMUKAN CERITA SYUGERR INI?
.
.
.
.
.
"Udahlah, Vio. Gue tahu apa yang terbaik untuk makalah kita, serahin aja semuanya sama gue, biar gue yang ngurusin."
Seorang Viola Oksana memang sangat bersikukuh mengambil alih tugas makalah yang tiga hari lalu diberikan profesor Maxcel. Sedangkan, seorang Nayla Kayana tidak puas jika bukan dia yang mengerjakan makalah itu sendiri sudah jelas tidak akan memberi Viola ijin. Mereka memang berkelompok, tapi persaingan untuk menjadi primadona kampus menjadi sekat di antara mereka.
"Apa kata lo! Enak aja, gue tau pikiran licik lo itu, Nay. lo pasti bakal muji-muji diri lo sendiri dan nebar ke semua orang kalo makalah lo sendiri yang ngerjain." Terdengar dengusan napas kasar di seberang sana. Nayla terkikik geli lalu membekap mulut, berusaha agar Viola si gadis sempurna dalam segala hal itu tidak mendengar cekikikannya.
"Lo udah raih banyak penghargaan. Lo nggak boleh terlalu egois, biarin makalah ini gue aja yang ngerjain, sebagai gantinya lo gue maafin."
"Cih! Gue nggak perlu maaf dari lo si4lan! Lo 'kan, tau gue gimana? Gue manusia yang nggak pernah puas dalam segala hal, gue macem vampir-lah yang ngincar darah lagi dan lagi."
Nayla ingin sekali membanting mulut tanpa filter milik Viola. Viola selalu saja berbicara seenaknya, lalu mengambil perbandingan yang mampu membuat Nayla mati kutu. Duduk di pinggir ranjang, Nayla melepas bandana merah di atas kepalanya lalu merebahkan tubuh dengan posisi menyamping.
"Gue yang ngerjain selama tiga bulan, dan yang jelas gue nggak bakal ngasih lo secara cuma-cuma!"
"Itu karena lo nggak ngasih tau gue. Profesor Maxcel juga inginnya kita yang ngerjain bukan cuma lo. Tapi, lo malah ngegoda profesor supaya cuma lo yang ngerjain." Suara Viola semakin meninggi. Nayla tahu jelas jika Viola sangat kesal, atau mungkin sangat marah.
Makalah itu memang ditugaskan untuk mereka. Nayla dan Viola berteman sejak SMP, karena sama-sama memiliki otak yang cerdas dan cemerlang Nayla dan Viola bukan lagi teman, melainkan musuh yang memiliki ambisi besar untuk saling menjatuhkan. Setiap hari di kampus yang mereka lakukan hanyalah bersaing, memanjat popularitas agar disegani banyak warga kampus. Mereka bermain cantik dan anggun sebab, mereka mendapatkan kepopuleran itu melalui olimpiade dan IPK nyaris sempurna di setiap semester.
Sebelum membaca kisah ini lebih lanjut, lebih baik kalian mengenal terlebih dahulu siapa pemeran utamanya. Namanya, Nayla Kayana; umur 19 tahun, mahasiswi jurusan management bisnis di fakultas swasta ternama di kota elit ini dan juga peraih IPK 4,0 berturut-turut, kebanggaan para dosen dan memiliki masa depan yang sangat cerah. Yah, dia masih menginjak semester empat tetapi, beberapa perusahaan besar dan ternama sudah menawarkan kontrak yang dilangsungkan setelah dia lulus nanti. Dan, tentu saja itu berlaku juga untuk sahabat rasa musuhnya yaitu seorang Viola Oksana.
Tangan Nayla terulur untuk mematikan lampu kamar. Dia berasal dari keluarga sederhana tetapi, berkat pekerjaan sampingan yang selama ini dia lakukan dapat menunjang keluarganya dari primer menjadi sekunder dan semoga saja segera menjadi tersier.
Bahkan, Nayla sudah bisa menyewa apartemen sendiri tanpa sepengetahuan keluarganya di kampung. Sudah satu minggu ini Nayla tidur di kasur empuk dan merasakan enaknya menjadi seorang yang kaya raya, mau apapun akan tersedia walau sunyi seringkali hinggap karena kesendirian.
Brak!
Apa itu?
Netranya yang baru saja ingin terpejam sontak terbuka sebab, suara dorongan pintu yang terlampau keras membuatnya terkejut. "Apaan, tuh? Suaranya berasal dari luar," gumamnya sekecil mungkin.
Dari luar?
Astaga! Nayla baru ingat, jika pintu apartemen belum terkunci setelah membeli beberapa jenis makanan di luar. Jadi, suara itu berasal dari pintu apartemennya? Tapi siapa? Apa yang ingin dia lakukan malam-malam seperti ini.
"Sekarang pukul berapa, yah?" Meraih ponsel yang sempat Nayla buang sembarangan setelah telfon dengan Viola terputus, netranya terbelalak kaget setelah mengetahui pukul berapa sekarang. "Satu dini hari, dan gue lupa ngunci pintu? Di apartemen ada penjahat nggak, yah?"
Maklum. Nayla pindah ke apartemen ini belum lama jadi, masih sangat takut dan tidak tahu kehidupan orang kaya.
Dengan takut-takut Nayla melangkah pada pintu kamarnya yang tertutup, tak lupa meraih sapu di dekat sana dan menggenggamnya erat-erat sebagai senjata yang menentukan nasibnya malam ini. Dalam hati Nayla terus berdoa, semoga dia bukan orang jahat.
"Lo buat gue gila Agatha."
Mendengar erangan frustasi itu Nayla langsung membuka pintu kamar lebar-lebar. Terkejut karena seorang cowok bertubuh tinggi, berbaju putih dan berkulit tidak terlalu putih sedang mengerang sembari mencengkeram erat kepalanya. Tetapi yang tidak Nayla mengerti, kenapa cowok yang sedang frustasi itu masuk ke apartemennya?
Brugh!
Tak Sengaja sapu di tangan Nayla terjatuh hingga menimbulkan suara yang cukup keras, cowok itu menoleh ke arahnya, iris hitamnya yang tajam bersinggungan dengan iris coklat Nayla yang layu. Maklum, Nayla sudah mengantuk sedari tadi, tapi cowok ini datang dan mengacaukan tidurnya.
"Siapa lo?" tanya Nayla, berani.
Cowok itu berdiri tegak. Nayla menatap mata cowok itu sekali lagi, ada amarah yang berkobar di sana, amarah yang mampu memancing adrenalin untuk jauh dari kata positif. Nayla bisa menebak, jika cowok itu baru saja melalui masa-masa sulit dalam hidupnya lalu kembali terjebak dan akhirnya depresi. Tapi sekali lagi kenapa harus apartemennya yang dimasuki?
"Kenapa lo sejahat itu Agatha? Apa salah gue? Gue bahkan udah banyak berkorban untuk lo tapi lo malah nyia-nyiain gue seperti sampah yang nggak berguna."
Dia bermonolog frustasi. Bibir tipisnya mendesis sebelum mengukir seringai yang mengerikan. Nayla masih tidak mengerti saat nama 'Agatha' yang cowok tampan itu sebutkan, siapa Agatha? Dan apa hubungannya perempuan itu dengannya. Nayla menelan ludah gugup saat cowok tampan itu melangkah maju, mengikis jarak di antara mereka.
Nayla akui wajah cowok itu memang tampan dan menawan tetapi, tetap saja tidak mampu membuat seorang Nayla Kayana tertarik apalagi dipandangan pertama. Seraya memegang sapu erat-erat, Nayla membalas tatapan mata cowok itu yang memerah, bukan karena berkaca-kaca tetapi, 'sesuatu' yang lain.
"Ngapain lo masuk apartemen gue? Dan siapa Agatha? Gue nggak kenal. Jadi tolong, lo ninggalin apartemen gue sekarang." Suara Nayla masih tenang. Namun, saat kaki panjang cowok itu kembali mengikis jarak saat itu pula Nayla sadar jika kondisi seperti ini sangat tidak baik.
"Gue nggak akan biarin lo lolos lagi Agatha!" Suaranya meninggi dan terdengar sangat menakutkan.
Nayla menodongkan sapu di tangannya dengan gesit hingga langkah cowok itu langsung terhenti.
"Gue nggak akan segan-segan buat mukul, kalo lo berani ngelangkah lagi! Terlebih-lebih gue nggak kenal siapa Agatha apalagi lo. Jadi, gue mohon lo pergi sekarang juga."
.
.
.
.
.
.
.
GIMANA PART PERTAMANYA?
UDAH BUAT TERTARIK?
MENURUT KALIAN SIFAT NAYLA SEPERTI APA?
LIKE YAH GUYS:)
SALAM DARIKU,
SYUGERR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ernes Pramudita
kalo aku jadi nayla. aku nggak akan berani keluar kamar.. yg ada malah pintu kamar langsung tak kunci wkwk takut sayy
2023-01-04
0
¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜
mampir..... semangat
2022-03-12
0
Merlani Hidayat
ada di beranda nyimak
2022-02-20
0