LIABILITY; 8

SIAPA AJA YANG HADIR?

.

.

.

.

.

.

.

"Gue punya Agatha, dia segalanya buat gue. Dan gue nggak mungkin nikahin lo yang nama lo aja gue nggak tau, dan satu lagi --- cewek kayak lo benar-benar bukan selera gue," pungkas Raka lalu mendorong sendikit keras hingga pinggang Nayla membentur meja.

"Hati lo dimana? Lo punya ibu yang juga perempuan, seharusnya lo bisa ngerasain sedikit penderitaan gue karena ulah lo. Gue nggak minta banyak, gue cuma mau lo nikahin gue, gue nggak mau buat ortu gue kecewa. Lo ngerti 'kan, maksud gue." Nayla histeris saat tangan kanan cowok berkaos maroon memegang handle pintu. Seperkian detiknya Nayla menelan ludah gugup saat Raka berbalik badan dan mengikis jarak di antara mereka.

"Bunda gue perempuan baik-baik, dia malaikat tak bersayap. Dan lo bukan perempuan baik-baik karena mau aja disuruh seseorang buat jebak gue hanya karena duit, gue tau muka sok lugu kayak lo punya seribu satu cara buat naklukin sanderanya agar berlutut dan nggak berkutik. Dan cara yang lo pilih benar-benar menjijikkan." Raka mengukung pergerakan Nayla di tembok samping sofa. Kedua tangan berototnya berada di sisi kanan dan kiri cewek itu.

Keringat dingin mulai merembes membasahi wajah Nayla. Raka mengukir seringai kecil. "Gue punya cewek yang hatinya harus gue jaga. Dan dia sempurna lebih dari pada lo, gue nggak mungkin ninggalin dia demi bongkahan batu yang menjijikkan bahkan rela kehilangan harga di ...." Raka menatap tak percaya pada sosok Nayla. Iris hitamnya bersinggungan cukup lama pada iris coklat yang kian memerah siap mengeluarkan buliran air.

Nayla menampar pipi kiri Raka sangat keras dengan tangannya yang berkeringat dingin. Ucapan cowok itu benar-benar keterlaluan layaknya sampah yang tidak berpendidikan. Baru kali ini Nayla merasakan hidupnya benar-benar di ambang kehancuran yang selangkah lagi salah pijak maka dirinya akan berakhir naas. "Pergi dari sini," ucapnya datar.

"Gue cuma mau bilang kalo gue nggak mungkin ngelakuin 'itu'." Raka masih saja membela diri semakin membuat Nayla muak. Raka mundur beberapa langkah, tamparan Nayla bukan hanya keras namun, benar-benar mengirim panas sampai rasa bersalah perlahan muncul. "Gue bukan cowok br3ngsek, atau mungkin justru lo yang br3ngsek karena pura-pura demi uang? Cek yang tadi pagi gue kasihin kurang? Sampai sandiwara lo masih berlanjut sampai sekarang?"

Bahkan, Nayla membuang cek itu ke tong sampah setelah merobeknya dengan tidak manusiawi. Nayla terkekeh sumbang, saat sadar bahwa cowok berkaos maroon ini menganggapnya pura-pura dan bersandiwara hanya karena rupiah? Nayla rela menjual otaknya kalau hanya masalah uang.

"Gue benci sama lo." Hanya itu yang mampu Nayla ucapkan untuk membalas semua perkataan keji dari Raka. "Gue mohon lo pergi," lirihnya sarat akan rasa pedih.

"Jangan memasang wajah sok sedih seolah-olah lo emang salah." Raka menyangkal, mengeluarkan dompet kulit mahal dari saku celana dan merobek tiga cek yang langsung disodorkan pada Nayla. "Hentikan sandiwara lo, jangan buat gue benar-benar ngerasa bersalah. Jangan sampai hubungan gue dan Agatha hancur gara-gara kebohongan yang lo buat." Raka menarik tangan Nayla dan menaruh tiga cek di atasnya.

Nayla meremas cek itu dengan amarah yang menggebu-gebu. "Lo udah ngancurin hubungan gue, dan sebagai gantinya hubungan lo juga harus ikut hancur." Nayla berkata dengan serius. Tak ada ketakutan sama sekali dalam benaknya saat mengatakan kalimat itu, jika saja cowok itu langsung menampar atau melakukan kekerasan padanya, Nayla tidak peduli lagi. Hidupnya sudah hancur, setiap ucapan Raka bagai sembilu yang menyayat relung hati.

"Gue nggak pernah ngancurin hubungan lo!" tampik Raka keras. Nayla menatap marah pada Raka yang dibalas sama cowok itu. "Kalaupun hubungan lo hancur, itu karena lo sendiri nggak ada sangkut pautnya sama gue," lanjutnya sarkasme, setelah itu berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar Nayla dengan mimik wajah muak.

"HUBUNGAN LO AKAN HANCUR INGAT ITU, GUE NAYLA KAYANA YANG AKAN MENJADI PENYEBAB-NYA!" teriak Nayla kian histeris. Raka menghentikan langkah dan memutar tubuh 180°, ekspresi jengah dan muak yang mendominasi wajah cowok itu. Nayla mengepalkan tangan kuat-kuat di kedua sisi tubuhnya. "Gue janji," lanjutnya lagi.

"Dan gue Raka Dirgantara nggak akan tinggal diam selama lo di luar jalur, lo berani nyakitin Agatha hidup lo melayang di tangan gue." Raka maju dua langkah. Dan tanpa aba-aba membogem mentah tembok putih sampai terdengar debumam keras, Nayla menelan ludah gugup, wajah Raka cukup membuatnya ketakutan. "Gue nggak suka nyakitin cewek, tapi sepertinya cewek kayak lo nggak pantes dikasihanin," lanjutnya sinis.

"Pergi lo sekarang juga!" Nayla membuang muka ke arah lain. Tubuhnya mulai bergetar dan tidak kuat menopang berat badan lebih lama lagi. "Pergi lo sekarang, ENYAH!" tajamnya.

Tanpa berkata lagi Raka langsung pergi tak lupa membanting pintu cukup keras hingga Nayla terpelonjak kaget. Nayla segera berlari ke arah pintu dan menguncinya rapat-rapat. "Gue akan ngancurin hubungan lo!" racaunya sarat akan amarah.

Nayla berlari ke atas ranjang dan menyambar laptopnya di atas nakas. Cerita baru dengan judul 'Liability' kembali dilanjut dengan mood yang benar-benar hancur. Nayla serius ingin menyiksa karakter cowok di cerita barunya itu, membuat si pemeran utama cowok frustasi dan nyaris gila karena menghadapi sesosok cewek tangguh yang tak gentar mengusiknya.

"Raka Dirgantara." Nama pemeran utamanya Nayla ganti menjadi nama Raka. Agar imajinasinya untuk menyiksa sosok Raka bisa totalitas.

Di tempat lain namun, di waktu yang sama. Sosok Raka dibuat tercengang karena pemandangan yang tak seharusnya dia lihat. Hatinya kembali nyeri, emosinya yang belum stabil kembali membara, dengan tangan terkepal kuat dia menghampiri sesosok cewek yang kini duduk berdua bersama cowok berpakaian formal yang lebih tua darinya.

"Agatha," seru Raka. Dan sang pemilik nama melembarkan mata dan spontan berdiri. "Siapa dia?" Raka menunjuk sesosok lelaki yang diperkirakan lebih tua dari dirinya, berpakaian formal dan cukup mapan.

Agatha gelagapan, dia tersenyum canggung saat intensitas tatapan Raka kian menajam. "Di--a sepupu aku," alibinya.

Satu alis Raka terangkat. Sosok cowok berpakaian formal berdehem cukup keras hingga menarik atensi Raka. Raka memandang rendah cowok itu, dikarenakan nekad nge-date dengan Agatha-nya. "Siapa lo? Bener sepupu?" tanyanya tak sopan.

"Iya, saya sepupu Agatha. Silahkan duduk," ujarnya ramah.

Agatha menghela napas lega namun, bulu kuduknya tiba-tiba meremang saat suara bisikan Raka yang terdengar tidak main-main. Agatha tahu jika seorang Raka Dirgantara sangat-sangat mencintai dirinya, overprotektif, sangat posesif, menganggapnya berlian yang sangat berharga, men-klaimnya sesuka hati dan menutup segala akses cowok lain dari segala arah karena sifat posesif yang semakin menjadi-jadi.

"Jangan main-main Agatha, kesabaranku masih banyak, tapi tak sebanyak dulu," bisik Raka tepat di daun telinga Agatha. Cowok berkaos maroon itu lalu menepuk puncak kepala Agatha dengan gemas.

.

.

.

.

.

.

SEE YOU NEXT PART:)

SALAM DARIKU,

SYUGERR

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

asli gue gemes bgt sm s rakaaaaa hwaaaaa pengem berubah jd monster gueeee 😠😠😠😠

2022-01-25

0

Siti Muhlihah

Siti Muhlihah

sepupu ketemu gede,,,sugar dady kykny🤔🤔🤔

2020-07-22

1

Dtha

Dtha

sepupu apa sepupu?

2020-07-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!