"Nay, aku cinta sama kamu, itu yang paling utama," lanjut Aldi. Mimik wajah Nayla membuatnya bingung setengah mati, cewek itu juga banyak diam tidak ceria seperti biasanya, Aldi seperti kehilangan sosok Nayla Kayana yang menjadi pacarnya, hingga Aldi bertanya-tanya apakah keputusan Nayla untuk mengakhiri hubungan mereka sudah bulat? Tetapi apa alasannya? "Nay, kamu ada masalah? Bisa cerita sama aku, hubungan kita sudah berjalan satu tahun dan nggak mungkin alasan kamu cuma bosan, Nay. Itu terlalu klasik dan aku nggak percaya sama sekali."
"Terserah Pak Aldi."
"Hati-hati dong! Baju gue basah 'kan, jadinya!"
Nayla tiba-tiba berdiri dan membalikkan badan dan tidak sengaja menabrak Agatha yang berjalan berlawanan arah dengannya. Lebih parahnya lagi cewek itu membawa jus lemon yang kini sudah membasahi hampir seluruh pakaian bagian depan cewek itu. Netra Nayla terbelalak kaget, Agatha sibuk mengibas-ngibaskan tangan pada bajunya yang bermodelkan something borrowed stripe print off-shoulder top dengan motif garis-garis berwarna lembut.
Raka yang melihat adegan itu langsung berdiri dari duduknya dan berjalan ke sana. Aldi yang semulanya duduk juga ikut berdiri untuk meminta maaf akan kesalahan tidak sengaja yang Nayla lakukan.
"Maaf, gue ...." Ucapan Nayla terpotong begitu saja saat Raka datang dan mendorong bahunya mundur hingga pinggang Nayla membentur kursi yang sempat di dudukinya tadi.
"Kamu nggak berhak berlaku kasar sama pacar saya, dia sudah ingin meminta maaf!" Aldi berjalan ke sisi Nayla, memegang kedua lengan cewek itu dan berdiri di sisinya. Tatapan permusuhan terlihat jelas dari iris hitam Raka, dari mimik wajahnya sekarang pun terlihat dia tidak peduli karena telah mendorong Nayla.
Baju Agatha-nya basah, pasti dinginnya jus lemon itu menembus kulit Agatha membuat Raka dengan sigap melepas jaket di tubuhnya dan memakaikannya ke tubuh Agatha yang diterima baik oleh cewek itu. Nayla membeku, sesayang itu seorang Raka pada Agatha, hanya tumpahan jus lemon saja wajah khawatir Raka menguar begitu hebat.
Aldi yang berdiri di samping Nayla mengusap kedua bahu cewek itu. Lirihan-lirihan Aldi yang menanyakan keadaan Nayla seperti angin lalu yang tidak berarti. Nayla sibuk memerhatikan gerak-gerik Raka, tingkah posesif cowok itu membuatnya ngeri. Terlalu overdosis.
Setelah memastikan keadaan Agatha-nya baik-baik saja, Raka lantas kembali menatap Nayla lalu Aldi yang masih menyorotnya datar. "Pacar anda itu sudah menabrak pacar saya sampai minumannya tumpah!" tegasnya tidak ingin disalahkan.
"Pacar saya sudah ingin meminta maaf, ini murni ketidaksengajaan dan kamu tidak berhak mendorongnya seperti tadi!" Ucapan Aldi tak kalah tegas. Dia melirik Nayla yang masih membisu, tatapan yang tidak dapat didefinisikan Nayla layangkan pada Agatha. "Kamu nggak papa, kan?"
"Alah! Bucin, kedorong sedikit aja udah kayak kepingin ngejemput malaikat maut!" Raka terkekeh remeh, merangkul Agatha di sampingnya setelah itu bergegas pergi meninggalkan Aldi dan Nayla yang cengo karena ucapan cowok itu tidak sikron dengan tindakannya.
"ELO YANG BUCIN RAKA BL0ON!" teriak Nayla.
Agatha memeluk lengan Raka semakin erat saat cowok itu hendak berbalik setelah diteriaki. Raka menghela napas berat, dia menarik kursi dan mempersilahkan Agatha duduk, setelah duduk kedua tangannya menggenggam tangan Agatha dan menggosok-menggosoknya menciptakan hangat. Gino dan Morgan yang duduk di kursi depan mereka menyorot datar sudah paham. Kebucinan Raka sudah tidak dapat diragukan lagi.
"Kamu nggak papa 'kan, ditabrak tadi? Cewek tadi emang rese' Sayang, suka ganggu ketenangan orang. Kamu harus jauh-jauh dari cewek itu, sebisa mungkin kamu menghindar saat kamu lihat cewek itu," tutur Raka memberi nasihat seperti biasa. Agatha mengulum senyum dan mengangguk-angguk, Raka ikut tersenyum dan menepuk puncak kepala pacarnya dengan sayang. "Pacarku emang pintar, cantik dan segala-galanya," pujinya.
"Cuma ketumpahan minuman doang 'kok, kamu udah lebay kayak gini." Agatha lagi-lagi tersenyum manis membuat iris amber indahnya menyipit membentuk bulan sabit. Raka ikut mengusung senyum, mengusap pipi Agatha dengan sayang dan penuh kehati-hatian yang mana tindakannya itu membuat jiwa jombloers meronta-ronta tidak tahan melihat ke-uwu-an yang tercipta. "Ada apa Raka?"
"Senyum kamu lebih indah dari yang terindah. Lebih manis dari yang termanis, dan berpotensi membuat kecanduan. Kamu bahaya Agatha, aku tidak bisa jauh-jauh dari kamu kalo gini." Raka terkekeh pelan. Iris hitamnya tak pernah lepas dari wajah Agatha yang enak dipandang, apalagi semburat merah yang tercipta bak kepiting rebus saja.
"Gombal terooos, sampai mampoos!" Morgan menyoraki, bersiul-siul gaje dengan tatapan ke arah lain. Tidak bisakah Raka sendikit menghargai mereka yang tidak bisa merasakan ke-uwu-an itu? "Dan lo harusnya nggak usah dorong-dorong Nayla kayak tadi, orang dia nggak sengaja," lanjutnya mengundang kernyitan di kening Raka.
Raka menegakkan tubuhnya, menatap Morgan datar. "Nggak usah temenan sama gue lo, gabung aja sana sama Nayla dan sahabatnya yang satu itu, namanya siapa? Viola kalo nggak salah, lo demen 'kan, sama si Vio? Makanya pencitraan ingin dekat-dekat sama Nayla." Raka terkekeh sinis.
"Mulut lo, Taik! Gue nggak sejahat itu jadiin Nayla bahan pdkt." Morgan menyanggah. Melirik Gino yang masih sibuk dengan buku yang selalu dibawanya, buku tebal entah apa isinya. "Mungkin si kutu buku ini yang suka sama Vio, iye nggak?" tanyanya sengaja membuat Gino kesal. Gino melirik Morgan datar lalu fokus pada bukunya kembali.
"Anj1r, nggak dianggap gue. Temen lo, Rak, yang satu ini emang bikin kesel! Asli!" histeris Morgan. Sikap Gino sangat susah ditebak, cowok itu langsung bangkit, meletakkan uang lima puluh ribuan di atas meja dan keluar begitu saja. "Mana main cabut lagi, baperan lo ah!" teriaknya.
"Lo 'sih, lo 'kan, tau si Gino gimana. Nggak bisa diajak bercanda, mudah kepancing emosi dia, makanya milih pergi. Nggak kayak gue yang friendly, terbuka sama semua orang, iya nggak, Beb?" tanya Raka tersenyum jenaka pada Agatha. Cewek berkulit pucat itu tersenyum dan mengangguk saja. Raka memang friendly, tetapi mulutnya kurang akhlak.
"Kamu mau kemana setelah ini?" tanya Raka dengan mulut mengunyah setelah menerima suapan kentang goreng dari Agatha.
"Mau pulang aja ke apartemen, aku mau nulis. Pembaca aku udah pada nagih minta update," jawab Agatha. Raka mengangguk-angguk, kebiasaan Agatha memang menulis yang sudah menjadi hobinya sejak SMP, apalagi Agatha sudah memiliki ribuan pembaca setia dan sudah menerbitkan dua buku, hal itu menjadi alasan untuk Agatha tetap produktif menulis sampai sekarang.
"Raka nge-gym 'yok, udah lama 'nih, kita nggak pamer otot," seru Morgan dengan wajahnya yang berseri-seri. Raka terlihat antusias dengan ucapan Morgan, tak lama setelah itu menggerak-gerakkan telunjuk di depan wajahnya. Kening Morgan berkerut, dia berkata, "Maksud lo?"
"Antar Agatha lebih berfaedah dan menyegarkan hati daripada bareng lo!"
"Bucin lo, Panda!"
"Bodo amat, Nyet."
.
.
.
.
.
BUCIN LO PANDA. DI SAKITIN ENTAR NYESEL LO HAHAHA:-D
SALAM DARIKU,
SYUGERR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nacita
bucinnya bikin gue pengen ngerukiah lu raka monyet 😂😂😂
2022-01-25
0
Risqi Amaliyah
ngga suka sama nayla😬
2021-01-20
0
Arni Yuniarni
gak sabar nunggu si raka d sakitin sama agatha....
2020-11-22
2