LIABILITY; 2

"Gue nggak akan segan-segan buat mukul, kalo lo berani ngelangkah lagi! Terlebih-lebih gue nggak kenal siapa Agatha apalagi lo. Jadi, gue mohon lo pergi sekarang juga."

Nayla terkejut saat cowok itu tertawa layaknya iblis. Dan dengan gerakan gesit cowok itu mencengkeram sapu yang Nayla todongkan padanya, Nayla membulatkan mata, terlebih-lebih saat cowok itu menarik keras sapu di tangan Nayla hingga refleks Nayla ikut terdorong ke depan--- nyaris menubruk dada bidangnya.

Nayla mundur ... tetapi, lagi-lagi dia dibuat tak bisa berkata-kata saat tangan kekar ber-jam tangan mahal milik cowok tampan itu mencengkeram erat pergelangan tangannya. Tentu saja dia langsung memberontak sejadi-jadinya, pacarnya saja tak pernah menyentuhnya selancang itu dan kenapa cowok itu bisa seberani ini?

"Lo nggak akan pernah bisa kabur dari gue Agatha!"

"Gue bukan Agatha Cowok gila! Nama gue Nayla Kayana, tidak ada kata 'Agatha' di nama gue, jadi berpikirlah seribu kali sebelum nyebut nama itu di depan gue!"

Cengkeramannya semakin erat hingga bibir Nayla tiba-tiba saja mengeluarkan ringisan. "Lepasin pergelangan tangan gue Cowok gila! Pacar gue bisa ngabisin lo kalo tau lo ngelakuin sama gue." Nayla menjerit di depan wajahnya setelah menjinjitkan kaki. Dan, cowok itu nampaknya terpancing dengan jeritannya

"Nama lo ialah Agatha Queenera dan gue adalah pacar lo. Siapa yang lo sebut bakal nyakitin gue kalo gue ngelakuin ini?"

Cowok gila ini!

"Gue udah bilang nama gue bukan Agatha, BUKAN!" Nayla menegaskan kata 'bukan' berharap cowok ini mengerti dan meninggalkannya. Apalagi ada aroma yang menguar hebat dari tubuhnya sebab, jarak di antara mereka semakin menipis dan hanya orang bodoh yang tidak tahu jika aroma yang menguar hebat itu merupakan alkohol.

"Lepasin tangan gue Cowok gila! Cengkraman lo nyakitin gue!" Nayla memberontakkan diri tetapi, nampaknya percuma saja karena cowok ini terlalu bertenaga dibandingkan dirinya. "Apa lo udah gila, hah?" Nayla membalas tatapan elang cowok itu dengan sengit. Dia lemparkan percikan api permusuhan.

"Gue gila juga karena lo Agatha, kenapa lo ngehianatin gue? Padahal gue cinta banget sama lo!"

"SIAPA AGATHA COWOK GILA? SIAPA??!" Nayla frustasi. Pikiran jernihnya sudah ternodai, dia jarang emosi dalam menanggapi suatu hal namun, cowok ini benar-benar menguji kesabaran.

"Lo pikir, gue bodoh sampai nggak tau semuanya?"

Astaga! Kenapa pembahasannya jadi melindur kemana-mana? Apa cowok ini tidak memiliki otak sama sekali sampai-sampai pertanyaan Nayla tak dijawab dengan benar. Nayla tahu jika cowok itu orang baik, hanya saja terlalu gila dalam menanggapi masalah hingga berakhir seperti ini.

Hey! Nayla orang pintar, dia tahu dari ekspresi wajah cowok itu yang kusut jika ada amarah yang meledak-ledak di dadanya yang sampai kapan dapat ditahan sebelum akhirnya meledak.

"Ingat 'yah, Cowok gila. Gue nggak kenal siapa lo, dan lo pun begitu. Dan yang harus lo tau dan dengar baik-baik, kalo gue bukan Agatha, bukan! Gue bukan gadis yang lo sebut sedari tadi!"

Entah sudah berapa kali Nayla menegaskan kalimat itu sampai tenggorakannya sakit dan tercekat. Bukannya mengerti cowok gila itu malah memojokkannya ke dinding, kedua tangan kekarnya mengurung Nayla sampai kehabisan akal ingin melarikan diri.

"Apa yang lo lakuin?"

"Lo milik gue Agatha, gue bahkan nggak pernah nyentuh lo karena gue cinta sama lo, tapi kenapa lo malah ciuman sama cowok lain?" Wajahnya memancarkan kemarahan yang pekat, kekecewaan yang dalam tulus dari lubuk hati. Perlahan kepalanya mendekat, Nayla refleks menutup wajah dengan kedua telapak tangan, berusaha melindungi ciuman pertamanya yang hanya akan dia persembahkan untuk suaminya kelak.

"Ngapain lo nutup wajah gitu?"

"Apa yang bakal lo lakuin? Gue bahkan udah capek ngasih tau lo kalo gue bukan Agatha."

"Kenapa lo bohong?" Suaranya sarat akan rasa kecewa.

"Gue nggak bohong Cowok gila!" Nayla kembali menegaskan suaranya, netranya sudah berkaca-kaca karena ketakutan yang mulai merambat ke seluruh tubuhnya. Terlebih-lebih dari aroma tubuh cowok itu yang memabukkan, membuat perut Nayla bergejolak tidak enak.

"Lo benar-benar menghindar dari gue? Setelah gue tau semua itu? Setelah pengorbanan gue selama ini? Lo udah tau bukan jika gue sampai ngelawan ortu gue karena nggak ngijinin kita bersama. Rasa cinta gue terlampau besar jadi gue milih lo."

Bulu kuduknya meremang saat jari-jari besar cowok itu menjelajahi wajahnya, mengusap pipinya dengan sangat lembut dan hati-hati sampai akhirnya jempol besar milik cowok itu berhenti di atas permukaan bibir Nayla yang sudah pucat.

"Apa yang akan lo lakuin?" Nayla menepis tangan cowok itu dengan keras, setelah itu berusaha membebaskan diri dengan mendorong-dorong dada cowok itu sekuat tenaga. Tetapi nihil, bahkan dia tidak bergerak sedikitpun.

"Gue cinta sama lo dan benci juga di waktu yang sama." Tatapan matanya menajam, hembusan napasnya terdengar kasar hingga menerpa wajah Nayla yang hanya berjarak beberapa senti saja. Jika dilihat dari arah belakang orang-orang akan salah paham dan menganggap mereka sedang berciuman.

"Gue bukan Agatha, sadar 'dong, gue takut nih!" Suara Nayla terdengar bergetar hingga membuat ekspresi cowok itu berubah, satu alis tebalnya terangkat, lalu tangan kekarnya mengusap sesuatu yang jatuh di bawah mata Nayla. Nayla menangis? Benarkah, Nayla bahkan lupa kapan terakhir kali dia menangis.

"Lo Agatha gue!"

"Gue bu---hmptt!"

Belum sempat Nayla mengucapkan kalimat protesannya, cowok itu sudah lebih dulu membungkam bibir Nayla secara kasar. Refleks tangan Nayla memukul-mukul dada cowok itu, berusaha melepas ciuman sepihak yang mampu membuatnya terisak.

Dia melepas ciuman sepihaknya. Nayla menyeka kasar air mata dan bibirnya berusaha menghilangkan jejak cowok itu di sana. "Apa yang lo lakuin? Lo udah nyuri ciuman pertama gue yang seharusnya gue sembahin ke suami gue kelak--- hiks."

"Ciuman pertama? Apa lo pikir gue sebodoh itu sampai nggak tahu yang sebenarnya?"

Apa lagi ini? Kenapa semuanya terasa sangat rumit. Air mata kembali turun membasahi pipi Nayla dengan deras saat cowok itu kembali menciumnya dengan kasar, kedua tangan Nayla yang memberontak dicengkeram erat-erat bersama dengan tangan kekarnya di dinding.

Jika mimpi tolong bangunkan Nayla!

"Apa aja yang udah lo kasih sama cowok itu?"

"Gue nggak ngerti ... hiks .... Lepasin gue."

Tubuh Nayla tremor parah. Sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan. Harga dirinya sudah hancur, cowok itu menciumnya dua kali tanpa bisa dia cegah. Bahkan, cowok yang menemani Nayla selama satu tahun lamanya tidak pernah memperlakukan Nayla seburuk ini, dia selalu menjaga dan melindunginya.

"Agatha jangan nangis, gue cinta sama lo ...." Suaranya tiba-tiba melembut, kedua tangan kekarnya membelai pipi Nayla dengan sangat hati-hati, menghapus jejak air mata di sana, sebelum smirk terukir di bibirnya. "Karena gue cinta sama lo, lo nggak boleh sama cowok lain, dan untuk itu gue ingin lebih."

Lebih?

Apa maksudnya itu?

"Lepasin gue bodoh! Lo nggak boleh ngelakuin 'itu', kita nggak saling kenal dan gue bukan Agatha. Gue mohon sadar b3go dan lepasin gue!"

Brugh!

Dia membanting tubuh Nayla ke ranjang lalu menanggalkan kaos putih di tubuhnya, kesempatan itu Nayla gunakan sebaik mungkin untuk merangkak turun dari ranjang namun, belum sempat Nayla meraih pinggiran ranjang dia mencengkeram pergelangan kaki Nayla dan menariknya ke tempat semula.

Dia mencengkeram erat kedua bahu Nayla dengan tubuh atas yang tak tertutupi sehelai benang. "Dengarin gue B3go... hiks .... Gue bukan Agatha, gue mohon lepasin gue," isak Nayla memohon.

Nayla memejamkan mata erat-erat saat tangan kekar cowok itu menjelajahi belakang lehernya. Itu titik lemahnya. Tidak, hidupnya hanya akan hancur jika berlama-lama di posisi ini, ponsel--- iya ponsel, dimana benda itu?

"Lo geser dikit, Bisa? Gue sesak napas Cowok gila!" Cowok itu benar-benar bergeser, Nayla segera meraih ponselnya di atas bantal namun, belum sempat dia menekan nomor pacarnya, cowok itu sudah lebih dulu merampas ponselnya. "KEMBALIKAN!"

"Lo mau hubungin cowok itu?" Dari nada suaranya terdengar seperti tidak percaya.

"Gue mau nelfon pacar gue!"

Cowok itu membanting ponsel Nayla hingga pecah berkeping-keping. Nayla menatap nanar benda itu, dia beringsut ingin turun dari ranjang tetapi, cowok itu menariknya dengan kasar sampai Nayla terhuyung menubruk tubuhnya.

Dan ..., kisah Nayla baru akan dimulai malam ini.

.

.

.

.

.

.

.

ADA YANG PENASARAN PART SELANJUTNYA?

BAGAIMANA RASANYA BERADA DI POSISI NAYLA?

OH, IYA AKU BARU PERTAMA KALI BUAT CERITA YANG DIALOGNYA BAKU+SUDUT PANDANG PERTAMA.

JADI KALO SALAH-SALAH MAAFKEUNN, YAH.

SALAM DARIKU,

SYUGERR

Terpopuler

Comments

Adib Farabi

Adib Farabi

lumayan memancing buat baca lagi

2022-01-02

0

Al Rasyid

Al Rasyid

Omg nggak bisa ngebayangin klu diposisi Nayla 😮
yg ngebaca ikutan merinding

2021-08-23

0

kitty

kitty

cih..mainstream bgt situasi ky gtu apalgi cerita mencuri ciuman pertama, kebnyakan novel halu dibikin tokoh cewek yg suci blom tersentuh sdgkn tokoh cowo sdh srg hub badan sm jalang atau minimal pacar2nya..yg kreatif dong thor klo bikin novel gak usah ikut2an kisah novel yg lain..stop baca smpe.dsini

2020-11-13

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!