Sherlin akan di kebumikan siang ini. Aku ikut mengantarnya ke peristirahatan terakhir. Sedangkan Tasya yang masih syok di jaga oleh keluarganya dan juga pihak kepolisian.
Sherlin, hari ini aku akan mengantarmu ke rumah barumu. Aku pastikan kenangan tentangku tidak akan pernah terlupakan. Kami semua yang ada di sini akan selalu mengirim doa untukmu. Semoga di akhirat nanti kamu bisa bertemu dengan Noni. Kini kamu dan Noni bisa kembali bersatu dan saling melepas rindu. Aku titip salam untuk sahabat kita Noni. Sampaikan kalau kita semua merindukannya. Doakan Tasya agar dia bisa kembali sehat.
Aku terus menitikkan air mataku. Sesak di dada ini sungguh menyiksaku. Aku bahkan sangat trauma dengan semua kejadian ini. Aku takut Tasya tidak bisa bertahan. Aku semakin takut untuk menghadapi kenyataan.
Takdir semua ada di tangan tuhan. Takdir kita memang sudah dituliskan sebelum kita terlahir di dunia. Namun, apa harus kita mengalami takdir sekejam ini? Kenapa kita harus menyaksikan hal yang sangat menakutkan ini? Aku tidak mau semua ini terjadi lagi. Aku tidak mau terulang lagi hal buruk ini.
Sherlin di keluarkan dari kurung batang. Tubuhnya sudah dibalut kain kafan putih. Isak tangis semakin terdengar ketika dia akan di masukkan ke liang lahat.
Pilu rasanya hatiku. Apalagi kedua orang tuanya yang hidup terpisah dari putri mereka. Sherlin bahkan jarang sekali pulang ke rumah. Dia sibuk dengan pekerjaannya.
karangan bunga duka cita mulai memenuhi depan pekarangan tempat pemakaman umum. Berbagai macam bentuk dengan kata bela sungkawa diucapkan untuk keluarga.
Duka semakin menyelimuti keluarga Sherlin saat ini. Liang lahat akan segera di tutup setelah jenazah dikumandangkan oleh ayah Sherlin. Terlihat tadi saat ayahnya mengumandangkan adzan, beliau menahan tangisannya. saat dia naik ke atas barulah dia menangis hingga wajahnya memerah.
Duka orang tua yang kehilangan anaknya hari ini terulang lagi. Aku semakin takut untuk bepergian dan sendirian. Aku merasa ini adalah sesuatu hal yang tidak wajar. Tidak mungkin hal seperti ini bisa terjadi beruntun.
Aku ingin sekali mengungkap di balik semua tragedi ini. Namun, aku tidak tahu bagaimana caranya dan harus mulai dari mana dan siapa yang harus aku curigai terlebih dahulu?
Pemakaman selesai. Aku hari ini memutuskan untuk pulang. kebetulan kedua orang tuaku ikut dalam prosesi pemakaman ini. Karena memang Sherlin masih anak dari kerabat dekat papaku.
"Ayo, Dita kita pulang. Kamu harus istirahat. Jangan terlalu capek."
Mama merangkulku dan kami berjalan ke arah mobil. Aku dan kedua orang tuaku pulang ke rumah. Di dalam mobil aku masih melihat ke arah gundukan tanah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir sahabatku sherlin.
Selamat jalan sahabat. Suka duka kita lalui bersama. Canda tawa kita akan selamanya terukir di dalam hatiku. Senyummu juga akan selalu aku ingat. Jangan lupakan aku sahabat. Suatu hari kita akan berjumpa lagi. Aku berdoa kau di sana damai. Aku berharap jalan yang kau tempuh selalu terang benderang. aku berharap engkau diterima di sisinya.
Mobil semakin menjauh dan aku kembali menatap ke arah depan.
"Dita, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Semua sudah menjadi ketetapan Tuhan. Kita boleh bersedih, tapi tidak berlebihan. Doakan saja sahabat-sahabat mu yang telah tiada. itu adalah hadiah terindah untuk mereka."
Mama memberikan nasehatnya untukku. Aku hanya bisa mengangguk lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments