Noni hari ini dimakamkan di tempat pemakaman umum dekat komplek rumahnya. Aku dan teman Noni lainnya yang ikut melayat masih belum bisa percaya dan masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Noni yang begitu mendadak.
Susana rumah ramai dengan pelayat. Para tetangga dan keluarga Noni berdatangan memenuhi rumah dan halaman. Aku membantu menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu yang datang.
"Hei ... Si Adit tuh dateng, dia tuh mau melayat apa gimana sih. Kok pakai bajunya nyentrik begitu. Lucu banget deh tuh orang."
"Hush ... Udah deh mungkin dia ke sini terus dia mau pergi ketempat lain. Jadi pakai baju begitu. Udah jangan buruk sangka."
Aku hanya diam sambil memperhatikan Adit dan mendengarkan perkataan teman-teman ku. Memang benar, Adit seperti bukan akan melayat, tapi seperti orang yang sedang ingin pergi ke pesta.
Aku kembali menelaah perkataan kedua temanku. Memang benar kata Tasya penampilan Adit terlalu nyentrik, tapi benar kata Leon kita tidak boleh berburuk sangka.
Aku berusaha mengalihkan pikiranku dan kembali menemani sherlin yang masih terlihat sangat sedih kehilangan teman yang begitu dekat dengannya.
"Lin, sudah jangan terlalu larut dalam kesedihan. Aku yakin Noni sudah bahagia di sana." Aku berusaha membuat sherlin berhenti menangis.
Suasana semakin berduka. Isak tangis saling bersahutan ketika Noni akan siap untuk di makamkan.
Kami semua bersiap untuk ketempat pemakaman umum. Kami semua akan mengantarkan Noni ke peristirahatan terakhirnya.
Aku dan teman-teman pergi dengan mobil Leon. Kami semua bersiap untuk perpisahan. seharusnya, hari ini. Menjadi hari yang bahagia untuk kami semua. Sebab hari ini adalah hari dimana kami akan berkumpul. Acara reuni hari ini seharusnya, menjadi acara untuk teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa. Namun, ternyata hari ini bukan hari bahagia kan tetapi hari yang penuh duka.
Acara reuni harus kami tunda karena kami berduka kehilangan seorang teman.
Kami sampai di pemakaman umum dekat komplek rumah Noni. Sesampainya kami di sana. Aku merasa suasana semakin tegang. kedua orang tua Noni terutama ibunya Noni. Histeris saat melihat putrinya dimasukkan ke dalam liang lahat.
Kulihat ibu temanku itu menangis meraung-raung di samping makan putrinya. Aku rasanya tidak sanggup melihat semua ini. Teman-temanku pun yang tadinya tidak menangis, sekarang air mata mereka berjatuhan. Kami merasa inilah yang dinamakan perpisahan tanpa perjumpaan di lain waktu.
Selamat tinggal Noni. Aku yakin kamu akan bahagia dan tenang di sana. Suatu hari mungkin kita akan bisa bertemu lagi di akhirat. Aku berharap keluargamu pun bisa mengikhlaskan kepergianmu yang mendadak ini.
Kami teman-temanmu tidak akan pernah melupakan dirimu. Kamu adalah teman sekaligus saudara bagi kami. Berat sepertinya untuk kita semua berpisah secara mendadak seperti ini. Namun, inilah yang disebut dengan takdir. Tak ada orang yang bisa mencegah atau lari dari takdirnya masing-masing.
Noni kami semua teman-temanmu, mengantarmu ke peristirahatan terakhir. Mungkin kita tidak bisa saling bicara, bercanda tawa, bertatap muka seperti kemarin-kemarin, tapi jangan khawatir Noni. Kami akan selalu menyambung doa untukmu. kami akan selalu mengenangmu. Kami akan selalu mengingatmu sebagai teman dan sebagai saudara.
Beristirahatlah yang tenang di sana. Kami semua izin pamit. Selamat tinggal teman, selamat jalan teman.
Aku dan teman-teman meninggalkan makam yang sudah tertutup rapat dan bertabur bunga.
Kami semua akan kembali kemari suatu hari nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments