POV Author
Sherlin mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang tidak dia kenal.
Paket anda sudah sampai. Harap mengkonfirmasi jika paket sudah sesuai dengan pemesanan.
Bunyi pesan yang di dapatkan oleh Sherlin.
"Kenapa, Lin?" tanya Bisma yang duduk di samping Sherlin.
"Enggak kenapa-kenapa kok." Sherlin langsung memasukkan ponselnya.
Aku merasa tidak berbelanja online. Kenapa bisa ada kiriman ke alamatku? Jangan-jangan paket nyasar.
"Guys, gue balik duluan ya. Soalnya ada kiriman paket ke kosan."
Sherlin berpamitan kepada teman-temannya.
Sherlin beranjak dari tempat duduknya. Dia langsung keluar cafe dan menyetop taksi yang lewat.
Taksi yang ditumpangi oleh Sherlin melesat dengan sangat cepat.
Sherlin sudah memberitahukan kepada sopir taksi kemana tujuan mereka. Sopir taksi langsung tancap gas. Mereka sudah seperti sopir dan nyonya di dalam mobil pribadi. Sherlin tidak suara sama sekali dan sang supir pun fokus menyetir.
mereka sampai di sebuah komplek elit yang terdapat sebuah rumah susun atau kosan khusus untuk Putri.
Sherlin turun dari taksi yang tadi dia tumpangi. Dia membayar ongkos taksi dan langsung bergegas membuka pintu pagar kosan.
Pada hari libur, kosan sepi oleh penghuni kost. Mereka biasa akan pulang ke rumah orang tua untuk melepas rindu.
Sherlin yang jarang pulang ke rumah orang tuanya dan kebetulan hari ini juga adalah hari ke tujuh sahabat baiknya. Sherlin berjalan ke arah gang yang menuju kamar kostnya.
Entah mengapa dia merasa ada seseorang yang sedang mengamati dirinya. Sherlin menoleh ke belakang dan seseorang melesat melewati gang kamar kostnya.
"Siapa?" tanya Sherlin sambil memperhatikan.
Di sekitar gang kosannya terdiri dari lima kamar saling berhadapan, jadi totalnya sepuluh kamar. Diantara ke sepuluh kamar itu. Hanya tiga yang terisi. Di barisan kamar kost Sherlin hanya ada dia seorang dan diantara lima lainnya hanya dua yang terisi. Itupun bagian depan dan ujung.
Sherlin kembali fokus berjalan. Dia menuju kamarnya dan melihat sebuah kotak terbungkus plastik hitam tergeletak di depan pintu kamar kostnya.
Sherlin langsung mengambil kotak itu dan membaca penerima dan alamatnya.
"Benar ini adalah alamat dan tertera namaku juga." Sherlin membaca seluruh tulisan depan kemasan.
"Tapi kenapa tidak ada nama si pengirim dan juga alamat pengirim?" Sherlin semakin dibuat penasaran.
Sherlin membuka pintu kamar kost dan membawa masuk paket yang dia terima secara misterius.
Sherlin meletakkan kotak di meja dan dia berjalan kembali menuju pintu untuk menutupnya.
Brak
Pintu tertutup dengan kencang. Sherlin yang hendak menggapai pintu menjadi tersentak dan hampir saja jantungnya mau copot.
"Apa itu angin? Tapi tidak biasanya angin akan mendorong pintu sekuat itu." Sherlin menjadi gelisah.
Baru kali ini, Sherlin merasa tidak aman di tempatnya sendiri. Dia biasanya paling pemberani meski hanya dia yang tersisa di gang kosannya.
Sherlin akhirnya memutuskan untuk mengambil gunting agar bisa membuka paket.
Sherlin menggunting dengan hati-hati pembungkus plastik dan dia kemudian membuka plester yang menjadi perekat sisi-sisi kardus.
"Aaaaah!"
Sherlin berteriak dengan sangat kencang. Dia terkejut dengan isi yang ada di dalam kardus tersebut.
Sherlin kembali mendekat dan memastikan lagi apa yang dia lihat sebelumnya.
"Tikus mainan?"
Paket itu ternyata berisikan seekor tikus mainan. Namun, yang membuat Sherlin terkejut adalah replika tikus itu berlumuran darah.
Sherlin menutup mulutnya dan dia menangis. Baru kali ini selama bertahun-tahun dia tinggal di kosan mendapatkan paket mengerikan.
Sherlin melihat ada sebuah kertas di tulis dengan spidol berwarna merah. Dia mengambilnya dan membacanya.
"Tikus kecil yang malang. Persiapkan diri kalian."
Sherlin membuang kertas itu dan dia terduduk lemas sambil terus terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments