Part 17 - Terjadi lagi

Aku sampai di toilet dan melihat kedua sahabatku yang satu sudah tidak sadarkan diri dan yang satunya sedang histeris ketakutan.

Aku tidak langsung masuk ke dalam. Aku langsung menghubungi beberapa teman dan beberapa satpam.

"Kalian cepat ke toilet panitia. Di sini ada sesuatu yang gawat."

Aku menutup telepon dan Tasya yang mendengar suaraku langsung bangun dan menghampiri.

"Dia, Di-dia ternyata ..."

Tasya langsung tidak sadarkan diri. tanpa bisa menyelesaikan kata-katanya. Aku langsung menangkap tubuhnya meski terasa berat sekali.

Aku berusaha membangunkan Tasya. Namun, tampaknya dia sudah pingsan. Tasya seakan ingin memberitahukan sesuatu kepadaku. Aku menjadi panik. aku berusaha mengeluarkan kembali ponselku yang tadi aku simpan di dalam tas. Namun, Leon dan teman-teman lainnya sudah sampai di toilet VIP.

"Ada apa ini?" tanya Leon.

"Aku tidak tahu. yang jelas aku lihat mereka berdua di sini. Aku lihat Tasya sedang ketakutan sambil melihat tubuh Sherlin yang sudah bersimbah darah."

Leon langsung memeriksa toilet. Dia terkejut hingga nyaris pingsan. Untung saja dia masih kuat dan berusaha menyadarkan dirinya. Leon masuk ditemani oleh Agus yang kebetulan sejak tadi bersamanya.

"Sherlin ... Sherlin."

aku mendengar dari luar kalau Leon sedang berusaha membangunkan Sherlin. Aku tak kuasa menahan tangis karena takut terjadi sesuatu lagi kepada kedua sahabatku. aku tidak mau kehilangan mereka lagi, aku tidak sanggup untuk mengucapkan selamat tinggal lagi.

"Cepat panggil ambulans." teriak Leon dari dalam toilet.

Agus segera menelepon ambulans dan juga pihak kepolisian.

"Gus, ada apa? Bagaimana dengan Sherlin?"

"Sepertinya nyawa Sherlin tidak bisa kita selamatkan. Denyut nadinya sudah sangat sulit di raba dan darah yang keluar dari hidungnya sudah terlalu banyak."

mendengar penjelasan dari Agus membuat tubuhku menjadi lemas bagaikan tak memiliki tulang. aku berharap Sherlin masih bisa diselamatkan.

jangan adalagi korban ya tuhan. aku sangat berharap semua ini tidak pernah terjadi. aku harap kau menyelamatkan sahabatku.

aku terus berdoa dalam hati sambil berlinang air mata. bagaimana aku tidak menangis, mereka yang selalu bersamaku suka dan duka meski jarak memisahkan.

"Jangan menangis lagi." Leon mencoba menguatkan ku.

"bagaimana bisa ini terjadi? Kenapa sahabatku lagi yang menjadi korbannya?" Aku berteriak sambil menangis kejar.

Leon yang tak berhasil menenangkan ku. menenggelamkan kepalaku dalam pelukannya. Tasya masih tertidur di pangkuanku dengan kondisi yang cukup mengenaskan juga hanya saja dia tidak terlalu parah dari kondisi Sherlin.

"Kita berdoa saja. kita minta kepada tuhan yang maha kuasa untuk menyelamatkan mereka." Leon masih memelukku erat.

Aku bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak kencang. Pasti Leon juga menahan kesedihan. Dia juga pasti sangat terpukul dengan kejadian hari ini. Hari yang seharusnya kamu buka dengan bahagia dan kamu tutup dengan suka cita malah kami tutup dengan duka dan luka.

Polisi serta petugas medis datang. Mereka langsung mengevakuasi Sherlin dan Tasya. Aku menemani Tasya di dalam mobil ambulan di temani oleh melodi. Sedangkan Sherlin dibawa dengan ambulan lainnya ditemani oleh Leon dan Agus.

aku terus menatap ambulan yang di tumpangi oleh Sherlin. Kami akan sama-sama menuju rumah sakit. Aku dan melodi terus menggenggam tangan Tasya yang masih terasa hangat.

Aku lihat potensi hidup ada di Tasya. sedangkan pada Sherlin aku sangat pesimis meski sangat berharap sahabatku itu bisa sadarkan diri dan terselamatkan.

Bunyi sirene polisi dan ambulan saling bersahutan. Suaranya sangat terdengar nyaring di telingaku. Bunyi ambulans adalah bunyi yang paling aku benci selama ini, tapi karena sahabatku. Aku beranikan diri duduk di dalam ambulans dan terus mendengar suara sirene yang begitu nyaring ditelinga.

Sampailah kami di rumah sakit terdekat. Pintu mobil ambulan terbuka dan para petugas medis menurunkan ranjang dari dalam mobil. Pandanganku kembali tertuju kepada Sherlin yang tubuhnya banyak sekali darah yang keluar. tidak hanya dari hidung tapi juga dari telinga dan mulut. Dia terlihat seperti orang yang pecah pembuluh darah, tapi apa penyebabnya dan kenapa Tasya juga mengalami hal yang sama? ada apa ini sebenarnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!