"Apa? Kamu hamil, Ra? Benarkah? Ini bukan mimpi, kan?" tanya Sera dengan girang. Terlihat wajahnya yang begitu bahwa Aira akhirnya hamil.
"Iya, Mbak. Tadi pagi aku cek, dan ternyata garis dua," ujar Aira sambil menunjukkan sebuah tespek bergaris dua.
"Ah, syukurlah, Aira, akhirnya kita berhasil." Sera memeluk Aira dengan perasaan bahagia. Begitu juga dengan Reyhan yang ada di sampingnya. Pria itu tersenyum karena kini dia akan menjadi seorang ayah.
"Aira, jaga dirimu, ya. Kalau kau sedang ngidam, jangan ragu untuk menyuruh pelayan untuk mencarikan apa yang kamu inginkan." Sera menggenggam tangan Aira dengan lembut.
"Terima kasih, Mbak." Aira hanya mengangguk saja. Sebenarnya dia sangat ingin menantikan dua tamu agungnya ini pulang karena dia ingin sekali tidur. Ya, ngidamnya ini hanyalah tidur. Dia tak menginginkan apapun kecuali berada di atas ranjang yang empuk dan tertidur pulas.
Reyhan dan Sera pun segera pulang karena hari semakin sore.
Sesampainya di rumah, mereka langsung memberitahukan pada Raya bahwa Sera sedang hamil. Tak lupa mereka membawa surat kehamilan dari rumah sakit yang sudah disabotase agar mamanya semakin percaya bahwa Sera sedang hamil.
"Hah? Benarkah? Jadi Sera hamil?" tanya Raya hampir tak percaya.
"Iya, Ma, aku hamil cucu Mama," ucap Sera sambil tersenyum senang pada sang mertua.
"Syukurlah kalau kamu hamil. Setidaknya sekarang mama bisa pamer sama teman-teman Mama. Sera, sebaiknya kamu istirahat saja. Jangan berkerja terlalu berat karena mendapatkan kehamilan ini sangatlah susah bagimu." Meski masih terdengar ketus, Raya pun mulai menasehati Sera.
"Iya, Ma. Aku akan bekerja dengan hati-hati."
Setelah itu, Raya pun langsung pergi membawa tes kehamilan itu. Dia menunjukkan pada teman-teman arisannya bahwa anak dan menantunya bisa memiliki anak. Tudingan mereka akan Reyhan yang tidak sehat jelas saja salah. Makanya selama ini Raya selalu memojokkan Sera karena semua teman-temannya menuding bahwa Reyhan tidak sehat.
Reyhan dan Sera pun duduk di sofa untuk berbicara sebentar.
"Sayang, aku sangat bahagia karena sebentar lagi kita akan menjadi orang tua. Aku sangat mendambakan saat-saat itu. Bergadang bersama menjaga si kecil yang menangis sampai dia tertidur lagi, dan aku juga ingin bersama-sama mengganti popoknya. Terdengar aneh, tapi, aku sangat menantikan. Menjadi orang tua sejati yang akan melakukan apa saja untuk anaknya."
"Tunggu, Sayang! Maksudmu, setiap malam aku harus begadang? Dan aku juga harus mencium aroma popok yang sudah dipakai?"
"Kenapa, Sayang? Kita kan orang tuanya. Jelas saja itu adalah hal yang harus kita lakukan."
"Tidak, Sayang, aku kira kamu salah paham. Aku tidak mau melakukannya. Bergadang? Lingkar mata hitam, wajah kusam? Tidak, tidak, aku akan menyewa babysitter untuk menjaganya semalaman. Dan mengganti popoknya bukanlah hal yang seru. Mana mungkin aku membiarkan kuku-kukuku bau."
Reyhan menghela nafas panjang. Mengapa dia tidak pernah bisa memahami Sera? Jelas wanita itu ada wanita yang takkan mau dilanda kerepotan.
"Sayang, bukankah kamu harus menjalani peranmu sebagai ibu? Dia anak kita yang harus kita rawat dan besarkan bersama."
"Tidak, aku tidak mau, Sayang. Pokoknya kamu harus mencari babysitter untuk menjaganya sepanjang malam. Kamu tahu sendiri kan aku tidak bisa kelelahan?"
"Tapi, apakah kamu tidak ingin mengambil hati Mama? Kalau Mama melihat ada baby sitter yang berjaga anak kita, maka dia akan kembali bersikap buruk padamu. Dia paling tidak suka ada orang tua yang menyia-nyiakan waktu bersama anaknya saat bayi. Contohnya adik ipar mama, yaitu Om Chiko.
Dulu, Om Chiko dan Tante Gea menyewa babysitter untuk menjaga anaknya sementara mereka berdua bekerja. Dan saat anaknya lebih besar, mereka juga masih sibuk bekerja. Tidak dekat dengan anaknya hingga saat anaknya ada masalah, dia tak memiliki tempat untuk bercerita hingga berakhir dengan mengkonsumsi obat-obatan dan berakhir di panti rehabilitasi. Apa kamu mau kayak gitu?"
"Astaga, Sayang, lucu sekali pemikiranmu ini. Itu tidak akan terjadi karena aku akan menjadi ibu yang terbaik untuknya. Aku akan membuatnya disiplin dan penurut. Sudahlah, bahkan anak itu belum lahir tapi kita sudah berdebat. Aku lelah, sebaiknya kita tidur."
Tanpa mendengar apapun lagi dari Reyhan, Sera pun pergi ke ranjang dan tertidur dengan pulas. Tak melihat wajah Reyhan yang sangat kecewa dengan keputusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
zian al abasy
huhhhhh reyhan d bodohi sm sera..jd lki ko oon bnget sii reyhan..dr setiap prkataan ajh udh bs d tebk gmna dlam htiny sera..Reyhan ny yng bodoh mkan thuu cinta😠😠😠
2023-03-13
2
Puja Kesuma
kukunya nanri patah kalo ngurus bayi..gak mau bergadang...gak mau kelelahan ngurus bayi...ya iyalah ngapain pula sera capek capek ngurus kan status anak org bukan anak kadungnya...sera sendiri aja ogah punya anak makanya gk mau hamil bikan gk bs punya anak....
2023-03-13
0
Ayas Waty
pantesan gk hamil emang Sera nya gk mau hamil...
2023-03-12
0