Malam yang kedua

Saat ini, aku sedang berada di depan kaca rias. Melukis wajahku dengan berbagai make up yang sudah aku pelajari dari internet. Tapi aku melakukan pencarian dengan nama gaya make up yang membuat suami sang*. Aku tidak tahu entah bagaimana aku menggunakan otakku hingga muncullah kalimat itu di laman internet.

Ternyata, make up yang bisa membuat suami tergoda ada beragam. Tak hanya dimuka, tapi juga di tubuh.

Yang pertama aku memakai bedak dengan shimmer atau body lotion dapat membuat bagian tubuhku berkilau. Ini akan menambah rasa ketertarikan pria. Tak hanya terlihat manis, katanya Mbah google itu juga dapat menggunakan produk yang juga terasa manis.

Kemudian, aku menggunakan lip gloss dengan rasa. Katanya, sebagian pria tak suka berciuman dengan wanita yang memakai lipstik terlalu tebal. Namun, aku juga bisa mencoba lip gloss dengan rasa tertentu supaya menimbulkan kejutan bagi Mas Reyhan ketika kami adu bibir.

Lalu, aku menggunakan parfum khusus. Aku memakai parfum khusus dengan aroma lebih seksi pun dapat menggodanya. Apalagi aroma memiliki kekuatan emosi dan memori, ia akan selalu teringat bau menggoda itu.

Yang yang terakhir adalah hal yang aku benci, yaitu bulu mata palsu. Katanya, pria mungkin tidak menyadari ini, tetapi bulu mata yang lebih tebal dan panjang secara signifikan akan membuat aku terlihat lebih menarik di matanya. Mataku terlihat lebih besar dan itu menarik bagi suamiku. Tapi, mataku jadi berat dan aku sangat tidak nyaman menggunakannya.

Yang yang terakhir adalah hal yang aku benci, yaitu kuteks merah. Benda yang sebenarnya tak boleh ku pakai ketika melakukan ibadah. Tapi, aku akan menghapusnya dengan alkohol setelah aku selesai dengan tugasku. Katanya, merah adalah warna gairah, sehingga tak dipungkiri, mungkin aku dapat menggunakan warna ini untuk menggodanya. Mas Reyhan akan lebih berg*ir*h dengan melihat banyak warna merah di diriku.

Lengkap sudah, aku sudah terlihat sangat menggoda bukan? Memakai lingerie merah dan mengatur rambutku agar lebih menggoda. Astaga, mengapa vibesku seperti wanita penggoda? Andai saja bukan karena saran Mbak Sera, aku tidak akan mau melakukannya.

Cklekk! Aku mendengar suara pintu kamar terbuka. Saat aku berbalik, aku pun melihat Mas Reyhan masuk dengan wajah yang ditekuk. Tak kusangka aku akan melihatnya lagi. Padahal, malam itu, aku berharap bahwa itu adalah pertemuan terakhir kami.

Mas Reyhan mendudukkan dirinya di sisi ranjang sambil mengotak atik ponselnya. Sesekali dia menggaruk kepalanya yang sepertinya tidak gatal. Terbukti dari tangannya yang bersih setelah menggaruknya. Kalau gatal, pasti akan ada ketombe yang lengket di kuku jarinya.

Aku masih diam mematung sambil memperhatikannya. Bahkan setelah aku berpenampilan seperti ini, dia masih saja tidak peduli. Ternyata Mas Reyhan adalah suami yang sangat setia. Aku jadi semakin bersalah karena berada di tengah-tengah mereka. Tapi, toh ini juga bukan keinginan ku. Melainkan keinginan Mbak Sera dan Mas Reyhan sendiri.

Tingg! Aku menoleh ke ponselku karena ada pesan yang masuk. Ternyata pesan itu dari Mbak Sera.

Aira, lakukan tugasmu. Aku mohon, lakukanlah yang pernah aku suruh.

Aku menghembuskan nafas panjang. Ternyata aku harus benar-benar melakukannya.

Dengan langkah perlahan, aku pun duduk di samping Mas Reyhan yang tak kunjung menyadari keberadaanku.

Pria itu terlihat masih lesu dengan wajah yang tak bersahabat.

"M-Mas," ucapku sambil menyentuh punggung tangannya yang dingin. Namun, secepat kilat, dia langsung menarik tangannya seakan tak sudi jika aku menyentuhnya. Memangnya tanganku kenapa? Kan tidak kotor. Bahkan sangat bersih dan cantik. Dia tidak tahu betapa lelahnya aku melakukan perawatan setiap hari.

"Aku tidak menyuruhmu berpenampilan seperti ini," ucap Mas Reyhan yang sepertinya tidak menyukai penampilanku yang terlalu seksi ini.

"Maaf, Mas, bukannya aku ingin. Tapi, aku hanya menuruti ucapan Mbak Sera. Jujur, ini bukan diriku." Aku pun mencoba mengajaknya bicara dari hati kehati. Aku harus menumbuhkan rasa nyaman padanya agar dia bisa akrab denganku.

"Mengapa kamu tetap menurutinya? Bukankah kamu bisa berpenampilan biasa dan mengatakan padanya bahwa kamu telah melakukan yang dia katakan. Toh, dia juga tidak akan melihatmu." Mas Reyhan menatapku dengan sinis. Seakan menunjukkan bahwa aku telah salah karena menuruti ucapan istrinya.

"Tapi, kalau aku berpenampilan seperti biasa, Mas tidak akan mau menyentuhku. Mbak Sera tahu jika Mas sangat mencintainya. Aku juga tahu itu. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa, Mas. Apa Mas pikir aku suka saat kita melakukan mantap mantap malam itu?"

Mas Reyhan menoleh dengan tatapan heran. Dahinya mengernyit, mungkin karena aku menggunakan istilah berbeda. Ya, namanya juga, aku ini masih muda. Wajar saja jika aku masih menggunakan bahasa gaul.

"Mengapa kamu tidak suka? Aku mendengar kamu mend*s*h!"

"I-itukan awalnya saja, Mas. Karena Mas membuat aku geli. Tapi, saat pusakamu yang besar itu masuk, aku bahkan tak bisa bernafas karena rasanya sangat sakit!" gerutuku mulai mengeluarkan uneg-unegku.

"Ya salah sendiri kenapa masih sempit!"

"Wajar saja, Mas, kan aku masih suci. Kalau aku tidak suci, Mas akan merasakan rem blong. Bebas masuk tanpa hambatan!" Aku mengerucutkan bibirku. Bisa-bisanya Mas Reyhan menyalahkan aku karena masih tersegel. Harusnya dia senang karena dialah yang pertama menyentuh aku.

"Kamu itu kuper! Zaman sekarang jarang ada gadis yang masih suci saat menikah." Mas Reyhan terkekeh sambil melihat wajahku yang sangat kesal padanya.

"Aku tidak kuper, Mas. Memangnya Mas pikir aku tidak pernah melihat orang adu gabrut? Aku pernah melihat tetangga ku adu kenalpot dengan kekasihnya di samping rumah. Aku cuma memiliki prinsip, Mas. No s*x...be...be...apa, ya namanya." Aku mencoba berpikir keras istilah bahasa Inggris yang aku lupa itu.

Mas Reyhan mengusap wajahnya pelan. "No s*x before marriage!" ucapnya menyempurnakan kalimatku.

"Nah, itu, benar, Mas."

"Tapi, apa kamu tidak merasa sedih karena mahkotamu direnggut oleh pria yang sudah beristri? Harusnya kamu memberikannya pada suamimu, bukan?"

Ucapan Mas Reyhan langsung menembus ulu hatiku. Tak kusangka dia malah mengungkitnya. Siapa juga yang tidak sedih karena memberikan mahkota pada pria yang hanya menanam bibitnya, lalu pergi begitu saja?

"Aku menyebutnya takdir, Mas. Aku tak bisa menyalahkan kalian karena orang tuaku juga ikut andil dalam hal ini." Aku menghela nafa pelan.

"Baiklah, jadi, apakah kita bisa melakukannya sekarang?"

Ucapan Mas Reyhan langsung membuat aku terkejut. Mengapa tiba-tiba saja dia mengajakku melakukannya?

"Kenapa? Kamu kira kamu itu menggoda? Sama sekali tidak! Tapi, aku ingin mengakhiri semuanya. Selama satu minggu ini, kita akan melakukannya selama tiga kali. Karena aku tahu kau tidak akan tahan jika melakukannya setiap hari, iya, kan?'

Terpopuler

Comments

Fadilah Herbalis Nasa

Fadilah Herbalis Nasa

awas Lo nanti ketagihan mas Rey

2023-04-18

2

Ami Tarmini

Ami Tarmini

tuhkan pikiran aku benar kalo sera udah ga virgin,buktinya reyhan ngmg seperti itu sama aisa,,
hemmm siap siap ketagihan mas rey🤭

2023-03-08

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

yakin 3 kali seminggu reyhan.... jgn jgn ntar kamu minta setiap hari lg...eh salah setiap jam kali 😃😃

2023-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!