Aku pun sampai di sebuah salon tempat aku akan melakukan perawatan.
Terlihat begitu banyak orang yang sudah melakukan perawatan di situ. Dan aku cukup terkejut karena salah satunya adalah seorang model yang lumayan terkenal. Ternyata salon ini adalah salon yang sangat bagus.
Aku pun segera menemui kasir dan menyerahkan sebuah kertas yang Mbak Sera suruh untuk berikan kepada pegawai agar proses perawatanku bisa didahulukan.
Dan benar saja, mereka langsung mengajakku sebuah ruangan tempatku dilayani dengan sedemikian rupa. Dari mulai wajah, tubuh, kuku tangan dan kaki, rambut, semuanya diberikan perawatan sempurna yang menurutku sangat nyaman. Pantas saja harganya mahal, ternyata sangat sesuai dengan pelayanannya.
Berjam-jam aku melewati semua treatment hingga akhirnya aku selesai. Aku pun keluar dari ruangan dan duduk sebentar. Aku lupa untuk memesan taksi.
Namun, ketika aku baru akan memesan taksi online, tiba-tiba saja aku mendengar suara keributan dari salah satu pelanggan.
"Aduh! Kenapa kerja kamu tidak benar! Saya di sini bayar! Masa memijat badan saya saja kamu tidak sanggup!"
Seorang wanita separuh baya dengan wajah sangar terlihat memarahi seorang pegawai. Tampak si pegawai sedang menunduk ketakutan.
"Maaf, Nyonya, kalau mau dipijat, sebaiknya masuk ke dalam saja. Saya tidak biasa memijat dalam posisi duduk seperti ini."
"Saya tidak mau! Saya maunya dipijat sambil duduk! Apa kamu tuli!" Wanita separuh baya itu terlihat semakin marah. Aneh, mengapa dia harus meminta dipijat dalam posisi duduk. Tentu saja pegawai itu tidak bisa karena tidak biasa.
"Sudah, sana pergi kamu!" Wanita itu pun mengusir pegawai untuk menjauh darinya.
Aku pun bergegas pergi keluar karena merasa tidak nyaman dalam kondisi ini.
"Heh! Kamu! Sini! Pijat saya cepat!" ucap wanita galak itu padaku.
"Hah? Apa, Bu? Pijat? Tapi kan saya bukan...."
"Wajah kamu itu seperti tukang pijat langganan saya. Cepat pijat saja!"
"Tapi, Bu, saya bukan..."
"Saya bilang cepat pijat saya!!!"
Teriakan wanita itu pun seketika membuat tulangku terlepas dari persendian. Dengan langkah yang gemetar, aku pun mendekat dan mulai memijat punggungnya dengan tenagaku.
"Nah, benar, kan? Kamu itu memang seperti tukang pijat. Pijatan kamu sangat terasa di tubuh saya. Kalau pegawai tadi tidak tahu apa-apa soal memijat. Masa tubuh saya hanya diusap-usap saja."
Aku pun menghembuskan nafas lega. Rupanya wanita tua ini sangat cocok dengan pijatan ku. Tapi, apa benar bahwa wajahku ini mirip sekali dengan tukang pijat? Aku pun memperhatikan wajahnya dari kaca salon ini.
"Sudah, jangan melihat kaca terus. Wajahmu memang mirip sekali dengan tukang pijat langganan saya dulu. Tapi, dia sudah meninggal. Sejak baru punya anak, saya selalu memakai jasanya."
Aku hanya mengangguk saja. Terus memijatnya hingga dia menyuruh berhenti. Yang benar saja, aku memijatnya selama satu jam lebih. Bisa bayangkan seperti apa rasanya tanganku sekarang.
"Ini tip buat kamu. Terima kasih karena mau memijat saya. Saya merasa lebih baik. Cobalah pikirkan saran saya untuk menjadi tukang pijat. Pasti kamu akan menjadi tukang pijat terlaris."
Ibu tadi memberiku beberapa lembar uang merah. Astaga, banyak sekali. Aku bahkan tak pernah menerima bayaran sebanyak ini dalam seminggu. Aku pun beralih menatap kepada para pegawai untuk memberikan uang ini.
"Ambil saja, Mbak. Kami tertolong karena Mbak. Ibu tadi itu baru pertama kali ke sini. Kami merasa tertolong karena Mbak bisa melayaninya. Kami hanya berharap Mbak jadi tukang pijat saja agar wanita tadi tidak datang ke sini lagi."
Hah? Mengapa banyak sekali yang mendoakan aku jadi tukang pijat. Astaga, memangnya wajahku ini wajah tukang pijat?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
istripak@min
wkwkwk terkekeh aku bacanya thor
2024-02-03
0
rasahaz
kya ny tu ibu reyhan galak bner sh,,, pntesan sera tkut sma mertua ny,,,
2023-03-04
2
Ayas Waty
jd tukang pijatnya mas Reyhan saja biar betah mas Reyhan nya sama kamu Aira....ibu galak itu jangan2 ibunya Reyhan ya
2023-03-04
1