Kisah Seorang Anak.

"Hati-hati ya magangnya, ntar aku jemput."

Gwiyomi berusaha keras untuk tidak menggubris Hazel yang kini terang-terangan memasang senyuman lebarnya. Ia buru-buru turun dari motor lalu meninggalkan masuk kedalam tempat magang. Ia tidak boleh langsung luluh begitu saja hanya karena Hazel merayunya seperti itu.

Gwiyomi langsung masuk kedalam rumah sakit tempatnya magang, sudah tinggal seminggu lagi ia selesai magang, tapi Gwiyomi belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Jadi, saat itu juga Gwiyomi langsung mendatangi Rain di ruangannya.

Begitu Gwiyomi masuk, ia tertegun saat Rain duduk berselonjor seraya menatap lurus ke arahnya.

"Rain?" Gwiyomi mendadak gugup saat matanya bertatapan dengan mata Rain.

"Sudah puas membaca buku yang kau curi?" ucap Rain dingin.

Gwiyomi menelan ludahnya kasar, ia tidak percaya jika Rain tahu kalau ia telah mengambil buku pria itu. "Maaf, aku hanya ingin-"

"Katakan apa yang membuatmu begitu ingin tahu tentang hidupku?" sergah Rain sebelum Gwiyomi menyelesaikan ucapannya.

"Kau setuju aku wawancarai?" Tanya Gwiyomi tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya.

"Kalau aku menolak? Kau masih tetap akan memaksa ku 'kan?" sahut Rain melirik Gwiyomi dengan mata hitamnya yang kelam.

"Eh, sebenarnya itu hakmu sih. Aku hanya ingin membantumu saja, apa sekarang kau sudah merasa lebih baik?" kata Gwiyomi tidak enak hati saat Rain mengatakan hal itu.

"Aku tidak pernah baik," sahut Rain seperti biasa, cuek dan dingin.

"Ck, baiklah kalau begitu. Sekarang masih jam makan siang, bagaimana kalau kita makan dulu? Kau pasti belum makan 'kan?" kata Gwiyomi melihat jam ditangannya, ia merasa terlalu mendadak jika langsung mengintrogasi Rain langsung.

"Aku tidak berselera makan," kata Rain masih tidak merubah ekspresinya.

"Kalau begitu, kau temani saja aku makan. Semenjak hamil, aku jadi suka makan sekarang, ayo." Gwiyomi langsung menarik tangan Rain sebelum sempat pria itu menolak.

Rain sendiri tidak menolak saat Gwiyomi mengajaknya pergi, ia melirik perut Gwiyomi yang mulai terlihat menonjol.

"Sudah berapa bulan sekarang?" Tanya Rain secara spontan.

"Eh? Mungkin 4 bulan jalan," sahut Gwiyomi kaget saat Rain tiba-tiba bertanya seperti itu.

Mereka berdua lalu pergi kesebuah taman, disana Gwiyomi mengambil tempat duduk yang nyaman seraya menunggu makanan yang sudah ia pesan lewat online.

"Jadi, dia siapa yang kau maksud dalam catatanmu itu?" Tanya Gwiyomi membuka percakapan setelah cukup lama kebisuan antara keduanya.

"Ayahku," sahut Rain langsung saja.

"Ayahmu? Maksudmu kau membenci Ayahmu sendiri begitu?" Gwiyomi mengernyit, tidak menyangka jika orang yang dibenci oleh Rain adalah Ayahnya sendiri.

"Apa alasanmu membencinya?" Gwiyomi bertanya kembali.

"Hanya ingin membencinya saja," jawab Rain sekenanya.

"Tidak mungkin kau membenci tanpa alasan Rain," tukas Gwiyomi tidak puas mendengar jawaban itu.

Rain kembali diam, ia menatap Gwiyomi lekat-lekat. "Jika ada orang yang pernah melakukan hal sangat jahat padamu dan menghancurkan hidupmu, apakah alasan itu cukup untuk membenci seseorang?" ucap Rain membuat Gwiyomi mengerutkan dahi ya semakin dalam.

"Menghancurkan hidup? Seorang Ayah tidak mungkin melakukan hal buruk seperti itu 'kan?" kata Gwiyomi masih tidak percaya.

"Dia menjadikanku seperti apa yang dia inginkan, bukan apa yang aku inginkan. Merusak semua mimpi yang pernah aku bangun hanya demi ambisinya. Aku selalu hidup dalam penuh kepura-puraan, selalu berusaha tersenyum meski aku sakit, bagaimana menurutmu? Apakah masih kurang alasanku untuk membencinya?"

Gwiyomi menutup mulutnya tidak percaya, ia menatap Rain pandangan yang sulit diartikan. Jika benar hal itu yang dilakukan Ayah Rain, artinya hidup pria ini memang sangat menderita sejak dia kecil. Dipaksa menjadi orang yang bukan dirinya selama puluhan tahun hanya demi sebuah ambisi, sungguh miris sekali Gwiyomi membayangkannya.

"Apa ini juga alasanmu memakai narkoba?" Tanya Gwiyomi hati-hati.

"Itu salah satunya," sahut Rain.

"Lalu siapa orang yang kau maksud keluarga lain?" Tanya Gwiyomi teringat akan catatan yang ditulis Rain dibuku itu.

Rain terdiam sesaat, ia mengulas senyuman sinis namun terlihat begitu kecewa dan penuh luka. "Dia menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibuku, dan gara-gara ulahnya Ibuku meninggal," ucap Rain terdengar lebih amarah dan dendam.

Gwiyomi menutup mulutnya syok, ia hingga mundur kebelakang begitu kalimat itu terlontar dari mulut Rain. Gwiyomi yang melihatnya saja seolah ikut merasakan luka hati Rain. Ternyata dugaannya tentang alasan Rain sampai frustasi seperti ini bukanlah Jingga, melainkan hubungan keluarga yang toxic.

"Rain, aku turut bersimpati atas meninggalnya Ibumu," ucap Gwiyomi memberanikan diri untuk menyentuh tangan Rain untuk sekedar memberikan semangatnya.

Rain tersentak, ia menatap Gwiyomi yang memandangnya iba, Rain sangat benci tatapan mata itu, segera ia menarik tangannya dengan kasar.

"Jangan mengasihaniku!" Bentak Rain membuang pandangannya ke arah lain.

"Tidak Rain, aku hanya-"

"Sudahlah, sekarang kau sudah tahu semuanya dalam hidupku, apalagi yang ingin kau tanyakan? Jangan membuang waktumu dengan hal yang tidak penting," tukas Rain mulai kehilangan mood-nya.

"Ehm, satu pertanyaan lagi Rain," kata Gwiyomi harap-harap cemas saat ingin menanyakan hal itu.

"Katakan."

"Apa maksud simbol naga yang selalu kau tulis diakhir catatan?" Pertanyaan terkahir ini membuat Gwiyomi menahan nafasnya, ia hanya ingin tahu reaksi Rain saat ia menanyakannya.

Rain terkejut, tapi ia seorang aktor yang pintar menahan ekspresi wajahnya. Wajahnya tetap datar dan dingin hingga Gwiyomi tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya saat ini.

"Bukan hal yang penting, waktumu sudah habis, mulai sekarang jangan pernah menemuiku lagi," sahut Rain mengakhiri percakapan siang itu lalu pergi meninggalkan Gwiyomi.

Gwiyomi masih tidak puas dengan jawaban itu, jika memang bukan hal penting, Rain tidak mungkin selalu menggambar Naga di setiap akhir catatan. Untuk membuktikan jika Rain pelakunya juga sangat mustahil jika Gwiyomi tidak melihat leher bagian belakang Rain.

"Ck, kenapa sih aku seperti ini? Bukankah aku sudah mencoba menerima Hazel sebagai Ayah dari bayi ini? Kenapa aku harus mencaritahu tentang pria brengsek itu?" gumam Gwiyomi kesal sendiri dengan dirinya.

Daripada uring-uringan tidak jelas, akhirnya Gwiyomi memutuskan untuk pulang. Tugasnya disini sudah selesai dan ia tidak perlu menemui Rain lagi. Tapi entah kenapa seperti ada bagian dirinya yang tidak rela jika harus pergi begitu saja.

Akhirnya sebelum pergi, Gwiyomi membuka tasnya, ia mengambil gelang hitam yang pernah ia beli dulu. Ia lalu membawa gelang itu ke kamar Rain.

Tok Tok Tok

Gwiyomi mengetuk pintu kamar Rain pelan, tidak membutuhkan waktu lama untuk pria itu membukanya.

"Ada apalagi? Apa kata-kataku tadi kurang jelas?" ucap Rain ketus.

"Aku hanya ingin memberikanmu kenang-kenangan, jika tidak suka buang saja, " ucap Gwiyomi menyerahkan gelang itu ke tangan Rain.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Gwiyomi segera beranjak dari sana meninggalkan Rain yang mematung seraya menatap gelang ditangannya.

Happy Reading.

TBC.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ap gwi mulai ad rs sm rain 🤔🤔

2023-05-11

1

Nona Muda❤️

Nona Muda❤️

Poor Rain 😔

2023-03-09

1

Bucinnya Rajendra 💞

Bucinnya Rajendra 💞

Menyedihkan sekali hidup Rain 😌

2023-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar Terburuk.
2 Hancur Bersama.
3 Pernikahan Penuh Air Mata.
4 Sekarang Aku Ayahnya.
5 Hubungan Kita.
6 Berdamai Dengan Takdir.
7 Tempat Magang.
8 Anggap Aku Temanmu.
9 Membuka Hati.
10 Sebuah Keikhlasan.
11 Perasaan Yang Ditutupi.
12 Buku Catatan Rain.
13 Masa Lalu Kelam.
14 Kisah Seorang Anak.
15 Malam Yang Manis.
16 Little Baby.
17 Home Sweet Home.
18 Nongki Anak Muda.
19 Marah Tanpa Alasan.
20 Rencana Masa Depan.
21 Ketakutan Terbesar.
22 Kerja Sampingan.
23 Peluk Aku, Gwi.
24 Meminta Bantuan.
25 Tangisan Seorang Ibu.
26 Kondisi Tiara.
27 Membayar Taruhan.
28 Rasa Kecewa Yang Mendalam.
29 Emergency.
30 Kelahiran Sang Pewaris.
31 Baby Blues.
32 Mati Memang Jalan Terbaik.
33 Kembali Pulang.
34 Kabur.
35 Terus Melangkah.
36 Hujan.
37 Pria Yang Baik.
38 Perasaan Itu.
39 Masih Mencari.
40 Ayo Pulang.
41 Perjuangkan Aku, Rain.
42 Mengambil Milikku Kembali.
43 Firasat Ibu.
44 Cinta Seorang Ayah.
45 Jangan Memaksakan Dirimu.
46 Tunggu Aku, Gwi.
47 Menemukan Mu.
48 Cinta Dan Obsesi.
49 Bertahanlah.
50 Aku Akan Marah Padamu.
51 Terimakasih, Rain.
52 Jangan Macam-macam.
53 Sidang Perceraian.
54 Pengumuman Novel Baru.
55 Segenggam Harapan Yang Hilang.
56 Kebakaran.
57 Terlalu Mencintai.
58 Promo Novel Baru ( Sekretaris Kesayangan Tuan Gamma )
59 Umpan Yang Dimakan.
60 Perseteruan Dua Sahabat.
61 Sidang Hak Asuh.
62 Cinta Setelah Luka.
63 Lamaran Resmi.
64 Dunia Terus Berputar.
65 Fitting Baju Pengantin.
66 Datang Ke Rumah Kakak.
67 Selamat Malam Kakak Ipar.
68 Keikhlasan Hati.
69 Hari H.
70 Pernikahan Batal?
71 Pergilah, Aku Tidak Akan Melarangmu.
72 Menuntaskan Masalah.
73 Bersiaplah Ke Neraka, Rain!
74 Sial! Aku Terjebak.
75 Menunggu.
76 Pelukan Kerinduan.
77 Gagal Lagi?
78 Kehangatan Keluarga.
79 Persahabatan Telah Usai.
80 Pahlawan Keluarga Telah Tumbang.
81 Benar-benar Mencintaimu.
82 Kebahagiaan Keluarga Kecil.
83 Perjuanganku Telah Selesai.
84 Peristirahatan Terakhir.
85 It's All Right, Gwi.
86 Penuh Cinta.
87 One Day With You.
88 Suami Menyebalkan.
89 Rasa Cinta Yang Meluap-luap.
90 Ayahmu Sakit.
91 Arti Namaku.
92 Tamu Tak Disangka-sangka.
93 Aku Dan Kau.
94 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
95 Luka Yang Belum Sembuh.
96 Tidak Ingin Membahasnya.
97 Kejadian Di Pagi Hari.
98 Kedatangan Amelia.
99 Tangis Penyesalan Ayah.
100 Aku Tidak Tahan Dengan Baumu.
101 Me Time.
102 Bab 102.
103 Bab 103.
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107.
108 Rencana Licik Amelia.
109 Bab 109.
110 Bab 110.
111 Bab 111.
112 Mencari Archie.
113 Bab 113.
114 Promo Novel Baru.
115 Bab 115.
116 Ternoda Sebelum Menikah End.
117 INFO NOVEL BARU ( Persimpangan Cinta Rajendra )
118 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Kabar Terburuk.
2
Hancur Bersama.
3
Pernikahan Penuh Air Mata.
4
Sekarang Aku Ayahnya.
5
Hubungan Kita.
6
Berdamai Dengan Takdir.
7
Tempat Magang.
8
Anggap Aku Temanmu.
9
Membuka Hati.
10
Sebuah Keikhlasan.
11
Perasaan Yang Ditutupi.
12
Buku Catatan Rain.
13
Masa Lalu Kelam.
14
Kisah Seorang Anak.
15
Malam Yang Manis.
16
Little Baby.
17
Home Sweet Home.
18
Nongki Anak Muda.
19
Marah Tanpa Alasan.
20
Rencana Masa Depan.
21
Ketakutan Terbesar.
22
Kerja Sampingan.
23
Peluk Aku, Gwi.
24
Meminta Bantuan.
25
Tangisan Seorang Ibu.
26
Kondisi Tiara.
27
Membayar Taruhan.
28
Rasa Kecewa Yang Mendalam.
29
Emergency.
30
Kelahiran Sang Pewaris.
31
Baby Blues.
32
Mati Memang Jalan Terbaik.
33
Kembali Pulang.
34
Kabur.
35
Terus Melangkah.
36
Hujan.
37
Pria Yang Baik.
38
Perasaan Itu.
39
Masih Mencari.
40
Ayo Pulang.
41
Perjuangkan Aku, Rain.
42
Mengambil Milikku Kembali.
43
Firasat Ibu.
44
Cinta Seorang Ayah.
45
Jangan Memaksakan Dirimu.
46
Tunggu Aku, Gwi.
47
Menemukan Mu.
48
Cinta Dan Obsesi.
49
Bertahanlah.
50
Aku Akan Marah Padamu.
51
Terimakasih, Rain.
52
Jangan Macam-macam.
53
Sidang Perceraian.
54
Pengumuman Novel Baru.
55
Segenggam Harapan Yang Hilang.
56
Kebakaran.
57
Terlalu Mencintai.
58
Promo Novel Baru ( Sekretaris Kesayangan Tuan Gamma )
59
Umpan Yang Dimakan.
60
Perseteruan Dua Sahabat.
61
Sidang Hak Asuh.
62
Cinta Setelah Luka.
63
Lamaran Resmi.
64
Dunia Terus Berputar.
65
Fitting Baju Pengantin.
66
Datang Ke Rumah Kakak.
67
Selamat Malam Kakak Ipar.
68
Keikhlasan Hati.
69
Hari H.
70
Pernikahan Batal?
71
Pergilah, Aku Tidak Akan Melarangmu.
72
Menuntaskan Masalah.
73
Bersiaplah Ke Neraka, Rain!
74
Sial! Aku Terjebak.
75
Menunggu.
76
Pelukan Kerinduan.
77
Gagal Lagi?
78
Kehangatan Keluarga.
79
Persahabatan Telah Usai.
80
Pahlawan Keluarga Telah Tumbang.
81
Benar-benar Mencintaimu.
82
Kebahagiaan Keluarga Kecil.
83
Perjuanganku Telah Selesai.
84
Peristirahatan Terakhir.
85
It's All Right, Gwi.
86
Penuh Cinta.
87
One Day With You.
88
Suami Menyebalkan.
89
Rasa Cinta Yang Meluap-luap.
90
Ayahmu Sakit.
91
Arti Namaku.
92
Tamu Tak Disangka-sangka.
93
Aku Dan Kau.
94
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
95
Luka Yang Belum Sembuh.
96
Tidak Ingin Membahasnya.
97
Kejadian Di Pagi Hari.
98
Kedatangan Amelia.
99
Tangis Penyesalan Ayah.
100
Aku Tidak Tahan Dengan Baumu.
101
Me Time.
102
Bab 102.
103
Bab 103.
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107.
108
Rencana Licik Amelia.
109
Bab 109.
110
Bab 110.
111
Bab 111.
112
Mencari Archie.
113
Bab 113.
114
Promo Novel Baru.
115
Bab 115.
116
Ternoda Sebelum Menikah End.
117
INFO NOVEL BARU ( Persimpangan Cinta Rajendra )
118
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!