Semua kejadian berjalan sangat cepat, setelah dinyatakan positif hamil, semua keluarga tidak henti mencerca Gwiyomi tentang siapa pria yang sudah menghamilinya. Meski Gwiyomi mengatakan jika ia sendiri tidak tahu siapa ba ji ngan itu, semuanya tidak ada yang percaya. Apalagi Kakaknya Rendra mulai ikut turun tangan membuat semuanya semakin kacau.
"Gwi, ayo katakan siapa yang sudah melakukan ini? Jangan takut, kita pasti akan membantumu." Kirana istri Kakaknya Rendra bahkan ikut membujuknya untuk membuka suara.
"Aku benar-benar tidak tahu, Kak." Gwiyomi hanya bisa menyahut seraya menangis lirih.
"Sudah, kalau Gwiyomi tidak mau mengaku, biarkan kita saja yang merawat bayi itu. Gwi jangan sedih, ada Mama yang selalu ada buat Gwi," ucap Bella memeluk putrinya hingga mereka berdua menangis bersama. Ia hancur, tapi ia akan lebih hancur jika melihat putrinya menangis ketakutan seperti ini.
"Mama jangan gila, merawat bayi itu gimana? Dia tetap harus menikah dengan pria yang sudah menghamilinya, bukan malah membiarkan semuanya seolah ini bukan masalah besar!" seru Rendra tidak terima jika pria yang merusak Adiknya akan lepas tanggung jawab begitu saja.
"Lalu siapa yang harus dimintai tanggung jawab? Sedangkan Gwi tidak tahu yang sudah melakukan hal buruk itu, Rendra. Tolong biarkan saja Mama yang merawat putri Mama ..." Bella semakin mengeratkan pelukannya kepada Gwiyomi membuat wanita itu semakin meraung di pelukan Mamanya.
"Baiklah jika itu keputusan Mama, itu artinya Mama sama saja sudah membela ba ji ngan itu. Untuk apa kita ada disini, tidak ada gunanya. Kiran! Bawa Keenan dan Kendra, kita pulang sekarang, biarkan dia bertahan dengan kekeraskepalaannya itu." Rendra sudah mulai muak melihat Gwiyomi hanya terus menangis tanpa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Rendra ..."
"Pulang!" Rendra langsung membentak sebelum Kirana menyelesaikan ucapannya.
Kirana bungkam, ia tidak mungkin membantah jika suaminya sudah berkata seperti itu.
"Sekali lagi Kakak bertanya, siapa yang sudah menghamili mu?" Sebelum benar-benar pergi, Rendra ingin sekali Adiknya mau berterus terang padanya.
"Aku yang sudah menghamilinya."
Terdengar suara berat pria yang tiba-tiba terdengar membuat semua orang kaget. Mereka langsung menoleh bersamaan untuk melihat siapa pria yang dengan lantang mengatakan jika dia yang sudah menghamili Gwiyomi.
Gwiyomi membesarkan matanya saat melihat Hazel, ia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan pria ini. Selama ini Hazel memang sering mengatakan padanya jika pria itu ingin bertanggung jawab, tapi berulang kali Gwiyomi menolak mentah-mentah karena ia tahu jelas bukan Hazel pelakunya.
"Hazel? Apa maksudmu?" Rendra menatap Hazel tajam, dahinya berkerut penuh tanda tanya.
"Maaf jika kedatanganku kesini sangat lancang, aku datang ingin mempertanggungjawabkan apa yang sudah aku lakukan." Hazel menjawab pernyataan Rendra dengan suara tegas. "Uncle, Aunty, aku yang sudah menghamili Gwiyomi, aku akan tanggung jawab dan menikahinya," ucapnya lagi beralih menatap Axel dan Bella bergantian.
"BANG SAT!!!" Rendra tidak semudah itu mendengar apa yang dikatakan Hazel, ia langsung saja melibas Hazel dengan tendangan di perutnya.
"Rendra!" Semua orang memekik kaget melihat tingkah Rendra yang tanpa basa-basi itu.
"Baju ngan kau Hazel! Beraninya kau merusak adikku!" Rendra menghardik penuh amarah, ia menarik kerah baju Hazel lalu kembali menghantam wajahnya dengan pukulan yang keras.
"Kak Rendra, hentikan itu Kak!" Gwiyomi berteriak, ia berlari untuk menahan Kakaknya yang memukuli Hazel dengan membabi buta.
"Jangan membelanya! Beraninya dia datang tanpa merasa bersalah! Bang sat! Kau pikir siapa dirimu berani melakukan itu apa Adikku!" Rendra tidak peduli apapun lagi, ia menghajar Hazel sampai pria itu berlumuran darah.
"Hentikan Kak, aku mohon ... ." Gwiyomi tidak menunggu waktu lama, ia langsung bersujud di kaki Kakaknya Rendra dan menangis lirih. "Jangan melukainya lagi, Hazel tidak salah, bukan dia pelakunya, Kak." Gwiyomi mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Cih." Rendra meludah kelantai. "Secinta itu kau dengan ba ji ngan ini sampai kau membelanya seperti ini?" Rendra tersenyum sinis, ia menarik kakinya agar terlepas dari pegangan Adiknya.
"Aku mengatakan yang sebenarnya, bukan Hazel yang sudah menghamili ku," kata Gwiyomi masih kekeh, ia tidak mau Hazel menjadi korban dari kesalahan yang tidak diperbuatnya.
"Tidak, aku yang menghamilinya. Hukum saja aku, aku yang sudah menghamili Gwiyomi," ucap Hazel meski tertatih-tatih, mencoba duduk untuk berbicara.
"Kau dengar itu? Ba ji ngan ini sudah mengaku, apalagi yang ingin kau tutupi?" sentak Rendra geram.
"Semuanya diam." Axel yang sejak tadi bungkam akhirnya buka suara. Wajah pria itu terlihat menggelap penuh amarah.
"Hazel, katakan yang sejujurnya, apakah kau yang sudah menghamili putriku?" Axel bertanya dengan suara beratnya yang penuh wibawa. Bukan karena ia diam, ia tidak marah, ia justru sangat marah hingga ia ingin membunuh Hazel saat ini juga, tapi ia menahannya sekuat tenaga.
Gwiyomi menggeleng lemah, ia memohon kepada Hazel untuk tidak melakukan hal gila itu. Masa depan pria itu akan hancur jika harus menikahi wanita ternoda seperti dirinya.
"Ya." Hazel menjawab dengan tegas tanpa keraguan.
Gwiyomi memejamkan matanya singkat, ia tidak bisa lagi mencegah Hazel yang sudah sangat nekat itu.
"Kau memang ba ji ngan!" Rendra kembali merangsek maju tapi Kirana langsung menahan tangannya.
"Biarkan Papa bicara," tutur Kirana menenangkan suaminya yang penuh emosi itu. Ini padahal hanya Rendra, belum jika Eril juga ada disana, jika iya, Hazel mungkin akan habis.
Axel mengepalkan tangannya erat, ia melihat Bella yang hanya diam dengan pandangan kosongnya. Wanita itu pasti tidak percaya jika anak dari sahabatnya yang sudah menghamili putrinya.
"Malam ini bawa orang tuamu kemari, kalian akan segera menikah," kata Axel memutuskan dengan suara tegas.
"Pa, ini salah Pa, Hazel tidak bersalah, dia hanya-"
"Cukup! Semuanya sudah jelas, Papa sangat kecewa padamu Gwi," kata Axel kali ini memandang Gwiyomi sendu lalu beranjak dari sana, hilang sudah sikap tegas yang sejak tadi ditunjukkan, ia kalah, ia benar-benar sudah kalah dan gagal menjadi seorang Ayah.
"Maafkan Gwi, Pa." Gwiyomi tidak sanggup menatap mata Ayahnya, pria yang begitu menyayanginya itu sudah benar-benar kecewa padanya.
Gwiyomi menutup wajahnya dengan kedua tangan, tangisnya semakin pecah. Semua orang perlahan meninggalkannya hingga hanya tersisa Hazel yang masih mendesis kesakitan. Pria itu mencoba mendekati Gwiyomi lalu menepuk pundaknya.
"Semuanya akan baik-baik saja, aku akan bertanggung jawab, jangan menangis Gwi," tutur Hazel pelan.
Gwiyomi mengusap wajahnya kasar, ia melirik Hazel dengan tatapan tajamnya. "Kenapa? Kenapa kau harus melakukan itu? Kau tidak salah, kenapa harus membelaku? Biarkan aku saja yang hancur, kenapa kau harus ikut menghancurkan dirimu juga Hazel? Kenapa? Biarkan saja aku yang hancur ... ." Gwiyomi memukul dada Hazel dan menangis histeris.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, jika kau hancur, maka aku akan hancur bersamamu." Hazel meraih tangan Gwiyomi lalu memeluknya erat.
Tangis Gwiyomi pecah dalam pelukan Hazel, rasa sakit karena luka batinnya begitu menghujam. Sakit hingga tidak tertahankan, bahkan dadanya sesak seperti tidak bisa bernafas. Sekarang hanya ada tangis penyesalan di dalam kehancuran hidup yang kian merajalela.
Happy Reading.
TBC.
Visual Hazel_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Lena Laiha
Aaah, sukaaaaa banget sama hezel
2023-09-11
1
Ita rahmawati
yah ...hazel deh yg kena getahny 😔😔
2023-05-11
1
Fitria Kie
ditanya siapa yg ngehamilin mlh gak tau GK tau Bae ikhhh ksel...
dia nglakuin itu mang matanya d tutup d tanya gtw gtw Bae .anak orang aj babak belur..
2023-04-06
1