BAB 9

0Motor pun melaju di jalanan, Zeiro tampak senang dan bahagia.

Ia memutar balik motornya dan kembali ke rumahnya. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya lalu mandi.

Ia berganti pakaian dan tidak sabar ingin segera naik motornya

Zero menutup pintu dan ia pun menaiki motornya lalu melajukan motornya di jalanan.

"Wah kira-kira aku mau ke mana ini?" tanya Zeiro tersenyum senang.

Motor pun terus melaju dan sampailah ia melewati di sebuah kolong jembatan, di bawah masih ada yang masih berkemas dan ingin berangkat mengais rezeki.

Mereka melihat dari atas dan seperti mengenal orang yang ia lihat.

"Hey!" teriak orang itu. Zeiro memberhentikan motornya dan melihat ke belakang.

"Eh, beneran kamu?" tanya mereka tak percaya, tapi tetap harus percaya.

Zeiro merasa tidak tenang, karena orang itu juga yang mengusirnya dari jembatan.

"Wah, ini motor kamu?" tanya mereka menyeringai. Zeiro tidak menjawabnya, ia hanya melihat mereka saja dengan wajah datarnya.

"Mana mungkin motor dia, pasti motor pinjaman, hanya saja kok orang itu berani ya minjamin motor sama kamu? Nggak takut di curi gitu?" ledek temannya.

"Kalian memanggil ku emangnya ada apa? kalau tidak ada kepentingan apa pun ya sudah aku pergi saja, masalah motor ini pinjam atau tidak bukan urusan kalian, lanjutkan kalian mencari sampahnya!" seru Zeiro kesal.

"Huh! Berlagak kamu! Baru aja motor pinjaman udah sombong!" ucap pria itu menendang bodi motor Zeiro hingga hampir saja ia terjatuh. Mereka pun pergi meninggalkan Zeiro.

"Heh! setidaknya aku bisa naik motor, nah kalian jalan kaki uuuuu!" ejek Zeiro yang langsung melajukan motornya.

"Sialan! lihat saja kamu nanti lewat di sini ya, akan ku rusak motor mu itu biar ganti rugi kamu!" teriak pria itu marah dan ingin melempar Zeiro dengan karung tempat sampahnya.

"Aku mah nggak rugi, di rusak juga nggak ganti rugi," ucap Zeiro mencibir.

Krucuk! Krucuk!

Perut Zeiro berbunyi karena lapar, ia pun mencari warung makan untuk sarapan.

Tak lama ia pun bertemu dengan sebuah warung sarapan pagi dan ia pun mampir di sana.

"Buk, sarapannya satu piring," pesannya sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Mau sarapan yang mana?" tanya pemilik kantin.

"Nasi uduk aja," jawab Zeiro.

"Sebentar ya," ucap pemilik kantin, ia segera mengambil piring dan meletakkan nasi uduk dan lauk pauknya.

Terdengar suara motor yang beriringan, itu adalah suara motor anak sekolah yang lewat, Zeiro melihat anak-anak itu sambil bercanda di atas motor, rasanya sangat iri mereka bisa bersekolah. Mereka yang banyak teman dan bisa menghabiskan waktu remajanya, berjalan bersama teman. Tidak seperti dirinya saat ini, kemana-mana sendirian dan tak punya teman, bahkan waktu itu ia pindah dari jembatan ke jembatan lain untuk berteduh.

"Ini nasi uduknya," ucap pemilik kantin meletakkan piringan isi nasi uduk pesanan di atas meja.

"Terima kasih Buk." Zeiro mengambil sendok dan melahapnya sambil melihat anak sekolah yang berlalu lalang.

"Buk, kalau kita tidak pernah sekolah apa bisa masuk sekolah Buk?" tanya Zeiro dengan polosnya.

"Memangnya berapa umur yang ingin masuk sekolah itu?" tanya pemilik kantin.

"Hm … sekitar 18 tahunlah," jawab Zeiro.

"Nggak bisalah, kan seharusnya umur 18 tahun itu adalah umur yang sudah tamat SMA, mana bisa sekolah lagi," jawab pemilik kantin.

"Oh, begitu ya," jawab Zeiro mengangguk-angguk kepalanya.

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

bkannya 16 thu thor, kok cpat amat sdah 18 thun

2023-12-12

8

nayy

nayy

yak bukannya dibab 1 masih umur 16 ya kok cepet bgt jadi 18 😅

2023-10-14

2

Harman LokeST

Harman LokeST

Zeiro pergi makan

2023-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!