Bayu melihat ponsel, tiga panggilan tidak terjawab. Bayu lupa dia harus menjemput sang istri sekarang.
" ini makan siangnya pak" Yogi membawa makan siang untuk Bayu.
" Maaf Yogi, aku harus pergi menjemput istri ku"
" Hati-hati pak" Ucap Bayu. Bayu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, dia mencoba menelpon ayu, tapi telponnya tidak di angkat sama sekali.
" Kenapa telpon ku tidak di angkat, Apa dia sudah pulang?" Bayu menelpon ke rumah menanyakan kepada mbak Ijah apa isterinya sudah pulang atau tidak, Jawaban tidak.
****
" Ya ya, sekarang lebih baik kita makan, Kita tidak akan kenyang dengan membicarakan dia"
" iya sih, kamu bener, tapi dia terlihat sangat hot" Ayu tidak habis pikir dengan teman barunya ini. Citra dan Zahra sosoknya berbeda, entah mengapa ia sangat merindukan Zahra, Sahabat terbaiknya.
" Hai kamu menangis?" Tanya cirta melihat air mata ayu.
" ah tidak, aku hanya mengingatkan seseorang" Ayu langsung menghapus Aira matanya, ia tidak ingin terlihat cengeng di depan teman barunya ini. Tanpa ayu sadari dosen yang mereka bicarakan tadi sedang memperhatikannya.
" Kenapa tidak telpon saja dia jika kamu sangat merindukannya" Mendengar kata telpon ayu langsung mengingat Bayu, Apa suaminya itu nelpon balik. ayu mengambil telponnya dan melihat layar, ternyata bener dengannya suaminya menelpon balik dirinya.
" Kamu di mana?" Ayu mengirim pesan singkat. Setelah mengirim pesan singkat, ayu melanjutkan makannya sampai selesai.
" Apa gue antar kamu pulang?" Tanya Citra.
" tidak perlu cit, Jemput ku sudah di menunjuk kemari"
" Baiklah kalau begitu, maaf gue gak bisa nemenin."
" Tidak apa-apa, Hati-hati " Setelah kepergian citra, tidak berselang lama Bayu datang. Ayu langsung masuk kedalam mobil.
" Maaf, kamu nunggu lama. Aku tidak melihat panggilan mu tadi" Ucap Bayu merasa bersalah.
" Tidak apa, aku mengerti pasti kamu sibuk."
Tidak ada pembicaraan di antar member, Bayu melirik ke arah ayu. " khem, Yu kamu udah makan siang belum?"
" Udah, tadi sama citra. Dia teman baru ku"
" Udah ya" Ucap Bayu kecewa.
" Kamu belum makan ya?"
" Iya"
" Ya udah, aku masak untuk mau" Tawar ayu, membuat bayi tersenyum.
" Boleh."
Sesampainya di rumah, ayu langsung memasak untuk Bayu sepeda apa yang di katakan tadi. Dan kebetulan juga mbak Ijah tidak masak siang ini, karena ia tidak tahu majikan akan pulang siang ini.
Tiga puluh menit berada di dapur, akhirnya masakannya ayu sudah siap untuk dimakan. Dia memang Bayu untuk makan siang.
" Temani aku makan" kata Bayu, Agar ayu duduk di kursi Sebelahnya.
" Aaaa " kata Bayu menyuruh ayu membuat mulutnya
" tidak, aku sudah makan, kamu saja yang makan "
" Aaaa" Bayu memaksa ayu untuk membuka mulutnya. mau tidak mau ayu membuka mulutnya dan membuat Bayu tersenyum.
" Istriku yang pinter" ucap Bayu melihat ayu, ia kembali menyuapi dirinya dan dia juga menyuapi ayu.
" Apa kamu tidak jijik, makan satu sendok dengan ku"
" Kenapa harus jijik? kamu kan istriku"
" bukan begitu, tapi"
" Kamu memang istriku, dan apa kamu tahu makan satu sendok berdua itu ibarat kita sedang ciuman secara tidak langsung" Mendengar itu membuat ayu kesel dan malu.
" Mau kemana?"
" kamu sudah besar tidak perlu di temani untuk makan" Ucap ayu meninggalkan Bayu. Bayu tersenyum melihat kepergian istrinya dengan muka merahnya itu, sungguh wajah sang istri ketika sedang malu membuat dirinya candu dan ingin selalu membuatnya terus menggoda sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments