Pagi-pagi sekali Naura sudah berada di apartemen milik Dira, bahkan sebelum Dira sadar dari tidurnya.
"Aku memang mengatakan untuk datang pagi-pagi, tapi tidak sepagi ini Naura.. " Protes Dira dengan mata satu karena masih mengantuk
Naura hanya balas tersenyum. Karena begitu antusias dan penasaran akan gaunnya, ia jadi bangun pagi-pagi.
"Aku hanya tidak sabar melihat gaunnya.. " Ucap Naura memegang bagian belakang kepalanya dengan senyum polosnya
"Karena ini permintaan darimu, aku akan dengan lapang dada merelakan gaun ku ini.. " Ucap Dira berusaha mengikhlaskan gaun yang bahkan baru didapatnya itu
Selain tas dan sepatu, Dira juga meminta sebuah gaun pada William sebagai 3 syarat yang dijanjikan kemarin. Dan dari ketiganya, gaun inilah yang paling berharga karena hanya terdapat beberapa saja.
"Aku pasti akan menggantinya.. " Ucap Naura menenangkan karena bagaimana pun tidak sulit baginya untuk mendapatkan gaun yang seperti ini
Namun karena waktu yang terlalu sedikit, ia dengan terpaksa meminta bantuan pada Dira.
"Kamu lebih baik mencobanya sekarang, aku tidak sepelit itu untuk mencoba perhitungan dengan sahabatku sendiri" Ucap Dira seraya mendorong tubuh Naura masuk ke akar agar segera mencobanya
"Lagi pula, gaun itu hanya pemberian jadi aku sama sekali tidak merasa rugi.. Lagi pula aku tidak sabar melihat reaksi William saat tau Naura menggunakan gaun pemberiannya hihihi" Gumam Dira tersenyum licik
....
Setelah beberapa saat, Dira lalu masuk ke dalam kamar untuk memeriksa jika saja Naura membutuhkan bantuannya.
"Apa ada yang bisa aku bantu? Woowww.. " Tanya Naura namun sesaat kemudian ia langsung takjub setelah melihat penampilan Naura
"Apa aku terlihat aneh? Aku sangat jarang mengenakan gaun karena terlalu merepotkan, tapi apa ini akan baik-baik saja?" Tanya Naura masih dengan nada polosnya
"Wooww.. Kamu benar-benar terlihat cantik Naura, aku tahu kamu cantik tapi aku tidak menyangka akan secantik ini jika mengenakan gaun" Puji Dira memperhatikan penampilan Naura dari atas sampai bawah
"Aku malu jika kamu mengatakannya seperti itu" Ucap Naura malu-malu
"Oh ayolah.. Kamu bahkan belum bertemu orang lain dan kamu sudah merasa malu karenaku. Aku yakin akan ada banyak orang yang menghampiri mu di pesta nanti"
"Sebenarnya aku tidak perduli.. " Ucap Naura dengan wajah murung
"Aku sudah tahu kalau kamu akan mengatakan hal itu, lagipula pendapat Adam adalah satu-satunya yang kamu nantikan" Ucap Dira sudah sangat paham akan karakter dari Naura
"Aku mengantuk. Aku akan lanjut tidur, berhati-hatilah saat pulang nanti" Ucap Dira memguap, lalu masuk ke dalam kamarnya
Sementara Naura kembali melepas pakaiannya dan akan mengenakannya kembali setelah tiba di rumah.
...***...
Jam di dinding menunjukkan pukul 6 malam, saat Naura selesai berdandan. Ia duduk si depan meja rias menatap pantulan dirinya di cermin.
"Gaun ini benar-benar sesuai denganmu.. " Ucap Nara yang tiba-tiba muncul mengomentari penampilan Naura
Gaun berwarna putih dengan sedikit hiasan pertama di bagian dada. Gaunnya panjang menutupi kaki jenjang Naura namun tetap terlihat elegan karena bentuk tubuh Naura.
"Ahh.. Apa aku tidak berlebihan? Ini hanya sebuah pesta, mungkin akan tidak sopan jika aku memgenakan gaun putih seperti ini" Ucap Naura baru saja memikirkan hal ini
"Buang jauh-jauh pikiranmu itu, ini sama sekali tidak berlebihan. Jika itu aku, aku pasti akan mengenakan gaun berwarna hitam ke pesta itu"
....
Tok.. Tok.. Tok..
Ditengah pergulatan hatinya akan gaun yang digunakannya, pintu kamarnya tiba-tiba diketuk dari luar.
Untuk terakhir kalinya Naura menatap dirinya di cermin seraya menghela nafasnya panjang, sebelum akhirnya bangkit untuk membuka pintunya.
"Tuan sudah menunggu di bawah Nona" Ucap Pak Agus saat pintu kamar Naura terbuka dari dalam
"Iya Paman. Aku juga sudah selesai" Ucap Naura tersenyum hangat
Naura lalu turun ke bawah dengan diikuti oleh Pak Agus dari belakang. Meski Naura merasa khawatir dengan gaunnya, ia tetap merasa senang karena hanya dengan mengunjungi pesta seperti ini ia baru bisa memakai statusnya sebagai istri dari Adam.
"Mengapa kamu begitu la.... ma.. " Adam berbalik dengan alis berkerut namun perlahan berubah saat melihat penampilan Naura yang begitu berbeda dengan penampilan sehari-harinya yang terbilang sederhana karena terlalu sering mengenakan baju kaos dan celana kain
"Maaf.. Aku tidak tahu jika kamu sudah menunggu sejak tadi.. " Ujar Naura segera menghampiri Adam dengan wajah menunduk sedikit takut
"Jangan perlihatkan ekspresi bodohmu itu saat di pesta nanti.. " Ucap Adam sebelum berbalik pergi meninggalkan Naura
Naura hanya bisa mengangguk mengiyakan, seraya mengikuti Adam dari belakang.
....
Keduanya hanya diam selama di perjalanan menuju pesta. Begitu pun dengan Pak Agus yang sesekali melirik keduanya dari pantulan kaca.
Butuh waktu hampir setengah jam lamanya sebelum keduanya tiba di hotel tempat acara dilaksanakan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Adam turun dari mobil dengan begitu cueknya. Diikuti Naura yang hanya diam, mengikuti Adam dari samping.
.....
"Aku akan menyapa, jadi lakukan sesukamu" Ucap Adam setelah tiba di ruangan yang terlihat begitu megah dengan hiasan dan bunga
Naura hanya bisa menghela nafasnya pasrah, lalu mendekat ke salah satu meja dengan berbagai minuman dan dessert di atasnya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sama sekali tidak mengenal siapapun disini" Gumam Naura menatap para tamu yang terlihat begitu asing baginya
Ditengah kesendiriannya itu, seorang pria dengan tubuh jangkung datang mendekat ke arah Naura.
"Permisi.. " Sapanya dengan senyum misteriua di wajahnya
"Ya? Apa ada yang bisa kubantu?" Tanya Naura bingung karena ia tidak begitu mengenal pria yang berdiri di hadapannya ini
"Sebelumnya perkenalkan, nama saya Naufal. Nona?" Tanya pria itu itu setelah memperkenalkan dirinya
"Naura" Jawab Naura singkat
"Nama yang cantik, sesuai dengan pemiliknya" Gombal pria itu yang langsung membuat Naura sedikit merasa risih
"Maaf.. Tapi saya sudah menikah" Ucap Naura tak ingin meladeni pria itu lagi
"Aku tahu, kamu tidak perlu khawatir" Ucap pria itu masih dengan senyum misterisnya
Naura mengerutkan keningnya semakin bingung dengan maksud pria yang tiba-tiba muncul di depannya itu.
Hingga kemudian, dari arah belakang pria itu, datanglah sosok pria yang sudah tak asing bagi Naura.
"Apa yang Kakak lakukan disini?"
"William?" Ucap Naura dengan raut wajah terkejut
"Maaf Naura, dia Kakak aku" Ucap William memperkenalkan Kakaknya
Hingga saat pandangannya tertuju pada gaun Naura, William seketika membatu di tempat.
"Gaun itu?" Ucapnya merasa tidak asing
"Ya?"
"Bukankah dia terlihat cantik dengan gaun itu?" Ucap Naufal menggoda adiknya
"Ugghh... Dia benar-benar terlihat begitu cantik" Gumam William menoleh tak bisa menyembunyikan wajahnya yang kini merona tak terkecuali telinganya yang juga ikut memerah karena malu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
juvest
William aku dukung kamu jd pebinor 😀
2023-03-22
0