Bab 1

Terik matahari perlahan masuk melalui jendela, ke dalam sebuah ruangan mini yang dipenuhi dengan berbagai lukisan di dinding. Seorang wanita dengan rambut hitam panjang, duduk di dekat jendela dengan tangan yang sejak tadi sibuk mewarnai lukisan yang baru di gambarnya.

Dia adalah Naura Aprilia Ivora, menantu keluarga Louis. Setiap harinya, saat ada kesempatan ia akan menghabiskan waktunya melukis di ruangan sempit ini. Menyalurkan hobi yang selama ini dipendam nya karena suaminya.

Bakat melukis yang dimilikinya ini, diturunkan dari ibunya yang merupakan seorang desainer terkemuka pada masanya. Namun ia tidak pernah menduga jika akan ada hari dimana ia akan melepas hoby ini karena perbuatan dari pacar suaminya.

"Berapa kali harus aku katakan, kamu tidak layak menjadi seorang desainer.. "

"Huhh.. Lagi-lagi seperti ini.. " Reva meremas dadanya yang tiba-tiba terasa sesak, membuatnya tanpa sengaja menjatuhkan piring warnanya

Ini bukan pertama kalinya ia merasakan hal seperti ini. Tiap kali ia akan menyelesaikan lukisannya, bayangan suaminya yang tengah memarahinya seketika bermunculan di pikirannya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Non..? " Pintu ruangan terbuka dari luar, memperlihatkan Agus yang merupakan pengurus rumah tangga di rumah ini

Pak Agus salah satu orang yang dipekerjakan khusus oleh Ibu Adam untuk menjaga dan memenuhi keperluan sehari-hari Naura selama berada di rumah itu.

"Ada apa Paman?" Tanya Naura yang memang sejak lama memanggil Pak Agus dengan sebutan Paman sebagai bentuk Terima kasih dan hormatnya karena telah mengurusnya dengan baik selama berada di rumah itu

"Apa Adam sudah pulang? "

Pak Agus mengangguk mengiyakan " Iya Non.. Tuan sudah.. "

Belum sempat Pak Agus menyelesaikan ucapannya, Naura sudah terlebih dahulu pergi "Aku akan menemuinya, tolong bantu aku merapikan alat lukisku Paman" Pinta Naura tersenyum sembari berlari pergi dengan begitu bersemangat nya

....

Naura yang kini tiba di depan ruang kerja Adam, mengatur kembali nafasnya yang tersengal sebelum masuk ke dalam.

"Aku baru saja tiba di rumah"

"Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, kamu sebaiknya istirahat. Kamu masih memiliki janji kencan denganku besok"

"Kamu juga istirahatlah. Aku akan menjemputmu besok"

"Good night. Have a nice dream, sayang.. "

"Hmm.. Have a nice dream, honey"

Langkah Naura terhenti sesaat sebelum ia masuk ke dalam ruangan. Tangannya naik membekap mulutnya tak menyangka dengan apa yang baru saja di dengarnya. Suaminya terlihat begitu bahagia dan bahkan tersenyum lebar saat menerima telepon dari gadis yang ia yakini adalah pacarnya, Clara.

"Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah sudah kukatakan untuk berhenti memperlihatkan wajah menjijikkanmu itu disini?" Pemilik dari suara dingin itu menatap tajam ke arah pintu ruang kerjanya

Senyum yang tadi terlihat di wajahnya saat berbicara dengan gadis di telepon tadi seketika menghilang digantikan dengan raut wajah dingin penuh kebencian.

"A-aku hanya ingin melihatmu, kita sudah tidak bertemu selama 3 minggu. Karena itulah aku menghampirimu.. " Naura berucap dengan wajah menunduk takut menatap pria itu

Pria itu adalah Adamson Louis. Putra tunggal keluarga Louis, yang tak lain adalah suami dari Naura saat ini. Sejak awal ia memang menentang pernikahan ini, namun karena ancaman dari Ibunya yang ingin mengeluarkannya sebagai ahli waris, ia dengan terpaksa setuju untuk menikah dengan Naura, gadis yang begitu dibencinya selama ini.

"Hentikan sandiwara kotormu itu. Siapa yang coba kamu tipu dengan berpura-pura menyedihkan seperti itu, aku bukan ibuku yang bisa dengan mudah masuk ke dalam perangkapmu. Jadi menjauh dariku sebelum aku benar-benar berlaku kasar padamu" Adam mendorong tubuh Naura kasar keluar dari kamar itu, membuatnya tersungkur tak berdaya di lantai namun sama sekali tidak membuat Adam merasa kasihan barang sedikit pun dan bahkan membanting kasar pintu kamar itu

"Nona tidak apa-apa? Apa ada yang sakit? " Pak Agus yang sudah menebaknya sejak awal sengaja mengikuti Naura ke atas

Dan benar saja, apa yang ia khawatirkan benar-benar terjadi. Majikannya sekali lagi bersikap kasar pada istrinya. Tak ada sedikitpun rasa kasihan dan prihatin yang dirasakannya, selain kesalah pahaman yang kian hari semakin membesar.

"Aku baik-baik saja Paman, tidak perlu mengkhawatirkanku" Naura tersenyum simpul, meski tubuhnya terasa sakit dan patah ia tetap memaksa dirinya untuk tersenyum, agar tidak terlihat menyedihkan di depan orang lain

"Entah terbuat dari apa hati Nona muda. Aku benar-benar merasa sedih saat Tuan berlaku kasar seperti ini"

Selama dua tahun pernikahan ini, Pak Agus adalah satu-satunya orang yang menjadi saksi dari perjuangan Naura selama ini.

"Paman terlalu menyanjungku, itu wajar jika dia bersikap seperti itu padaku. Bagaimana pun, aku bukan orang yang ada dihatinya saat ini. Tapi aku percaya, suatu saat nanti ia pasti akan bisa melihat ketulusan hatiku" Naura berucap dengan senyum lebar di wajahnya

Tak pernah sekalipun Naura menyesali atau pun berniat mundur dari pernikahan ini. Ia tahu dengan jelas seperti apa sifat dari Clara yang selama ini hanya ditunjukkannya di depannya. Karena itulah, Naura tidak akan pernah setuju berpisah dengan Adam dan membiarkan Clara mendapatkan apa yang diinginkannya. Bahkan jika ia harus merelakan impiannya, ia tetap rela melakukannya selama ia tetap bisa berada di sisi Adam meski dirinya dianggap transparan oleh suaminya sendiri.

"Aku akan beristirahat, Paman bisa melanjutkan pekerjaan Paman" Tutur Naura tak ingin merepotkan lagi

Naura lalu masuk ke dalam kamarnya, merebabkan tubuhnya di kasur empuknya, sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Sstt... " Naura meringis kesakitan saat ia bergerak ke samping, rasa sakit yang sejak tadi ditahannya perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Naura melepas pakaiannya dan berdiri di depan cermin. Menatap tubuhnya yang terlihat begitu mengerikan. Lebam sebelumnya bahkan masih belum hilang dan sekarang ia sudah memilikinya lagi di lengannya.

"Kamu kuat Naura.. " Gumam Naura berusaha menguatkan dirinya untuk bisa tetap bertahan

"Dasar bodoh.. Sampai kapan kamu akan membiarkannya melukaimu seperti ini? Apa ini benar-benar sepadan?"

Saat ini Naura memiliki sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh kedua orang tuanya. Naura memiliki alterego, dia memiliki kepribadian lain yang begitu bertolak belakang dengan sifatnya yang sebenarnya.

"Tapi aku mencintainya, jadi tidak perlu membujukku. Karena aku akan tetap berada di sisinya apapun yang terjadi"

"Tapi tidak dengan menyakiti dirimu sendiri. Kamu harus ingat, bukan hanya kamu pemilik dari tubuh ini. Dan jika suatu saat aku yang keluar, aku pastikan akan membuat pria itu merasakan rasa sakit yang berkali lipat dari apa yang tubuh ini rasakan"

Naura terdiam. Ia memang tidak pernah bisa menang jika berdebat dengan Nara, Alterego miliknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!