"Nona tidak ingin bertemu dengan tuan?" Tanya Pak Agus setibanya di rumah
"Tidak Paman. Aku akan naik ke kamarku beristirahat" Jawab Naura sembari menatap lirih bekas infus ditangannya
"Bagaimana munkin aku menemuinya dalam keadaan seperti ini" Batin Naura tak ingin memperlihatkan penampilan menyedihkan nya
Namun sesaat setelah Naura tiba di lantai dua, ia langsung dihadapkan pada situasi dimana suaminya yang selama ini menolak keberadaannya tengah memeluk mesramesra gadis lain.
Naura tersenyum pahit. Perasaannya begitu kacau. Alasan suaminya sama sekali tidak mencarinya bahkan ketika ia keluar dalam keadaan marah karena ia harus menemani Clara, gadis yang dicintainya.
Ini begitu sangat memilukan dan tak tertahankan. Pada saat yang sama Naura ikut merasakan amarah karena ketidakberdayaannya pada cinta yang sia-sia itu.
Clara yang masih memeluk Adam, Tiba-tiba menoleh ke arah Naura yang kini balas menatapnya. Sebuah senyuman penuh kemenangan terukir di wajah Clara saat ini.
Naura hanya bisa tersenyum pahit tak bisa berbuat apa-apa selain berbalik pergi, tak ingin mengganggu keduanya.
.....
"Oh tidak.. Naura baru saja melihat aku memelukmu, dia pasti akan sangat marah padaku" Ucap Clara melepas pelukannya sembari menunduk
"Naura?" Adam langsung menoleh menatap ke arah Naura yang saat ini berjalan ke kamarnya
"Naura! " Panggil Adam setengah berteriak dan langsung menghampiri Naura
Naura yang mendengar panggilan Adam, dengan cepat mempercepat langkahnya untuk masuk ke kamarnya. Namun belum sempat pintu kamarnya tertutup, Adam sudah terlebih dahulu menahannya dengan tangan dan kakinya.
"Dari mana saja kamu?"
"Sejak kapan kamu peduli padaku.. "
"Naura! " Seru Adam tajam sembari mencengkeram erat pergelangan tangan Naura
"Lepas. Aku mohon. Aku sedang tidak ingin bertengkar saat ini, jadi aku mohon lepaskan aku dan biarkan aku istirahat" Pintu Naura masih dengan suara lemahnya karena bagaimana pun ia masih belum sepenuhnya pulih dari luka kecelakaan itu
"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Dari mana saja kamu? Atau kamu bertemu lagi dengan pria itu?" Tuduh Adam dengan begitu mudahnya
"Lepaskan aku.. " Pinta Naura sekali lagi tanpa menjawab ataupun menyanggah tuduhan Adam
"Jadi benar? Kamu bertemu dengannya lagi? Jawab Naura?"
"Cukup Adam. Aku benar-benar lelah saat ini. Aku sama sekali tidak memiliki tenaga untuk berdebat denganmu. Karena apapun yang aku katakan, kamu tidak akan pernah mempercayaiku, baik dulu atau pun sekarang. Kamu selalu seperti itu" Tutur Naura dengan mata berkaca-kaca menahan tangis
"Jadi aku mohon, lepas tangan aku. Aku mau istirahat" Pinta Naura sekali lagi
Adam yang tak tahu harus berkata apa, pada akhirnya melepas genggaman tangannya.
"Tunggu dulu.. " Cegat Adam kembali menggengam tangan Naura
Meski hanya sekilas, Adam sempat melihat bekas infus di pergelangan tangan Naura barusan. Karena itulH Adam kembali meraih tangan Naura dan memeriksanya.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Adam dengan nada yang sedikit rendah dari yang barusan
"Tidak apa-apa" Ucap Naura langsung menarik lengannya
Naura lalu dengan cepat menutup pintu kamarnya tak ingin membahas soal kecelakaan nya pada Adam.
Hal ini semakin membuat Adam bingung sekaligus penasaran. Karena Naura yang tidak pulang ke rumah selama seharian, dan sekarang terdapat bekas infus di tangannya.
"Ada apa ?" Tanya Clara menghampiri Adam
Tanpa menjawab pertanyaan Clara, Adam justru mengabaikannya dan turun ke lantai bawah.
"Maafkan aku.. Aku akan menemuimu nanti, jadi kamu pulang terlebih dahulu dengan supir aku" Ucap Adam pada Clara setelah memanggil salah satu supirnya
Clara menggertakkan giginya tak suka. Ini bukanlah apa yang diinginkannya, ia melakukan semua itu untuk membuat Adam semakin membenci Naura bukan seperti saat ini. Ketimbang melihatnya marah, Clara justru melihat raut wajah khawatir dari wajah Adam saat ini.
"Baiklah. Aku akan menghubungimu nanti" Ujar Clara dengan berat hati
"Iya.." Balas Adam berusaha tersenyum
Clara lalu masuk ke dalam mobil. Begitupun dengan Adam yang juga langsng ng menoleb setelah mobil tersebut perlahan keluar dari pekarangan rumahnya.
....
Adam segera kembali masuk ke dalam rumahnya. Mencari sosok Pak Agus untuk mendapatkan informasi yang belum didengarnya dari Naura tadi.
"Dimana Pak Agus?" Tanya Adam pada pembantu lainnya
"Sepertinya di lantai dua, di kamar Nona Muda tuan. Pak Agus baru saja naik membawa segelas air untuk Nona Muda"
Tanpa berlama-lama lagi, Adam segera naik ke lantai dua untuk menemui Pak Agus.
Dddrrr.. Drrrtt...
Langkah Adam langsung terhenti saat ponsel di saku celananya tiba-tiba berdering.
Nama ibunya 'Davikah' kini terlihat dari layar ponsel nya itu.
"Kita bicara lain kali Ma. Aku memiliki urusan mendesak saat ini" Ucap Adam tepat setelah ia mengangkat panggilan itu
"Kakek kamu akan pulang ke Indonesia besok. Jadi sebaiknya kamu datang bersama dengan Naura besok" Tutur Davikah tak menghiraukan ucapan Adam barusan dan memilih memberitahukan tujuannya menelpon
"Kakek?"
"Aku tidak perlu mengingatkanmu untuk bersikap baik kan. Bagaimana pun kakekmu sangat menyukai Naura, jadi sebaiknya jaga sikap kamu itu" Ucap Davikah mengingatkan
"Aku tahu" Balas Adam pasrah sebelum akhirnya memutuskan panggilan telepon itu
Adam lalu kembali menghampiri Pak Agus yang masih berada di dalam kamar Naura saat ini.
Tok.. Tok.. Tok..
Adam mengetuk pintu kamar Naura bersuaha tetap bersabar untuk tidak mendobrak pintu kamar itu.
Pintu kamar itu lalu terbuka dari dalam, memperlihatkan Pak Agus yang terlihat kaget akan kedatangan Adam.
"T-tuan?"
"Dimana dia?" Tanya Adam melirik ke dalam namun dengan cepat ditutupi oleh Pak Agus yang langsung menutup pintu kamar Naura
"Maaf tuan. Tapi Nona muda sedang beristirahat saat ini. Jadi mohon tuan muda kembali lagi nanti" Pinta Pak Agus mengikuti permintaan Naura yang menolak bertemu dengan Adam saat ini
"Minggir.. " Dengan kasarnya Adam mendoromg tubuh Pak Agus menyingkir dari pintu kamar Naura, lalu dengan cepat mendobrak masuk ke dalam kamar itu
Adam sontak tertegun kaget saat melihat cairan infus yang saat ini terpasang di tangan Naura.
"Apa yang terjadi padanga?" Tanya Adam karena Naura yang saat ini tertidur tak sadarkan diri
"Mari bicara di luar tuan.. " Pinta Pak Agus tak ingin mengganggu istirahat dari Naura
Adam lalu mengikuti permintaan Pak Agus dan keluar dari ruangan itu.
"Nona muda mengalami kecelakaan kemarin dan kondisinya masih belum stabil. Jika tuan tidak percaya, tuan bisa melihat ini" Ucap Pak Agus sembari menyerahkan catatan pemeriksaan Naura dari rumah sakit
Adam terdiam kaku membaca catatan pemeriksaan itu. Meski ia sudah menduganya, ia sama sekali tidak menyangka jika ternyata Naura mengalami kecelakaan.
"Apa sesulit itu untuk berkata jujur" Gumam Adam meremas catatan itu lalu melangkah pergi ke ruangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Farida Wahyuni
umtuk apa jujur? kalau selalu dikira bohong. laki2 oon membingungkan.
2023-03-10
0