Bab 5

"Kamu yakin tidak perlu di antar?" Tanya Dira sekali lagi mengulang pertanyaannya karena khawatir akan Naura yang memilih pulang sendiri setelah kejadian di restoran tadi

"Iya. Aku yakin.. " Jawab Naura tersenyum tak ingin membuat sahabat karibnya itu semakin khawatir

"Baiklah. Kamu hati-hati dijalan. Kabari aku jika terjadi sesuatu"

Naura mengangguk mengiyakan, masih dengan senyum manisnya, sebelum akhirnya melajukan mobilnya meninggalkan Dira dan juga William yang masih menatap kepergiannya.

"Dia sudah pergi, berhenti menatapnya" Ucap Dira memukul dada William

"Dia benar-benar akan baik-baik saja kan?" Tanya William semakin khawatir jika memikirkan sikap kasar Adam tadi

"Entahlah.. " Dira menjawab dengan bahu terangkat berusaha bersikap cuek

Bahkan jika ia tahu, ia tidak akan bisa berbuat apapun. Karena tiap kali Dira ingin ikut campur, Naura selalu mencegahnya dan memintanya untuk bersabar.

"Bukankah dia sahabatmu? Bagaimana bisa kamu secuek ini"

Mendengar pertanyaan William barusan, Dira langsung menatap William penuh curiga "Jangan bilang kamu menyukai Naura?" Tanya Dira dengan alis terangkat sebelah

"Tapi itu tidak mungkin, kalian bahkan baru bertemu hari ini" Sambung Dira menepis pertanyaannya barusan yang menurutnya mustahil

Seperti yang dijelaskan Naura tadi pada Adam, ia dan William memang tanpa sengaja bertemu dan berkenalan di restoran itu mengingat Willian dan juga Dira merupakan sepupu.

"Iya. Aku menyukainya" Sahut William begitu tiba-tiba membuat Dira seketika membulatkan mata kaget dengan pengakuan yang begitu tiba-tiba itu

"Apa aku tidak salah dengar? Kamu? Menyukai Naura? Bagaimana bisa?" Tanya Dira dengan ketidakpercayaannya

William hanya diam tidak menjawab, pikirannya saat ini hanya tertuju pada Naura yang saat ini begitu dikhawatirkan nya.

"William.. " Teriak Dira memukul bagian belakang kepala William karena kesal tidak digubris

"Sssttt.. Apa kamu tidak takut memukul kepala seorang artis di tempat umum seperti ini?"

"Cckk.. Aku bukannya memukul wajahmu" Balas Dira sembari memperhatikan sekitar

Karena kaget akan pernyataan William barusan membuat Dira lupa akan identitas William yang memang seorang aktor.

"Aku pergi... " Ucap William melanjutkan langkahnya menuju parkiran mobilnya

Masih dengan semua rasa penasarannya, Dira mengikuti William dan ikut masuk ke dalam mobilnya.

Melihat tingkah Dira yang masih sama membuat William hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Bagaimana dengan mobilmu?"

"Tidak perlu memikirkannya, aku akan menyuruh seseorang datang mengambilnya. Sebaiknya sekarang kamu memberitahuku semuanya"

"Aku menyukainya. Lebih tepatnya cinta pada pandangan pertama" Jawab William pada akhirnya

"Sejak kapan? Aku tidak akan percaya jika kamu berkata saat di restoran tadi"

"Hmm.. Mungkin saat aku mengunjungi kampus mu dulu.. Aku hanya tidak sengaja melihatnya dan berakhir seperti ini"

William bercerita dengan wajah yang kini merona dan telinga memereh mengingat saat ia pertama kali bertemu dengan Naura.

"Mungkin kamu tidak tahu, tapi aku menjadi seorang aktor dan model juga karena dirinya"

Dira mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan maksud ucapan William barusan.

"Bukankah dia seorang designer? Aku hanya berharap suatu saat nanti, aku bisa menggunakan pakaian yang ia desain khusus hanya untukku"

"Ckckck.. Sejak kapan ucapanmu jadi manis begini? Aku hampir mual karenannya"

Pria yang selama ini selalu bersikap acuh tak acuh yang bahkan benci saat berdekatan dengan wanita, kini mengucapkan kata-kata romantis seperti itu.

"Tapi dia sudah menikah" Ujar Dira yang langsung mematahkan semangat William barusan

"Aku tidak perduli. Aku cukup yakin jika mereka pasti akan bercerai suatu saat nanti. Suaminya bahkan berani menggandeng wanita lain, bukankah Naura seharusnya bertindak"

"Itu sebabnya aku katakan, kamu tidak tahu apa-apa tentang Naura. Bahkan jika Adam memperlakukannya begitu kasar, Naura pasti akan tetap memaafkannya"

Bukan tanpa alasan Dira berkata seperti itu. Bagaimana pun, selama dua tahun ini ia sudah berusaha membujuk Naura untuk bercerai namun hanya penolakan yang didapatnya. Karena itulah, ia menyerah dan membiarkan Naura melanjutkan pernikahan itu.

"Aku akan tetap mengejarnya, karena itulah kamu harus membantuku. Kecuali jika kamu ingin melihat sahabatmu tersiksa terus menerus seperti itu"

"Apa sekarang kamu mengancamku? Bahkan jika aku ingin mencari pasangan untuk Naura, aku juga tidak akan memilihmu"

"Kenapa?" Tanya Dira saat William tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan

William hanya diam lalu keluar dari mobil dan berjalan ke sisi Dira, ia membuka pintu mobilnya lalu menarik Dira turun dari mobilnya.

"Bye.. " Ucap William dengan smirk nya sebelum akhirnya melajukan mobilnya meninggalkan Dira di jalan

"William..! " Teriak Dira menghentakkan kakinya sebal

...***...

Adam kini berada di rumah Clara setelah tadi meninggalkan restoran karena pertengkarannya dengan Naura dan memilih memesan makanan dari rumah Clara.

Setelah menghabiskan makan siangnya, keduanya kini berada di ruang tamu dengan Adam yang sibuk dengan laptopnya yang memang sengaja dibawanya tadi, sementara Clara yang kini berbaring di paha Adam sembari memainkan ponselnya.

"Aku bertanya-tanya mengapa pria tadi terlihat begitu familiar, ternyata karena dia seorang aktor" Ucap Clara penasaran akan identitas pria yang duduk bersama dengan Naura tadi

Bukan karena masalah ia bersama dengan Naura, tapi karena pria tadi yang terlihat begitu tampan membuat Clara sedikit penasaran tentangnya.

"Aktor?"

"Iya. Dia aktor yang baru-baru ini tengah naik daun. Drama dan film yang dibintanginya baru-baru ini mencapai rating yang tinggi. Bukan hanya itu saja, ia juga seorang model terkenal" Jawab Clara membaca informasi yang didapatnya di internet

"Entah bagaimana orang seperti dirinya bisa mengenal Naura" Ucap Clara tanpa sadar membuatnya langsung membekap mulutnya sembari menatap reaksi Adam yang kini melihatnya

"Ahh tidak.. Bukan.. Aku bukannya merendahkan Naura.. Hanya saja.. "

"Aku tahu. Kamu tidak perlu se gugup itu, lagipula sejak kapan aku perduli tentangnya" Ucap Adam menenangkan Clara yang panik

Adam lalu meletakkan laptopnya di meja dan memeluk Clara yang langsung dibalas oleh Clara.

"Oh iya, apa Ibumu mengungkit tentangku kemarin?" Tanya Clara tiba-tiba teringat kejadian kemarin

"Hmm.. Tapi aku sudah mengingatkan mereka untuk berhenti ikut campur"

"Bukankah ibumu akan semakin membenciku jika seperti itu? "

"Kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan meyakinkan mereka untuk merestui hubungan kita" Ucap Adam melepas pelukannya lalu menangkup wajah Clara

Keduanya saling beradu pandangan, membuat Clara tanpa sadar menyentuh bibir Adam.

"Hngg.. Maaf aku ke kamar mandi sebentar" Ucap Adam tiba-tiba memalingkan wajahnya

Clara yang melihat reaksi Adam, menggigit bibirnya geram. Ini bukan pertama kalinya Adam bersikap seperti itu. Dari sejak mereka berkencam, Adam tidak pernah sekalipun mencium bibirnya. Selain pipi dan keningnya, tak ada sentuhan fisik lagi yang dilakukan Adam bahkan setelah bertahun-tahun menjalin hubungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!