Bab 15

Setelah dirasanya lebih baik, Naura memutuskan untuk keluar dari kamarnya ketimbang terus-menerus berbaring di kamar yang hanya semakin membuatnya jenuh.

Bagaimana pun, ia masih harus melanjutkan desainnya yang kini benar-benar tertunda karena kecelakaan nya. Belum lagi, Adam yang terus-menerus mengawasi dirinya membuatnya semakin sulit untuk melanjutkan desainnya karena Adam yang pastinya akan melarangnya sama seperti dulu.

"Kakek?" Naura seketika kaget saat bertemu dengan Kakek Adam di ruang tamu yang tengah membaca koran dan menikmati kopi paginya

"Kenapa kamu turun? Apa kamu membutuhkan sesuatu? Mau Kakek panggilkan Adam?" Tanya Kakek seraya berdiri menghampiri Naura khawatir

"Tidak usah Kek. Aku hanya bosan berdiam diri di kamar. Jadi tidak perlu merepotkan Adam untuk mmengurusku lagi"

"Bagaimana mungkin itu merepotkan, kamu berakhir seperti ini juga karena kesalahan Adam"

"Bukan seperti itu Kek. Ini semua murni kesalahanku karena terlalu ceroboh. Tidak perlu menyalahkan Adam karena kesalahanku" Ucap Naura

Kakek Adam menatap Naura lirih. Tak bisa ia bayangkan gadis sebaik dan sesabar dirinya bisa memiliki sifat lain dalam dirinya.

"Beritahu Kakek jika Adam berbuat kasar padamu. Kakek sendiri yang akan memberinya pelajaran" Ujar Kakek Adam yang hanya diangguki oleh Naura

"Ayo duduk dan berbincang dengan Kakek" Pinta Kakek Adam seraya menuntun Naura ke sofa

"Bukankah dulu kamu ingin menjadi seorang desainer, mengapa tidak mencoba melanjutkannya?" Tanya Kakek Adam kemudian

Naura hanya tersenyum lirih, ingatannya saat Adam memakinya dan mengatainya tidak pantas menjadi seorang desainer masih melekat di hati dan pikirannya.

"A-aku akan mempertimbangkannya kembali Kek" Jawab Naura ragu-ragu

Meski ia takut melanjutkan mimpinya itu, ia tetap melakukannya diam-diam dengan dibantu oleh Dira. Seperti yang dilakukannya saat ini, dimana dia akan merancang beberapa pakaian untuk diberikan pada Dira.

"Tidak perlu menyulitkan dirimu sendiri. Lakukan apapun yang membuat kamu bahagia. Kakek akan selalu mendukung keputusanmu" Ucap Kakek Adam tersenyum tulus

"Bagaimana pun keluarga ini berhutang padamu" Lanjut Kakek Adam dalam hatinya

"Makasih Kek" Ujar Naura merasa bersyukur karena memiliki orang-orang seperti Kakek dan orang tua Adam yang selalu mendukungnya meski sangat berbeda dengan Adam yang terus menerus menolak keberadaannya

...***...

Setelah berbincang dengan Kakek Adam, Naura kembali naik ke ruang lukisnya di lantai dua.

Berhubung Adam masih di lantai dua, ia memutuskan untuk melanjutkan desainnya untuk saat ini.

Desain yang sebelumnya ia buat untuk wanita kini beralih menjadi laki-laki karena permintaan dari William yang tiba-tiba ingin menjadi modelnya.

Naura mendesain sepasang pakaian casual dengan memadukan blazer dan turtleneck dengan dipadukan celana bahan Dengan warna yang senada dengan blazer nya. Dengan mempertimbangkan proforsi tubuh William, Naura sengaja merancang pakaian semi formal yang nantinya akan terlihat lebih maskulin saat William mengenakannya.

"Aku sudah lama tidak merancang pakaian untuk pria, aku harap dia akan menyukainya" Gumam Naura penuh harap karena sejak kejadian di masa lalu, Naura belum pernah lagi mendesain pakaian laki-laki

Jika bukan karena permintaan mendadak William, ia tidak mungkin kepikiran untuk melakukannya lagi.

...

Naura menghabiskan waktu hampir 2 jam di ruangan itu hingga pakaian rancangannya selesai. Karena terlalu lelah, ia pada akhirnya tertidur di sofa ruangan itu.

Hingga kemudian, pintu ruangan itu terketuk dari luar sebelum akhirnya dibuka dari luar.

Dia tak lain adalah Adam yang baru saja pulang dan tidak menemukan Naura di kamarnya sehingga mencarinya di ruangan itu.

"Dia tertidur?" Gumam Adam memandangi Naura yang tertidur pulas

Melihatnya tertidur pulas seperti itu, membuat Adam tak jadi membangunkannya dan memilih membiarkannya tertidur untuk sementara waktu.

Adam yang seharusnya keluar dari ruangan itu, kembali berbalik saat pandangannya teralihkan pada buku yang berisi desain yang baru saja di gambar oleh Naura beberapa jam sebelumnya.

"Apa dia baru membuatnya? Ini cukup bagus" Gumam Adam memuji meski ia tidak menginginkannya

Harus ia akui jika desain yang baru dilihatnya itu benar-benar bagus. Membuatnya sedikit menantikan hasil akhirnya.

"Jika dulu kamu mengerahkan kemampuanmu sendiri, mungkin aku tidak akan sebenci ini terhadapmu Naura" Ucap Adam kesal jika mengingat kejadian di masa lalunya

"Benar-benar bakat yang disia-siakan" Seru Adam sebelum akhirnya keluar dari kamar itu

...***...

Adam yang baru keluar dari ruang lukisan Naura dan berniat ke dapur, kembali bertemu dengan Kakeknya yang sejak tadi memperhatikannya dari sejak ia meninggalkan ruangan tadi.

"Bagaimana dengan Naura?" Tanya Kakek Adam

Adam lalu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Kakeknya "Dia masih tertidur. Karena itulah aku membiarkannya untuk saat ini" Jawab Adam dengan raut wajah datar seolah tidak perduli

Setelah menjawab pertanyaan Kakeknya, Adam kembali melanjutkan langkahnya ke dapur. Namun lagi-lagi Kakeknya mengikuti dari belakang.

"Kapan kamu akan memberikan Kakek seorang cicit?" Tanya Kakek Adam begitu tiba-tiba

Adam yang baru saja meneguk air yang dituang nya, seketika terbatuk mendengar pertanyaan tak terduga dari Kakeknya.

"Uhhuukk.. Uhhuukk.. "

"Kenapa? Bukankah wajar jika seorang Kakek meminta seorang cicit pada cucunya yang sudah menikah" Ujar Kakek Adam saat Adam menatapnya

"Itu tidak mungkin. Aku dan Naura tidak akan bisa melakukannya" Tolak Adam kemudian

"Kenapa tidak? Kalian sudah menikah selama 2 tahun"

"Tidak bisa Kek. Aku tidak akan bisa melakukannya dengan seseorang yang tidak aku cintai" Tolak Adam bersikukuh

"Apa matamu itu buta? Wanita secantik dan sebaik Naura, malah kamu sia-siakan seperti ini"

"Tapi aku mencintai wanita lain Kek" Ujar Adam dengan tatapan serius

"Tidak bisa. Satu-satunya wanita yang bisa menjadi menantu keluarga ini cuma Naura. Kakek tidak akan pernah merestui hubunganmu terutama dengan wanita itu" Ucap Kakek Adam tak kalah seriusnya dari Adam

"Aku tidak perduli dengan pendapat Kakek. Cepat atau lambat, aku pasti akan menceraikan Naura dan menikah dengan Clara"

"Kamu tidak akan melakukannya"

"Aku akan melakukannya Kek"

"Kamu akan menyesal"

"Tidak Kek. Aku tidak akan menyesalinya"

"Kalau begitu biar Kakek tanya padamu. Apa kamu yakin, wanita yang kamu cintai itu akan tetap bersama denganmu, disaat kamu tidak memiliki apapun. Karena jika sampai kamu menceraikan Naura demi wanita itu, maka Kakek tidak akan ragu mengeluarkanmu sebagai pewaris keluarga ini"

Adam terdiam. Ia tidak benar-benar tahu apa yang akan dilakukan oleh Clara karena bagaimana pun ia belum pernah sekalipun bertanya padanya.

"Kenapa kamu ragu? Kamu berkata jika kamu mencintainya, tapi kamu bahkan tidak tahu wanita seperti apa yang kamu cintai? Kakek benar-benar tidak menyangka jika kamu akan sebodoh ini dalam menilai seseorang" Ucap Kakek Adam dengan tatapan lirih, melihat cucunya yang diam tak bergeming

Terpopuler

Comments

Sumarni Al Fa

Sumarni Al Fa

ayo adam teks cewe mu itu pura2 diusir dari rumah 😆

2023-03-17

0

Aritonang

Aritonang

jgn lama Donk upnya

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!