Pagi sekali Naura sudah terbangun dan kini sibuk memasak beberapa sarapan untuk Adam. Sudah tiga minggu sejak ia berada di luar kota, karena itulah Naura memutuskan untuk sekedar membuatkan sarapan untuknya.
"Apa ada yang bisa saya bantu Non?" Tanya Bi Eka, Art di rumah itu
"Kalau begitu, bantu aku menyiapkannya di meja Bi" Jawab Naura yang hampir menyelesaikan masakannya
Sama halnya dengan Pak Agus, Naura juga lumayan dekat dengan Bi Eka. Seringkali saat Adam keluar kota, Naura terkadang menghabiskan waktu dengan Bi Eka, mempelajari berbagai resep makanan dan kue dari Bi Eka.
"Aku naik ke atas dulu Bi.. " Ucap Naura sebelum berbalik naik ke lantai atas
"Entah apa lagi yang akan diperbuat Tuan.. " Bi Eka berucap sembari menggelengkan kepalanya seolah sudah paham apa yang akan terjadi pada Naura selanjutnya
Meski sudah menduga apa yang akan terjadi, tak ada satupun yang menegur ataupun mencegat Naura karena sifat Naura yang selalu saja optimis dan percaya jika suatu saat nanti Adam akan membuka hatinya untuknya.
....
Tok... Tok... Tok...
Naura mengetuk beberapa kali pintu kamar Adam tak berani untuk masuk begitu saja. Meski Adam sudah memperingatkan untuk tidak mengunjungi kamarnya, Naura tetap memilih datang meski ia akan berakhir mendapat cacian dan yang lebih parahnya pukulan dari Adam.
"Ad... "
Baru saja Naura akan memanggil nama Adam, pintu kamar sudah terbuka dari dalam dengan Adam yang kini lengkap dengan setelan jasnya.
Adam melirik sinis ke arah Naura yang saat ini menundukkan kepala siap untuk mendengar cacian darinya. Namun berbeda dengan yang dipikirkan Naura, Adam sama sekali tidak menegurnya.
Dalam sesaat, Naura merasakan perasaan lega dalam hatinya. Namun beberapa detik kemudian, senyum kecil yang baru saja terukir di wajahnya seketika luntur saat terdengar suara seorang wanita dari benda pipih yang saat ini berada di genggaman Adam.
"Aku sudah membuatkan sarapan untukmu, segeralah datang sebelum sarapannya dingin.. "
"Aku berangkat sekarang.. " Balas Adam tersenyum
Dada Naura terasa sesak saat menyaksikan suaminya yang begitu bahagia hanya dengan berbicara dengan wanita itu. Senyum yang bahkan tak pernah sekalipun ia dapat darinya.
"A-aku sudah membuat sarapan untukmu.. " Ucap Naura memberanikan diri
Adam lalu berbalik menatap Naura. Senyum yang tadi diperlihatkan nya kini menghilang, beralih dengan raut wajah datar dan sinisnya.
"Apa kamu tuli? Clara baru saja berkata jika dia sudah membuatkan sarapan untukku. Jadi berhenti memperlihatkan wajah menjij*kkanmu itu di hadapanku"
Setelah mengucapkan kata-kata kasar itu, Adam berbalik pergi meninggalkan Naura yang masih berdiri di tempatnya menatap kepergiannya.
"Non.. " Panggil Bi Eka merasa kasihan akan nasib Nona Muda-nya
"Aku tidak apa-apa Bi. Aku akan naik beristirahat" Ucap Naura lirih
"Bagaimana dengan sarapannya Non? "
"Terserah Bibi.." Reva tidak perduli lagi, nafsu makannya menghilang sesaat setelah Adam menolak ajakannya
Meski ia sudah berulang kali mengalaminya. Naura tetap merasa sesak dan sakit di dadanya. Dua tahun pernikahannya sama sekali tidak berarti dimata Adam. Selain sebutan Menantu Keluarga Louis, tak ada lagi yang bisa diterima oleh Naura.
...***...
Setelah menempuh perjalanan selama hampir setengah jam, Adam akhirnya tiba di sebuah rumah minimalist yang berada tak jauh dari perusahaannya.
Pintu rumah itu terbuka dari dalam, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan rambut pirang. Senyum bahagia merekah di wajahnya saat melihat Adam turun dari mobilnya.
Dia adalah Clara Agustina. Wanita yang sudah menjadi kekasih Adam dari sejak keduanya berkuliah. Sama seperti Naura, Clara juga berkuliah di Universitas yang sama dengan Naura dan Adam.
Sebelum pernikahan Adam dan Naura, Clara menghilang begitu tiba-tiba bahkan tanpa diketahui oleh Adam.
Barulah setelah keduanya menikah, Adam tiba-tiba mendapatkan keberadaan Clara yang ternyata berada di luar negeri melanjutkan pendidikannya. Tanpa berfikir panjang, Adam langsung menjemput dan membujuknya kembali ke Indonesia tanpa menghiraukan keberadaan Naura.
"Aku sudah menunggumu sejak tadi.. " Sambut Clara berlari memeluk tubuh Adam
"Ini semua karena wanita s*alan itu yang mengacaukan moodku" Balas Adam mendengus kesal saat membayangkan wajah Naura yang selalu dianggapnya munafik
"Tidak perlu memikirkannya. Ayo masuk ke dalam, sebelum sarapannya dingin"
Keduanya lalu masuk ke dalam rumah, dengan Clara yang masih bergelayutan manja di pundak Adam.
"Aku sudah memasak makanan favorite mu" Ucap Clara menghidangkan udang goreng pedas manis yang tadi dimasaknya khusus untuk Adam yang memang sejak dulu menyukainya
"Hmm.. Sejak kapan kamu bisa memasak?" Tanya Adam karena sebelumnya mereka hanya memesan makanan antar
Clara menghela nafasnya panjang "Aku belajar saat berada di luar negeri. Bagaimana pun ini makanan kesukaanmu, jadi aku belajar membuatnya. Meski aku hanya bisa membuat ini " Jawab Clara menertawakan dirinya yang hanya bisa membuat satu makanan itu
Meski ia tidak begitu menyukai udang karena kulitnya yang begitu mengganggu, ia tetap dengan terpaksa melakukannya demi menyenangkan Adam.
"Kamu tidak harus melakukannya lagi, cukup minta pembantu untuk membuatnya" Ujar Adam tak ingin merepotkan Clara
"Jadi apa yang akan kamu lakukan hari ini?" Tanya Clara kemudian
"Aku hanya akan ke kantor"
Clara terdiam sejenak sebelum akhirnya sebuah ide terlintas di benaknya "Apa aku bisa ikut denganmu? Aku terlalu bosan tinggal sendiri di rumah ini" Tanya Clara menatap Adam penuh harap
"Baiklah. Kamu bisa ikut denganku" Jawab Adam menyetujui
Mendengar hal itu, Clara bangkit dari kursinya dan menghampiri Adam "Makasih.. Love you.. Muach.. " Clara memeluk Adam dari samping lalu mengecup pelan pipi kanan Adam mesra
"Love you too.. " Balas Adam ikut mengecup pipi kiri Clara mesra
...
Setelah menyelesaikan sarapan paginya, Adam dan Clara berangkat ke perusahaan Adam yang berada tak jauh dari rumah Clara tadi.
Kedatangan Clara ke perusahaan, membuat seisi perusahaan menjadi gaduh lantaran Adam yang terkenal akan perlakuan dinginnya pada Istrinya justru dengan terang-terangan menggandeng seorang wanita cantik ke perusahaan.
Kabar terbaru ini menyebar hanya dalam hitungan menit saja. Tak terkecuali, pada Gibran yang merupakan sepupu dari Adam yang juga bekerja di perusahaan di bawah arahan Adam langsung.
Setelah mendengar berita yang kurang mengenakkan itu, Gibran dengan cepat menemui Adam di ruangannya.
"Adam..! " Panggil Gibran membuka pintu ruangan itu
Keningnya berkerut saat melihat adegan mesra di hadapannya dimana Adam yang dengan mesrahnya merangkul Clara di pangkuannya.
Clara yang melihat kedatangan Gibran sontak bangkit berdiri, tak berani menatap ke arah Gibran yang sejak dulu menentang hubungan ini.
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan? Apa otakmu bermasalah hingga membawa wanita sepertinya ke perusahaan?" Sarkaz Gibran menatap sinis
"Jaga omongan kamu Gibran"
"Kamu yang seharusnya menjaga sikap kamu Adam. Apa menurutmu ibumu akan tinggal diam melihatmu berbuat seperti ini" Ucap Gibran mengingatkan sebelum akhirnya memilih keluar dari ruangan itu
...🥀🥀🥀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anisah Nisah
ceritanya bagus tp ko ga ada yg mampir yah
2023-03-01
0