Bab 7

Sejak tadi Adam hanya diam tidak bersuara, selain memainkan ponselnya ia sama sekali tidak menghiraukan Naura sama sekali.

"A-adam.. " Panggil Naura sedikit ragu-ragu

Adam lalu menoleh ke arah Naura tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya saat ini.

"Soal kemarin.. Itu benar-benar tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya bertemu dengan Dira dan tanpa sengaja berpapasan dengan William" Ujar Naura kembali menjelaskan kejadian kemarin

"Kamu bahkan memanfaatkan sahabatmu sendiri.. " Adam berucap dengan senyum merendahkan di wajahnya

"Tidak Adam.. Aku benar-benar hanya bertemu dengan Dira. Aku mohon percaya padaku.. " Ucap Naura memohon dan tanpa sengaja memegang lengan Adam

"Jangan menyentuhku" Seru Adam yang dengan begitu saja mendorong tubuh Naura menjauh

Naura yang jatuh tersungkur di lantai meringis kesakitan tak kalah tubuhnya yang memang sudah dipenuhi memar lagi-lagi terbentur.

Naura melirik sekilas ke arah Adam yang sama sekali tidak perduli. Sungguh ironis melihatnya begitu cuek seperti itu.

Naura tersenyum miris "Apa yang sebenarnya aku harapkan darinya.. " Batin Naura membuyarkan lamunannya

Bahkan meskipun ia menciumnya semalam, itu bukan berarti ia akan berubah dan memperlakukannya dengan baik sama seperti bagaimana ia pasti memperlakukan Clara.

"Maaf.. Aku pastikan kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali di masa depan" Ucap Naura berusaha berdiri dengan sia-sia tenaganya

"Apa aku terlalu berlebihan? " Batin Adam memperhatikan Naura yang kini naik ke lantai atas

Meski hanya sekilas, Adam sempat melihat memar keunguan di lengan Naura barusan. Meski ia tidak begitu ingat akan semua perbuatannya, ia tetap sadar jika memar itu terjadi karena ulahnya yang selalu berlaku kasar tiap kali bertemu dengannya.

...

Setelah kembali ke kamarnya, Naura kembali memeriksa lebam di tubuhnya.

"Aku harus memakai lengan panjang lagi.. " Ucap Naura miris melihat pantulan dirinya

Naura lalu berjalan ke lemari, meraih salah satu baju lengan panjang yang dimilikinya.

Ia masih harus keluar dan bertemu dengan Dira. Mengingat pertemuannya kemarin yang berantakan karena kejadian kemarin.

"Semoga dia tidak menyadarinya.. " Ucap Naura penuh harap agar Dira tidak sadar karena bagaimana pun ia selalu saja begitu peka akan apa yang dialami Naura

Tak ingin berlama-lama lagi, Naura segera mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk keluar.

....

Tak berselang lama kemudian, Naura telah selesai bersiap-siap. Tampilan casual dengan sedikit riasan di wajahnya. Terlihat begitu muda dan natural untuk seorang wanita yang sudah menikah sepertinya.

Naura lalu turun ke bawah, berharap untuk tidak bertemu dengan Adam yang sudah pasti akan bertanya padanya.

Namun harapannya seketika luntur saat pandangannya tertuju pada Adam yang ternyata masih berada di ruang tamu.

Rasa gugup bercampur takut kini menyelimuti Naura tak kalah ia mendekat ke arah Adam. Berbagai dugaan dan prasangka memenuhi isi pikirannya.

"Mau kemana kamu?"

Naura berhenti dan menatap Adam was-was "Aku ada janji dengan Dira" Jawab Naura lirih

"Kamu benar-benar pintar mencari alasan, bukankah seharusnya William.. " Ujar Adan dengan semua kesalah pahaman yang tak berdasar itu

"Bukankah sudah ku katakan bahwa itu salah paham. Aku keluar hanya untuk bertemu dengan Dira. Bahkan jika aku ingin bertemu dengan William, aku tidak mungkin melakukannya secara terang-terangan seperti ini" Ucap Naura tanpa sadar

"Jadi kamu benar-benar akan bertemu dengannya?" Adam berucap dengan nada tajam sembari menggenggam tangan Naura kasar

"Sudah kukatakan bahwa itu salah paham, kamu sendiri yang tidak mempercayainya" Ucap Naura berusaha membela dirinya

Mendengar hal itu Adam langsung melepas genggamannya "Cck.. Bahkan jika kamu benar-benar melakukannya, itu bukan urusanku" Ucap Adam sembari duduk kembali di sofa

Naura menatap miris pada suaminya itu "Apa benar itu yang kamu inginkan?" Batin Naura sebelum akhirnya berbalik pergi meninggalkan Adam yang masih memasang raut wajah kesalnya

...***...

Sejak tiba di restoran tadi, Naura tak berhenti memasang raut wajah murung. Bagaimana tidak, sejak pagi tadi ia sudah bertengkar dengan Adam yang terus-menerus salah paham dan bahkan menuduhnya memiliki hubungan dengan William.

Dira yang melihat sahabatnya murung hanya bisa menyemangatinya karena hanya itu satu-satunya yang bisa dilakukannya.

"Berhenti murung seperti itu, kita masih harus membicarakan banyak hal Naura.. "

"Aku sama sekali tidak bersemangat membiacarakannya" Ucap Naura membaringkan kepalanya di meja

"Oh ayolah.. Ini sudah hari kedua kita bertemu dan kamu masih belum menyelesaikan satu pun desain mu" Gerutu Dira membolak-balik halaman buku yang hanya diisi dengan sketsa yang belum selesai

"Lupakan, aku akan mengerjakannya di rumah sendiri"

"Aku benar-benar berharap kamu bercerai dengannya" Ucap Dira sembari menyandarkan tubuhnya di kursi

"Itu tidak mungkin, jika aku benar-benar melakukannya yang diuntungkan sudah pasti hanya Clara"

"Tapi ini sudah dua tahun Naura. Dia sama sekali tidak menganggapmu dan bahkan memperlakukanmu begitu kasar. Apa yang kamu harapkan dari laki-laki sepertinya.. "

"Sudahlah.. Percuma aku mengatakan hal ini pada orang yang sudah dibutakan akan cinta" Sambung Dira kemudian

Naura hanya tersenyum kecil melihat Dira yang lebih memilih menahan dirinya.

"Mungkin sebaiknya kita tidak bertemu di restoran lagi. Akan lebih baik jika kamu datang langsung ke rumah. Aku tidak ingin Adam terus-menerus salah paham terhadapku seperti tadi" Ucap Naura membereskan buku yang berisi desain-desainnya

"Baiklah tuan putri.. " Balas Dira yang hanya disenyumi oleh Naura

Keduanya lalu meninggalkan restoran itu setelah jam 3 sore. Berada diluar terlalu lama terkadang membuat Naura merasa takut dan was-was akan apa yang akan terjadi.

***

Setelah berpisah dengan Naura di restoran tadi. Dira kembali ke apartemen pribadinya.

"Apa yang kamu lakukan di sini? " Tanya Dira tepat saat ia masuk ke dalam apartemennya dan menemukan William yang tengah berbaring santai di sofa ruang tamunya

"Dari mana saja kamu? Aku sudah dua jam menunggumu disini" Protes William segera berdiri menatap Dira kesal

"Aku baru bertemu dengan Naura" Jawab Dira sembari meletakkan tasnya di meja dan duduk di sofa lainnya

"Naura? Mengapa tidak memberitahuku sebelumnya"

"Ini tidak ada urusannya denganmu"

"Bukankah kamu berjanji akan membantuku mendekatinya?"

"Sejak kapan aku berjanji seperti itu? Aku bahkan belum memberimh perhitungan karena meninggalkan ku dijalan kemarin" Seru Dira kesal sembari memukul bagian belakang kepala William

"Berhenti memukul kepalaku" Pekik William mengusap kepalanya

"Terserah. Aku capek. Sebaiknya kamu pergi dari sini" Usir Dira tidak perduli lagi

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" Tanya William kembali duduk di sofa dengan kaki menyilang dan senyum licik di wajahnya

"Kesepakatan?" Dira berbalik menatap William yang saat ini ia yakini tengah memikirkan rencana liciknya lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!