Lambang "A"

Almira menggelengkan kepala nya, “Ternyata tuan itu memang aneh”

Tidak mau berpikir keras membuat Almira mengabaikan suami anehnya itu. Lagian tugasnya juga sudah ia jalankan. Waktunya menelpon Irene untuk mendengar kabar mengenai putra nya.

Disisi lain, Alex yang baru sampai di kamar itu segera melepas kemeja nya masuk kedalam kamar mandi. Namun dering telpon telah mengganggunya.

Drett

Alex mengangkatnya, “Hm”

“Hai sayang”

Alex menjauhkan ponsel nya seketika, takutnya ia salah mengira nomor orang. Ia tadi melihat nama rekannya, kenapa malah berganti gerandong?

“Who’s this”

“Si manis Andre lah!! Siapa lagi” jawab Andre menggunakan logat manja khas wanita penggoda.

Alex langsung memijat pelipis nya, “Cepat katakan! Aku ingin mandi”

“Apa kau baru saja bertempur?” pekik Andre terkejut didalam mobil miliknya. Saat dia sedang sibuk, kenapa Alex malah bermain kuda-kudaan? “Kau benar-benar keterlaluan”

“Kau itu bicara apa sih? Cepat katakan apa yang kau inginkan?” tanya Alex terdengar menekan. Sudah cukup ia dibuat kesal, tidak lagi.

Mau tidak mau Andre si manis dan baik hati harus menjadi grandong yang penurut kan, “Baiklah, karena aku juga sudah lelah dan ingin istirahat juga. Jadi aku akan to the point… anak buah yang sudah aku utus, mereka menemukan titik target mu”

“Lalu?”

“Mereka menunggu kau memberi perintah! Aku akan beri nomor telpon nya dan kau bisa menghubungi mereka” kata Andre sombong meniup kuku-kuku nya yang baru di potong oleh wanita yang ia sewa disebelahnya.

“Kenapa menunggu perintahku?” tanya Alex bingung.

“Karena kau yang punya urusan!! Sudahlah, aku tutup” tanpa menunggu jawaban Andre langsung menutup nya.

Alex nampak diam dengan pandangan kedepan. Rasa ingin mengakhiri sesal di hati begitu amat dalam.

Tidak lama Alex mendapat notif pesan dari Andre yang mengirimkan nomor anak buahnya dan foto wanita membawa buket bunga. Wanita dan bunga itu sama-sama menawan, nyaris membuat Alex terlena kembali.

Dengan santai Alex menelpon nomor tersebut, "Jangan lakukan apapun kepada wanita itu”

_____

Beberapa menit berlalu Almira keluar dari kamar mandi. Ia baru saja selesai membersihkan diri saat pekerjaan dapur sukses mengguyur tubuhnya dengan keringat.

Almira memakai baju piyama tipis dengan lengan panjang berwarna putih karena memang itu yang pernah Alex katakan. Namun handuk telah menutup bagian atasnya. Entah kenapa!.

Alex yang baru saja bermain handphone diatas ranjang itu segera memandang, “Hai ladies! Kenapa kau masih memakai handuk?”

“Tidak apa-apa!” jawab Almira mengalihkan pandangan.

“Kau takut aku menerkam mu ya?” celetuk Alex membuat Almira membulat sempurna.

Sumpah demi apapun bukan itu yang Almira pikirkan saat ini. Merasa dilihatin membuat Almira berjalan mendekati sofa dan duduk disana.

Alex bisa melakukan kapan pun yang ia mau, namun saat ini pikiran nya sedang tidak fokus. Banyak sekali urusan yang harus ia selesaikan.

“Bisa aku bertanya?” tanya Alex menepis keheningan yang Almira cipta.

Almira mengangguk, “Boleh, asal pertanyaan itu bisa aku jawab. Pasti akan aku jawab!”

“Kau bilang selalu pergi malam-malam dan mamah juga pernah mengatakan itu. Kenapa malam ini kau tidak pergi?”

“Aku hanya pergi jika memang mendesak saja dan keadaan itu tidaklah bisa di prediksi” jawab Almira atas pertanyaan Alex.

“Kenapa kau harus pergi?” tanya Alex terdengar menuntut jawaban.

Almira menaikan kedua bahu nya, “Karena memang aku harus pergi”

“Itu bukan jawaban”

“Itu juga bukan syarat kontrak kita, Tuan” sambar Almira terpaksa harus menjawab demikian. Pria itu tidak boleh tahu tentang Ronald.

Alex langsung diam dengan tatapan tajam. Tidak lama dia memperlihatkan senyuman miring namun Almira tidak menghiraukan.

Cepat atau lambat Alex akan mendapatkan jawaban.

“Bisakah kau mendekat! Aku tidak pernah mengobrol sejauh ini” kata Alex benar-benar pintar mencari alasan dan Almira yang polos juga mudah sekali datang.

Dia duduk di tepian ranjang yang sama, namun masih berjauhan.

Seketika dahi Alex mengernyit melihat sesuatu di wajah Almira, “Dahimu terluka, kenapa?”

“Tidak apa-apa” jawab Almira dan Alex tahu itu karena kedua orang tuanya.

Pria itu menghela nafas lalu melangkah menuju meja rias dan mengambil sesuatu. Almira masih diam duduk membelakangi Alex.

Tidak lama ia merasa ranjang nya terguncang, membalikan tubuh Almira karena penasaran. Ternyata pria itu sudah duduk tepat dibelakang nya.

“Tu-tuan?” Almira sedikit mundur tapi Alex menarik punggung nya.

“Diamlah biar aku obati. Anggap ini sebagai kata maaf kedua orang tuaku”

“Bukan karena mereka” balas Almira menggelengkan kepala nya berbohong. Karena memang selama ini kedua mertuanya itu selalu menyusahkan dirinya dan alasan yang mereka lemparkan ada-ada saja.

“Terus, karena kebentur meja lagi… begitu?” sindir Alex membawa alasan lama dari Almira yang segera menghela nafas.

Kenapa pria ini selalu tahu sih!.

Percakapan mereka berakhir saat Alex sibuk mengobati dahi Almira. Hal itu membuat wajah Alex begitu dekat dengan dahi sang wanita karena dia harus meniupnya.

Tidak butuh waktu lama karena itu hanya goresan luka dan butuh hansaplast saja. Namun berkat posisi ini membuat Alex kembali terpana dengan wajah sang istri. Kebetulan dekat dan ia sangat ingin mengambil kesempatan. Lumayan kan, sudah halal juga.

Hap

Nyaris saja Alex meraih bibir wanita itu, namun tangan Almira menahan dada dan berkata, “Aku datang bulan”

______

Belanda, Amsterdam

Amsterdam kota padat penduduk yang terletak di kawasan negara Belanda ini menjadi daya Tarik setiap turis luar negeri, mayoritas mereka berasal dari Paris dan Roma. Akan tetapi, warga Indonesia sendiri juga memperbanyak jumlah nya.

Mereka yang datang berkunjung ada yang ingin jalan-jalan dan ada juga yang ingin mengadu nasib disana. Seperti pasangan satu ini, keduanya memiliki toko bunga kecil-kecilan.

“Sayang! Nanti tuan Albert datang untuk menambah stok bunga kita. Nanti kamu data semua jenisnya ya… aku mau beli makanan untuk kita berdua sayang” kata pria berambut pirang berwajah Asia sambil mencium lama bibir kekasihnya.

“Aku aja sayang!” pinta si wanita disela-sela ciuman mereka.

“Nggak usah sayang! Aku aja… kamu tunggu disini ya” kata si pria lalu bergegas keluar dari toko bunga miliknya.

“Ya udah kalau gitu! Hati-hati sayang” seru si wanita memperhatikan kepergian si pria tersebut.

Tiba-tiba si wanita melihat ada mobil hitam berhenti menghadang sang kekasih. Pintu mobil itu terbuka dan menyeret si pria masuk.

“Sayang!!!” si wanita bergegas keluar namun ia sudah kalah cepat, “Eros!!!”

Wanita itu menangis histeris sambil berlarian mengejar mobil tersebut. Banyak orang yang melihat kejadian itu, namun rasa empati mereka yang minim hingga tak ada yang peduli.

Tiba-tiba sesuatu mengalihkan pandangan nya! Ada surat tergelak dibawah diatas jalan tersebut, seakan memang itu untuknya.

Wanita itu mengambilnya dan membaca, “A”

To be continued

Terpopuler

Comments

Meanwhile ❤️

Meanwhile ❤️

nyoh weeeee, Bali koh Australia sue2 jebol bocor🤣🤣

2023-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!