Masakan Sang Istri

Kedua tangan Almira meremat kuat pakaiannya, "Kau pernah menjadi ibu muda?"

Irene terdiam. Begitu juga dengan rekannya yang bernama Elma yang baru saja datang sehabis dari masjid untuk menunaikan sholat.

"Kamu bicara apa, Al?"

Almira menarik nafasnya untuk lebih kuat lagi, "Apa kau pernah menjadi ibu muda? Gadis berusia 17 tahun yang seharusnya bermain medsos, bergelut dengan paras cantik yang mereka sombong kan! Ia harus bergelut dengan tugasnya sebagai seorang ibu. Diusianya yang masih dini dengan pikiran yang labil serta emosi yang tidak terkendali. Aku di tuntut untuk menahan emosiku, menangis sendirian... mengalami baby blues dan membutuhkan seseorang untuk menjadi pendukung ku! Namun aku hanya seorang diri"

"Al, kami ada untukmu" Elma menyela mengusap bahu Almira. Ia tidak ingin membuat temannya ini kembali bersedih.

Elma yang merasa tidak tahan dengan mata sembab Almira itu bergegas merengkuh ke dalam pelukan nya. Sementara Irene juga merasakan sakitnya.

"Al, jangan merasa kau sendiri" ucap Elma disela-sela tangisan mereka.

"Mereka yang menikah memiliki suami yang bisa diandalkan. Lalu bagaimana dengan diriku yang hanya korban pemerkosaan? Hanya bisa menggigit jari dan berangan-angan"

"Al!!" pekik Irene benar-benar tidak kuat. "Al, tolong jangan mengatakan itu. Kami adalah sahabatmu dan kami akan selalu membantumu. Biarlah wanita di luaran sana memiliki suami yang bisa diandalkan, karena mereka lemah. Berbeda dengan dirimu yang begitu kuat"

Elma menggiring Almira untuk duduk menenangkan hatinya yang berdenyut.

"Maafkan aku Al... bukan maksudku untuk merendahkan dirimu. Aku hanya merasa belum berguna karena kau sibuk mencari uang sendiri... padahal kau punya kami Al. Kami sahabatmu dan kau bisa meminjam pada kami" kata Irene langsung memeluk tubuh Almira.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kalian dan aku tidak mau mengulanginya lagi" tangis Almira tersedu-sedu.

"Sudah jangan dibahas lagi" Elma menyela, "Kalian membuatku menangis!!"

Almira mengusap bahu Elma, masih keadaan menangis.

"Kau kan sudah punya suami sekarang. Jadi kebutuhanmu dan Ronald dia yang menanggung" ucap Elma dijawab anggukan kecil dari Almira.

Irene memeluk Almira lagi, "Manfaatkan saja kedua wanita ini, Al"

______

Selepas itu Almira tetap harus kembali ke villa. Kata Vara [Mertua Almira] memang benar, ia harus buru-buru pulang untuk menyambut kedatangan suaminya.

Almira berlari memasuki villa, "Assalamu'alaikum"

"Ini nih orangnya" pekik Vara menyambut Almira dengan teriakan, bahkan melayangkan dorongan di bahunya.

"Mah, mas Alex belum pulang kan?" tanya Almira tetap bersikap sopan.

Vara membuang muka dan bersidekap dada, "Dia udah di bandara dan 1 jam lagi sampai. Pekerjaan kamu menunggu"

"Almira harus melakukan pekerjaan apa?"

"Makan malam belum disiapkan" kata Vara membuat Almira terhenyak sebentar.

"Belum ada makan sama sekali? Loh bukannya mbak Kiran sudah masak ya mah? Kan memang biasanya mbak Kiran yang masak" Almira mengelak.

"Aku sengaja meminta mereka untuk tidak masak, supaya kau yang melakukannya" ucap Vara tersenyum puas.

"Mamah kok kayak gitu!! Kalau Almira belum selesai terus mas Alex makan apa mah? Dia baru pulang dari perjalanan jauh loh" tegur Almira meninggikan nada suaranya.

Vara mendengus kesal lalu menarik Almira kedalam dapur, "Kamu yang harus masak tanpa bantuan para pekerja. Jadi, kau harus selesai sebelum Alex sampai di villa..."

"Bagaimana bisa?" bantah Almira kebingungan.

"Aku tidak mau tahu ya! Para pekerja sudah belanja banyak sekali sayuran dan tugasmu hanyalah memasak"

Almira menghela nafasnya rendah, "Dalam satu jam Almira harus masak apa?"

"Mana aku tahu! Pokoknya waktu Alex udah sampai, kamu sudah harus memasak makanan untuknya. Awas aja kalau belum" ancam Vara menunjuk sekilas wajah tertutup menantunya.

"Mau ma---"

"Jangan banyak omong!!! Sana" Vara mendorong Almira lagi.

Hal itu membuat Almira kebingungan, sementara mertuanya yang tidak punya akhlak itu pergi keluar bersantai di sofa.

Almira mengedarkan matanya melihat banyak sekali sayuran yang harus ia olah. Akan tetapi, waktunya tidak akan cukup. Pasti masakannya nanti tidak akak selesai.

Ia nampak berpikir keras. 'Mau aku apakan semua sayuran ini. Mau ku buat apa?'

Almira tidak menemukan para pekerja, seakan lenyap tidak bersisa. Mereka semua kemana? Sudahlah, biarkan saja.

"Aku akan mulai ke makanan pokok terlebih dahulu" gumam Almira menggulung lengan pakaiannya rendah.

Beberapa menit kemudian.

Kepulangan Alex benar-benar tidak terduga. Pria ini kembali ke rumah lebih cepat dari perkiraan Vara, membuat sang istri gelagapan bersiap menyambutnya.

Almira menepis-nepis pakaian syar'i miliknya karena takut ada noda. Terlebih, wanita ini belum sempat membersihkan diri dan kemungkinan akan tercium bau asem.

Almira tidak peduli.

"Selamat datang kembali, putraku Alex" sambut Vara memeluk Alex yang baru saja melewati pintu masuk.

"Mamah sama papah disini? Alex pikir kalian tidak akan kemari" kata Alex membuat Vara menelan ludahnya.

"Kamu kok ngomongnya gitu sih. Masih untung mamah sempatkan untuk menyambut kamu"

Alex terkekeh pelan.

Setelah itu Almira maju mengambil jas hitam yang tergantung di lengan suaminya. Namun, wanita ini juga memberinya sambutan.

"Selamat datang, tuan" lirih Almira nyaris tidak didengar, lalu ia mundur kembali.

Sudut bibir Alex tertarik keatas tanpa membalasnya dengan kalimat karena senyum miliknya sudah membuat Almira mengalihkan pandang.

Almira sedang malu, pikir Alex.

Vara yang melihat tatapan Alex terhadap Almira segera melerainya, "Alex!! Apa kau lapar sayang?"

"Tidak mah! Alex lelah ingin langsung istirahat saja" Alex ingin pergi namun Vara langsung menahan lengan nya.

"Alex, gagak hitam sudah memasak makanan untuk kita"

Dahi Alex berkerut mendengar kata 'Gagak hitam', agak aneh. Namun ia tidak heran karena orang kepercayaan nya sudah mengatakan semua yang telah terjadi di Villa selama dia di Australia.

"Siapa burung gagak?" tanya Alex pura-pura tidak tahu.

Vara menunjuk Almira yang diam berdiri disebelah Alex, membuat Alex menoleh kearah samping.

Alex merangkul bahu Almira, "Jangan berkata seperti itu! Almira adalah istri Alex dan menantu mamah"

Vara menghela nafas sambil membuang muka malas. Selepas itu mereka bergegas ke ruang makan untuk menikmati masakan buatan Almira.

Saat mereka diperjalanan, indra penciuman mereka menangkap bau-bau menyengat membuat hidungnya gatal ingin bersin.

"Bau apa ini?" celetuk Vara menoleh melihat Almira, "Kamu masak apa?"

Almira berdeham bersiap memberitahu, "Almira udah masak nasi, sambal terasi, tempe tahu goreng"

WHATT

Pekik ketiga orang itu terutama Alex. Almira diam merasa tidak kaget dengan tanggapan tersebut, mengingat jika mereka orang kaya yang mustahil memakannya.

"Apa apaan kamu ini!"

"Mamah sendiri yang bilang kalau Almira harus masak secepat mungkin sebelum mas Alex pulang. Jadi, Almira memutuskan untuk masak sederhana" jawab Almira membuat mata mereka melotot.

Almira menarik kursi untuk Vara dengan percaya diri, "Mamah... silahkan duduk untuk makan"

To be continued

Sementara 1 ya bebsss, lanjut besok😘.

Terpopuler

Comments

Meanwhile ❤️

Meanwhile ❤️

maksudnya gagak hitam Thor, kamu salah nulis

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!