Perkenalan Almira, Angela

Malam hari di kota Sidney. Kediaman Darson yang berdiri di dataran tinggi akan menampilkan dermaga indah dengan kapal-kapal besar mengangkut barang ekspor impor.

Alex memperhatikan mereka dari balkon di Mansion tersebut. Bertelanjang dada dan penutup seperti handuk dibagian bawahnya.

Ingatannya masih terhenti di ucapan Mimilia tadi siang, 'Keduanya dikaruniai seorang anak'

Lalu ingatan bersama Arsenio tiba-tiba terlintas begitu saja.

Flashback on

"Ini foto wanita yang ada di ranjangku"

Alex meraih foto yang sudah diberikan oleh sahabatnya. Foto itu berisi wanita yang terbaring diatas ranjang tanpa pakaian.

"Kau ingin menikahinya?"

"Entah" Arsen menaikan kedua bahunya, "Aku tidak berniat ingin menikahinya. Tapi, aku tidak bisa jauh darinya. Dia wanita pertama yang mengambil status perjaka milikku dan aku pria pertama yang mengambil mahkotanya. Entahlah, aku tidak bisa melepasnya"

Alex diam menatap dingin Arsen.

Flashback off

Alex meminum secangkir wine ditangannya hingga tandas. Lalu menelpon seseorang, namun tidak ada jawaban dari si penerima.

Berulang kali Alex menelpon tanpa ada rasa lelah sedikitpun, bahkan sampai puluhan kali dan akhirnya diangkat.

"Kau sengaja ingin membuatku menunggu lama ya? Apa yang kau kerjakan sampai tidak sempat menjawab teleponku?" cerocos Alex saat tahu Almira baru mengangkatnya.

Ini panggilan Vidio, jadi Alex menjauhkan ponselnya.

"Maafkan aku. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku urus sampai tidak ada waktu membalas teleponmu" balas Almira.

"Lalu, pekerjaanmu sudah selesai sekarang?" tanya Alex dan Almira mengangguk. "Kalau begitu kau bisa melepas cadarmu dan perlihatkan wajahmu"

"Kenapa tuan ingin melihat wajahku?" tanya Almira sedikit heran.

Tatapan Alex langsung tajam, "Memangnya kenapa? Aku ingin melihat wajahmu, tubuhmu, semua itu hakku... ingat ya, aku ini suamimu yang harus kau patuhi perintahnya"

Almira membuang nafas halus, "Baiklah"

Karena ia sudah menerima Alex sebagai suaminya, jadi dia pun membuka cadar. Ponselnya ia sandarkan di vas atas meja supaya Almira mudah untuk melepas hijabnya.

Alhasil Alex melihat wajah tanpa kain milik istrinya. Begitu cantik dan mempesona, hanya ada satu yang mengalihkan perhatian Alex.

"Kenapa dengan ujung bibirmu?" tanya Alex hanya basa-basi. Sebenarnya ia sudah tahu! Hanya saja ia ingin lihat apa Almira akan mengadu atau justru diam.

"Tadi kebentur meja. Jangan khawatir ka----"

"Aku tidak khawatir" potong Alex merasa sudah malas. Ia sudah mendapat jawaban dari pertanyaan nya, "Jika kau tidak membalas perbuatan orang lain, maka kau akan bertahan di posisimu saat ini"

Almira hanya diam mencerna ucapan pria itu. Ia mengernyitkan dahinya bingung.

"Ibarat kau terjatuh didalam kubangan. Kau tidak ada niatan untuk bangkit, tapi malah mencari cara untuk menutupinya. Kau akan tetap di kubangan air itu" Alex menekankan setiap katanya.

"Terimakasih atas nasihatnya" balas Almira dingin.

Alex pun tertawa meremehkan jawaban istrinya. Ia heran bisa kenal dengan wanita sepolos dia.

“Alex!”

Panggil wanita berpakaian sexy yang tiba-tiba masuk ke kamar Alex begitu saja. padahal keadaannya itu Alex sedang berbicara dengan istrinya dan pria itu hanya memakai handuk saja.

“Kau dipang---” potong Angela saat menyadari Alex sedang berbicara dengan wanita.

Alex menoleh lalu memperkenalkan, “Almira, dia Angela adik sahabatku. Angela, dia Almira istriku”

Wajah Angela langsung murung. Terlebih, wajah Almira sangat cantik dibanding dengannya. Kulitnya begitu mulus seperti oplas, nyaris Angela merasa iri dengan status wanita itu.

“Hallo aku Almira”

“Aku Angela” balas Angela membuang muka, lalu kembali bergelayut di lengan terbuka Alex, “Alex ayo turun… mamah udah nunggu untuk makan malam”

“Sepertinya aku dan Andre akan menjenguk Arsen di rumah sakit terlebih dahulu. Kau dan tante duluan saja” balas Alex mengusap kepala Angela dengan halus. Dia ingin melihat apa istrinya ini cemburu atau tidak.

“Baiklah, terserah” Angela mencium pipi Alex dan pergi.

Alex kembali melihat wajah Almira yang nampak biasa saja, “Aku harus menutup telponnya”

“Baiklah” balas Almira datar.

“Hm” balas Alex hanya berdeham dan mengakhiri lebih dulu panggilannya.

Di kamarnya, Almira diam seribu bahasa. Wanita ini nampak tidak memperlihatkan ekspresi lebih selain datar. Tidak akan ada yang tahu apa yang wanita ini rasakan.

___

Rumah sakit Hotman Sydney

Cklek

Ruangan pasien VVIP terbuka pelan saat seseorang membukanya. Alex dan Andre masuk setelah mendapat ijin dari perawat. Tujuannya datang hanya ingin menjenguk sahabatnya yang terbujur koma diatas brankar.

Andre yang kocak selalu membuat candaan sahabatnya yang koma ini, bahkan saat sahabatnya sadar dia selalu tertawa bersama. Ia lakukan itu hanya ingin menghibur orang-orang terdekat mereka saja.

Seperti saat ini, Andre mengecek kuku-kuku pria koma itu, “Wah kuku mu sudah sangat panjang! Kuku mu harus segera di potong supaya saat kau mati, orang-orang yang mengurusmu tidak begitu repot”

Selepas itu Andre menelusuri anggota tubuh yang lain.

“Lihatlah Alex!” Andre menunjuk telinga kotor Arsen, “Siapa yang mengurusnya jika bukan aku? Pria ini harus segera bangun supaya menebus kebaikanku. Ingat, ini tidak gratis”

Alex tertawa lirih, “Kau dengar Arsen! Bangunlah dan lempar uangmu ke wajahnya! Juga, jika kau ingin lihat anakmu”

Andre mengernyitkan dahinya, “Kau sudah menemukannya?”

“Aku tidak yakin”

“Jadi kau sudah menemukannya?” Andre mendekat dengan rasa penasaran yang berlebih.

Alex menaikan dua bahunya, lalu merogoh handphone yang berdering didalam saku.

“Hallo tuan Zidan” balas Alex menempelkan ponselnya di telinga.

“Hai Alex… aku dengar jika kau ada si Sydney! Kebetulan sekali aku baru saja meresmikan restoran ku malam ini. Jika kau memiliki waktu senggang datanglah untuk meriahkan acaranya” kata Zidan terdengar bersemangat sekali.

Alex mengusap dagu seraya berpikir, “Alangkah senangnya kau menghubungi diriku dan mengundang untuk membuat acara pestamu meriah. Namun, sayangnya aku tidak tertarik dengan undangan telpon seperti ini"

“Alex aku ingin—”

Tut

Alex yang murka segera menutup telponnya. Ia tidak akan terima jika ada yang mengundangnya dengan cara yang kurang sopan seperti ini. Memberi undangan lewat telpon?

“Cih! Aku tidak memiliki waktu dengan undangan tidak berguna seperti ini” ucap Alex kembali menemui dua sahabatnya itu.

“Siapa Alex?” tanya Andre agak penasaran.

“Zidan, pengusaha resto terkenal Eropa” jawab Alex santai dengan duduk di sofa ruangan tersebut.

Andre mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya pria tua itu menghubungi Alex, “Untuk apa dia menghubungimu?”

“Promosi”

____

Meninggalkan kegiatan Alex di Sydney, kini Almira menyempatkan waktu untuk menjenguk putranya yang ada di rumah sakit. Wanita itu terlihat sangat setia menanti-nanti kesembuhan putranya.

Drett

“Oh Irene, kau belum juga sampai kemari! Apa kau ada urusan?” balas Almira setelah mengucapkan salam saat telponnya berdering minta diangkat.

“Maaf Al… kayaknya untuk malam ini aku nggak bisa nemenin Ronald di rumah sakit. Aku ada kegiatan kampus nih. Gimana dong?” Irene merasa tidak enak karena membuat sahabatnya susah.

Almira memijat pelipisnya, “Oh begitu ya! Ya udah aku coba minta tolong sama orang lain aja”

“Ok Al. Maaf ya!” sesal Irene.

Lalu Almira menutup telponnya saat Irene sudah mengakhiri dengan salam. Inilah yang ia takutkan jika meminta bantuan sahabatnya yang berstatus mahasiswa. Irene akan sibuk dengan kuliahnya dan tidak bisa mengurus anaknya.

Ngomong-ngomong masalah kuliah. Dulu waktu Almira masih sekolah menengah atas, dia memiliki harapan untuk kuliah. Namun, takdir telah mengubah rencananya.

Almira menghela nafasnya halus, “Aku juga ingin kuliah”

Terpopuler

Comments

Meanwhile ❤️

Meanwhile ❤️

Al, itu suamimu emang kek gitu sama perempuan... sabar aja nanti juga bucin 🤣

2023-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!