Andre yang merasa penasaran pun bertanya, "Siapa yang menang?"
"Mertua" balas Alex tersenyum miring.
Andre mengernyitkan dahinya penasaran. Pria itu memutuskan untuk mengintip tapi si pemilik tab segera menjauhkan.
"Jangan kepo"
"What"
Andre tidak habis pikir jika rekannya itu akan menyembunyikan sesuatu darinya. Biasanya, Alex selalu blak-blakan namun berbeda dengan kali ini.
"Jangan lupa untuk memasukan koperku ke dalam mobil atau kau akan mendapatkan hukuman lagi. Ingat Andre, aku yang sudah memenangkan permainan bola bekel"
"Jangan keras-keras bodoh"
"Ups, sorry" Alex mengedipkan satu matanya serta memperlihatkan jari tengahnya kepada pria yang sudah kalah bermain bekel.
"Ini bola bekel mu sialan!!"
Andre melempar bola bekel mengenai punggung Alex. Namun pria itu malah justru mengabaikan dan memilih masuk mobil.
"Cepat masuk atau mobil ini melaju tanpa dirimu" ancam Alex dari dalam mobil.
Terpaksa Andre mengikuti ucapan Alex memasukan koper-koper nya kedalam bagasi mobil. Terlebih pria ini sudah kalah dari sebuah permainan perempuan.
Sementara Alex merasa agak bingung dengan kedua orangtuanya yang tidak memperlakukan sang menantu dengan baik.
"Seharusnya dia bangga karena sudah memiliki menantu dan aku tidak jadi mempermalukan nya" Alex menaikan kedua bahunya.
Setelah Alex mendapati sahabatnya sudah duduk disebelah, barulah mobil itu melaju membelah jalanan kota Sidney.
Perjalanan Alex menuju kediaman mendiang Roberto membutuhkan waktu tempuh 1 jam. Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka sampai.
Mansion mewah yang berdiri diatas perbukitan Saddleback Mountain Lookout yang asri dan subur. Musim semi di kota ini terasa indah dan menyejukkan, menemani para pekerja menyambut tamu jauh mereka.
"Selamat datang, Tuan"
Alex dan Andre hanya mengangguk serta masuk menemui wanita baya bertubuh agak gemukan yang langsung memeluk mereka.
"Waw selamat datang nak! Kalian tahu atau tidak? Aku sangat-sangat menanti kedatangan kalian kembali berkunjung ke Sidney" ucap Mimilia mengusap wajah Alex dan Andre bergantian.
"Waw ini ceritanya Tante kangen nih sama kita?" canda Andre mendapat pukulan di kepala.
"Tahu aja kamu" balas Mimilia tertawa malu sambil memukul gurau Andre.
Alex pun juga tersenyum, "Jadi, apa tante tidak mau mempersilahkan kami untuk sekedar duduk jika tawaran makan pun tak kami dengar"
"Kau sedang menyindir tante? Kau tenang saja karena aku sudah menyiapkan hidangan yang nikmat untuk kalian berdua. Aku pastikan pulang-pulang berat badan kalian akan naik"
"No" pekik Andre menggelengkan kepalanya, "Kami membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membentuk tubuh sixpack seperti ini"
Mimilia dan Alex tertawa bersahutan.
"Andre memang seperti ini tante... tolong jangan diambil hati"
"Aku sudah tau jika sahabatmu ini memang beda sendiri dan dia agak tampan" canda Mimilia membuat suasana terasa hangat saat Alex menuntunnya ke ruang tamu.
Mereka pun duduk bersama di ruang tamu. Mengobrol, bercanda dan melepas rindu.
"Alex, Andre tante mau membicarakan hal yang serius mengenai insiden di Indonesia 6 tahun yang lalu"
"Sure" balas Alex atas ucapan Mimilia.
"Kalian pasti tahu kematian Roberto dan Arsenio yang koma sangat gempar dimana-mana. Terlebih, orang yang membunuh anak tante Roberto belum juga diketahui. Entah orang itu wanita atau pria, bahkan dia hidup atau mati saja tidak ada yang tahu" kata Mimilia.
"Tante! Alex dan Andre mendapat kabar 1 bulan yang lalu jika pembunuh Roberto berada di Indonesia, karena kematian Roberto bertempat di Indonesia" Alex menyalakan rokoknya.
"Berarti kau tahu identitas nya?" Mimilia mengernyitkan dahinya penasaran.
"Dia seorang wanita" sela Andre membuat dirinya mendapatkan lirikan kemarahan Alex karena mendahuluinya.
"Tante tenang saja dan serahkan semuanya kepada Alex dan Andre. Roberto dan Arsenio sahabat kami, tentu saja urusan mereka pasti menjadi urusan kami juga" kata Alex menyembulkan asap rokok nya santai.
Bagi mereka merokok dimanapun, bersama siapapun, itu tidak menjadi masalah. Sudah menjadi hal biasa di kalangan mereka.
Mimilia membuang nafas, "Oh iya... Tante baru mendapat kabar beberapa Minggu yang lalu kalau Arsenio pernah memiliki hubungan dengan seorang wanita Indonesia"
"Iya Tante" balas Alex menyesap kopinya.
"Keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki"
Alex terbatuk akibat kopi yang di minum. Pria ini menutup hidungnya dengan jari telunjuk dan menengadahkan wajahnya, mengontrol diri sehabis tersedak.
"Kau baik-baik saja Alex?"
"Minumnya pelan-pelan bro. Kau tidak akan disuruh tanggung jawab karena wanita itu hamil" Andre menepuk pundak Alex, "Seperti kau yang menghamili saja"
"Jaga bicaramu Andre jika kau tidak mau peluru bersarang di kepala mu" ancam Alex.
"Sudah-sudah! Tante mengatakan ini karena ingin meminta bantuan kalian. Jika kemungkinan kalian mau mencari anak itu dan mengambilnya lalu berikan kepada Tante. Pasti, Arsenio sangat bahagia karena Tante bisa merawat anaknya" kata Mimilia penuh harap.
"Bukankah terlalu jahat jika tante tiba-tiba mengambil anaknya begitu saja?" tanya Alex terdengar basa-basi.
Mimilia tertawa lirih, "Tante tidak bermaksud untuk mengambilnya. Hanya saja, itu salahnya karena mengandung benih keluarga Darson"
"Waw" pekik Andre terbiasa dengan kesombongan wanita ini.
"Seharusnya dia bangga karena rahimnya menjadi tempat bersarang darah daging keluarga kami. Bukan mudah hamil keturunan kami, dia harus tahu itu" Mimilia memberikan sebuah cek.
"What this" Alex menaikan satu alisnya heran.
"50 triliun tanda terimakasih karena sudah meminjamkan rahimnya" Mimilia tersenyum angkuh.
"Itu terlalu banyak Tante" Andre agak memberatkan.
Mimilia mengangkat dua bahunya, "Tidak masalah Andre, asal anak itu bisa berada di kediaman Darson"
"Tunggu Tante! Kita saja belum tahu apa wanita itu masih hidup sampai saat ini, apa wanita itu membesarkan anaknya atau tidak. Bisa saja wanita itu sudah menggugurkan kandungannya 6 tahun yang lalu" Alex mencoba menggunakan logikanya.
"Benar Tante, mungkin saja wanita itu merasa trauma dan memilih untuk menggugurkan kandungannya" Andre juga setuju dengan Alex.
"Jika dia mati temukan dimana kuburnya, dan jika dia masih hidup tanpa membesarkan anaknya, maka bawa dia kemari. Tante akan mengajarinya tentang garis keturunan Darson" tekan Mimilia.
"Angela belum menikah dan Arsen bisa menikah setelah sadar dari komanya. Dia bisa meneruskan nama keluarga Darson bukan?" tanya Andre mengingat adik Arsenio.
"Angela bukan anak kandung Tante. Tante dan ayah Arsen, mengadopsi Angela di panti asuhan karena Arsen sangat menginginkan adik. Namun karena kecelakaan, Tante tidak bisa hamil lagi" Mimilia terdiam sendu.
"Lalu Arsen?" tanya Alex karena Mimilia belum membahas putra keduanya itu.
Mimilia membuang nafasnya halus, "Kalian kan tahu sudah 6 tahun Arsen koma dan kita tidak tahu apa dia akan sadar atau tidak"
"Baiklah Tante. Itu semua bisa diatur... sangat mudah bagi kami untuk menemukan wanita itu" Andre malah membanggakan dirinya sendiri.
Alex kembali menghirup cerutunya, "Ngomong-ngomong, dimana Angela saat ini?"
"Disini!!!"
Balas wanita itu tiba-tiba datang entah dari mana yang pasti wanita itu langsung bergelayut manja di leher Alex yang sedang duduk.
"Heiii Angela, kau tidak sopan sekali melakukan itu dengan tamu kita? Ayo turun" Mimilia menasehati.
"Ih mamah!! orang Alex aja diam kok... kau tidak masalah jika aku duduk di kedua pahamu kan?" tanya Angela manja.
Alex tersenyum miring dan mengangguk, membuat wanita centil ini senang.
"Asal jangan kau sentuh batang yang ada dibawah pant4tmu" Alex memperingati dan mereka semua tertawa terbahak-bahak.
"Kau itu bisa saja Alex" balas Mimilia malah tertawa. Begitu juga dengan Angela yang sudah terbiasa.
To be continued
Hahhaha Alex memang seperti itu bebsss😁 tapi nanti kalian akan lihat sisi baiknya kok😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
YuWie
ini serius..alex lihat cctv, istrinya di lecehkan cuman angkat bahu... what the hell
2023-03-06
0
Kam1la
like kak...
2023-02-23
0
Meanwhile ❤️
heh Thor saya malu tauuukk🙈
2023-02-23
1