Almira pikir pria ini akan bertanya keadaannya. Mengingat jika sebelumnya ia bersikap baik terhadapnya.
Wanita ini menunduk dan mengangguk, “Aku mengerti”
“Bagaimanapun, kita ini pasangan kontrak dan akan berakhir sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Kita harus sama-sama saling menguntungkan! Kau dapat uang dan martabatku tetap bertahan. Aku tidak bisa membuatmu rugi dengan menerima siksaan kedua orang tuaku”
“Kau tenang saja Tuan Alex! Lain kali, aku akan menjaga sikapku didepan kedua orang tuamu. Aku tidak akan melakukan hal yang membuat diriku sendiri rugi ataupun dirimu” kata Almira tersenyum sayu.
Entah kenapa tiba-tiba Alex tersentuh hanya dengan melihat senyum wanita itu. Bagaimana bisa wanita ini membuat seorang Alex merasa bersalah!.
Alex berdeham lirih, “Kau mau minta apa dariku setelah aku pulang dari Australia?”
Wajah Almira seketika terangkat, “Aku tidak menginginkan apa-apa. Mungkin, jika keselamatan mu itu sudah lebih dari cukup”
“Jangan terlalu naif. Aku tahu wanita sangat suka dengan hadiah” Alex memutar-mutarkan kursi kantor yang ia duduki sambil berpikir, “Aku tidak bisa memberimu hadiah yang mewah karena waktuku hanya sebentar disini”
“Aku tidak mengharap apapun tuan! Sungguh” kata Almira menjawab sesuai hati.
Namun Alex langsung memberi tawaran, “Kebetulan aku memiliki kenalan pemilik tambang berlian. Apa kau mau satu? Aku bisa memesan untukmu”
Almira menelan ludahnya kasar, “Tu-tuan tidak usah! Kau terlalu baik”
Alex menaikan satu alisnya saat ia mendengar ada yang mengatainya ‘Baik’. Entahlah, Ia tidak sebaik itu, mungkin dia belum mengenal Alex saja.
“Jadi, kau mau berlian atau tidak?” tekan Alex sekali lagi.
Almira menggelengkan kepala cepat, “Aku tidak mau berlian!”
“Lalu kau mau apa dariku?”
“Pulanglah! Mungkin, kepulanganmu akan merubah sikap mereka (Orang tua Alex) sehingga mereka akan memperlakukanku dengan baik dan, kau bisa mengajariku cara menjaga sikap”
Pinta Almira membuat Alex nyaris menjadi sebuah patung. Namun, pria ini masih menampakan pose cool. Dimana ia langsung tertawa melepas rasa canggung.
“Baiklah! Aku akan segera pulang dan membuatmu menjerit memanggil namaku. Aku pastikan itu” ancam Alex memudarkan senyuman sang istri.
Yakin sekali Almira tahu maksudnya.
“Aku menawarkan mu berlian yang begitu indah, namun kau malah mengharapkan lebih! Ok”
Almira langsung bangkit, “Tuan, aku lupa harus menjemur pakaian”
“Tunggu dulu” Alex gelagapan tidak terima.
“Selamat siang Assalamualaikum”
“Al—”
Potong Alex saat tidak lagi melihat wajah wanita itu lagi. Sial sekali wanita itu sudah menutup telponnya begitu saja.
Alex mengepalkan tangannya begitu saja. Ia kesal karena wanita itu berani memutus panggilannya lebih dulu.
“Romansa!”
Wajah mengeras Alex menoleh kearah suara itu saat Andre datang membawa beberapa berkas seperti sedang membaca sebuah puisi khusus untuknya.
“Begitu cepat kau datang! Begitu cepat kau pergi! Intinya hati-hati, kau bisa tersakiti kembali” sindir Andre santai duduk dengan tumit kiri bertumpu di lutut kanan.
Alex menggebrak meja mencondongkan wajah mengerasnya, “Kau berani menyindirku?”
“Itu semua tidak penting! Kau ingin tahu keberadaan Natania atau tidak?” sela Andre langsung merubah raut wajah sahabatnya itu.
“Natania” Alex terkikik ngeri jika mendengar nama mantan kekasihnya itu. Pria ini segera memposisikan duduknya dengan menumpu salah satu kakinya.
Andre mengangkat bangga satu berkas di tangan nya, “Lagi-lagi aku satu langkah mendahului dirimu! Lihatlah, kerja keras anak buahku lebih baik dibanding anak buahmu”
“Tidak usah basa-basi! Dimana Natania sekarang?” tanya Alex dingin.
“Amsterdam”
_____
Ditempat Almira. Wanita itu baru saja selesai kegiatan menjemur pakaian lalu memutuskan untuk turun membantu Kiran yang sedang sibuk menggiling kopi menggunakan Glinder bersama dengan pekerja yang lain.
“Selamat datang!” Kiran menyapa mengangguk hormat serta tersenyum dan Almira menjawab dengan senyuman juga.
“Apa yang kau lakukan, Kiran?”
“Menggiling biji kopi. Tuan Alex selalu meminum kopi kapan saja dan kami harus selalu menggiling kopi untuk tuan kami” jawab Kiran kembali dengan kegiatannya.
“Instan?”
Kiran menggeleng, “Tuan Alex tidak terbiasa meminum kopi instan! Dia lebih suka kopi buatan sendiri”
Almira mengangguk saja. Lalu ia mengedarkan pandangan nya menelusuri barang-barang canggih yang ada di dapur ini.
“Apa kau sudah lama bekerja untuk Tuan Alex?” tanya Almira tiba-tiba dan Kiran segera menghentikan kegiatan nya.
Kiran mulai bekerja lagi, “Sudah agak lama! Mungkin sekitar 8 tahun yang lalu”
“Apa villa ini sering kedatangan tamu?”
Kiran menggeleng, “Tidak!” dia menatap heran wanita bercadar yang tidak ia ketahui wajahnya ini. “Hanya saja, teman-teman tuan Alex sering datang kemari. Itupun dulu, sekitar 6 tahun yang lalu dan mereka tidak pernah datang lagi kemari”
“Iya! Sudah 6 tahun lamanya mereka tidak pernah berkunjung kemari” sela salah satu pelayan yang suka bergosip, “Mereka kehilangan salah satu anggota mereka dan lainnya sedang koma di negaranya. Sayang sekali ya!”
“Iya”
Almira hanya diam mendengarkan gosip antusias dari para pekerjanya. Ia ingin menyimak, siapa tahu dia mendapat sebuah info penting.
“Padahal aku suka banget sama kakak beradik itu! Tuan Roberto dan Tuan Arsen. Mereka begitu tampan dan menawan! Sayangnya tuan Arsen mengalami koma”
“Tiara!” sentak Kiran mengingatkan jika ucapannya sudah semakin jauh.
Tiara langsung diam tidak berani meneruskan. Sementara Almira nampak heran sekaligus penasaran. Ada rasa sesak dalam benaknya jika mendengar dua nama tersebut.
“Nyonya! Jangan terlalu di pikirkan… kita yang tidak ada urusan memilih untuk melupakan” ucap Kiran mencoba mengalihkan isi otak Almira.
“Aku ingin keatas sebentar”
“Baiklah! Anda ingin dibuatkan sesuatu, nyonya?” tawar Kiran.
“Oh tidak usah! Aku ingin istirahat” Almira menganggukkan kepala nya pelan lalu melenggang pergi menaiki tangga.
Tatapan Kiran berganti melihat Tiara, “Kau terlalu detail menceritakan rekan Tuan Alex. Kau akan dihukum setelah tuan Alex kembali nanti”
“Aduh! Nggak sengaja aku”
Sementara itu Almira yang sudah ada didalam kamar, dia nampak mengedarkan pandangan menelusuri setiap sisi kamarnya. Tubuhnya terduduk diatas ranjang mengusap dadanya yang tiba-tiba sakit.
Perasaan nya tidak enak. Ada rasa sakit dan mengganjal hingga membuat sekujur tubuhnya bergetar meluruhkan genangan didalam matanya. Entah mengapa ia merasa sangat takut.
“Ada apa ini? hubungan seperti apa yang sedang di dekatkan denganku” monolog Almira mengatur pernafasannya.
'Mereka kehilangan salah satu anggota mereka dan lainnya sedang koma di negaranya'
‘Tuan Roberto dan Tuan Arsen. Mereka begitu tampan dan menawan! Sayangnya tuan Arsen mengalami koma’
Kalimat pekerja itu terus mengganjal dalam otaknya. Rasa takut telah mendominasi perasaan nya hingga ia memutuskan untuk menggeledah seisi ruang kamar ini.
Ia mencari di almari, di laci bahkan di kolong kasur. Namun ia tidak menemukan apa-apa. Sebenarnya apa yang ia cari?
Namun tiba-tiba atensi Almira terhenti dibawah almari. Wanita itu melihat kertas berukuran kecil terselip dibawah. Tanpa basa-basi ia segera mengambilnya.
Detik berikutnya, Almira melihat empat orang pria sedang tertawa lepas disebuah bar. Yang menjadi pusat utama mata nya adalah, seorang pria yang memakai kemeja putih bermata biru safir merangkul bahu Alex yang juga membalas rangkulan nya.
“Pri-pria itu!”
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Meanwhile ❤️
yang Alex itu suamimu Al, yang bermata biru safir itu siapa ya😒
2023-02-25
0