Mertua Pengadu

Almira mengusap lembut kepala putranya lalu mengecek ponsel nya diatas nakas. Kedua mata nya membulat sempurna melihat jam di layar menunjukkan jam 08:30.

“Astaga, aku telat pulang ke rumah! Mamah pasti marah ini karena aku nggak kasih tahu” Almira membereskan barang-barangnya yang sempat ia keluarkan dari tas.

“Selamat pagi Nyonya!” sapa perawat wanita masuk kedalam ruangan Ronald, “Saya ingin memasang infus dulu ya”

“Hem, suster! Bisa tolong jaga anak saya sebentar? Saya ada urusan dan juga harus cari orang untuk menemani anak saya disini” mohon Almira meminta bantuan.

“Tapi nyonya, saya disini juga bekerja! Saya tidak bisa menjaga putra anda selama 24 jam” Perawat itu nampak berpikir, “Begini saja! bagaimana kalau saya mengusahakan untuk sering menjenguk putra anda?” tawar perawat itu kepada Almira yang masih berpikir.

“Begitu ya! Tidak masalah!” jawab Almira membuat perawat itu mengangguk setuju. Lalu Almira mengusap dan mencium dahi Ronald, “Ibu pergi dulu ya sayang! tidak lama kok, Sebentar saja terus ibu kembali lagi ke sini”

Mata Almira berganti melihat perawat, “Saya permisi dulu, terimakasih”

Saat ini Almira berada didalam busway menuju jalan pulang. Ia sudah biasa menaiki kendaraan ini karena lebih nyaman dan irit. Walau sebenarnya Alex sudah memberikan fasilitas mobil mewah untuknya. Dia tidak mau karena kurang nyaman.

Almira menelpon seseorang, “Andin, kamu sibuk nggak?”

“Aduh maaf ya Al… aku pagi ini kerja dan sibuk banget! Kamu kan tahu restoran nyonya Cintia sekarang rame banget. Terlebih, kamu juga udah resign kan” sesal Andin didalam telpon.

“Iya udah makasih ya!” setelah mengucapkan salam Amira menutup telpon lalu berganti menelpon teman nya yang lain. “Assalamualaikum, Elma kamu sibuk nggak?”

“Walaikumsalam Al, tumben kamu nelpon aku. Pasti kamu butuh bantuan ya?” tebak Elma yang merupakan temannya saat bekerja di resto lama.

Almira tertawa canggung, “Iya nih El. Kamu sibuk ya?”

“Nggak juga sih! Soalnya aku mau menikah 1 bulan lagi… jadi ibu sama bapak minta aku berhenti kerja”

“Wah selamat ya” ucap Almira basa-basi.

Elma tertawa kecil, “Makasih ya Al. Oh iya, apa yang bisa aku bantu?” tanya Elma langsung to the point.

______

Villa milik Alex di Surabaya. Tempat itu kini memiliki hawa panas dari pasangan tua yang merupakan mertua Almira. Dua orang itu terlihat marah karena tidak melihat menantunya di pagi hari.

“Dimana si burung gagak?” Vara mengepal dan mondar mandir, “Awas saja wanita itu! Akan aku beri dia pelajaran”

Stevano diam membaca koran sambil menikmati kopi nya.

“Assalamualaikum, Mah” Almira yang baru saja masuk itu mengulurkan tangannya ingin menyalami, namun Vara langsung menarik dan mendorongnya ke lantai.

“Berani kamu ya pulang pagi-pagi saat mertuanya di rumah! Kamu itu sebenarnya becus nggak sih jadi menantu? Darimana aja sampai pagi-pagi begini baru pulang?” sentak Vara dengan amarah yang membara.

“Maaf mah! Almira ada urusan diluar dan belum sempat menghubungi mamah” jawab Almira menyesal.

Vara tertawa menganggap remeh menantunya, “Alex harus tahu kelakuan kamu di rumah ini! Enak aja kamu mempermainkan anak saya… dia akan langsung mengusir kamu karena sering keluyuran” Vara mengambil ponsel dan menelpon Alex.

Almira diam membiarkan mertuanya itu menelpon suaminya. Tidak ada pemberontakan sama sekali sampai Alex benar-benar mengangkat.

“Iya mah ada apa?”

“Alex! Kamu kapan pulang?” bentak Vara saat melihat wajah sang putra di layar ponsel.

“Ini Alex ada di kantor cabang di Melbourne! Kemungkinan besok lusa baru sampai di rumah” jawab Alex di ruang kantornya.

“Hai tante” sapa Andre menyembulkan wajahnya di kamera dan Vara hanya melambai saja.

Wajah Vara masih terlihat muram, “Alex! Mamah mau mengatakan sesuatu mengenai kelakuan istri kamu! Alex, istri kamu itu pergi malem-malem terus pulang pagi-pagi sekali… ngapain coba. Wah jangan-jangan istri kamu ini jelmaan kupu-kupu yang sering disewa pengusaha-pengusaha kali, Lex”

Alex memijat pelipisnya yang lelah, “Nanti Alex coba tanya sama istri Alex ya mah!”

“Kok gitu sih! Kamu marahin dulu dong istri kamu… nih marahin dulu” Vara membalikan layar ponsel nya menghadap Almira hingga pasangan itu bisa saling melihat wajah masing-masing.

Pria itu bisa melihat kedua mata merah Almira. Ia yakin wanita itu habis menangis akibat kelakuan buruk kedua mertuanya.

“Alex!! Kok diam? Cepet omelin istri kamu!!” sentak Vara meninggikan nada suara.

Alex tidak ada pilihan lain selain mengomel, “Sayang! Aku kan udah ngasih kamu ijin buat pergi keluar malem. Tapi, mamah sama papah kan belum tahu apa-apa… jadi kalau kamu mau pergi tolong minta ijin mereka dulu ya! Takutnya mereka menghawatirkan dirimu” ucap Alex dengan lembut tanpa sedikitpun rasa marah.

Almira mengangguk kecil. Berbanding terbalik dengan Vara yang merasa tidak terima. Seharusnya putranya ini mengomel, bukan menasehati dengan lembut.

Vara langsung mengganti kamera menghadap dirinya, “Alex kok kamu ngomong gitu sih! Seharusnya kamu marah dong sama istri kamu itu!! Bisa-bisa nya kamu malah ngedukung”

“Almira kau masih disana kan?” seru Alex memastikan keberadaan istrinya.

“Iya” balas Almira dengan nada lirih, namun Alex masih mendengarnya.

“Masuk ke kamar!!” perintah Alex meninggikan suara supaya terdengar menekan dan benar saja Almira langsung bergegas menaiki tangga dan Alex melihatnya berjalan dibelakang mamah nya.

“Alex kamu sudah berubah ya?” Vara kecewa.

“Alex tutup tutup dulu mah, selamat siang”

“Alex!!! Al—” Vara tidak melanjutkan ucapannya saat Alex menutup telponnnya begitu saja. “Aish anak itu memang benar- benar membuat ku pusing”

“Victor menelpon tadi. Dia ingin bertemu dengan kita mengenai Alex dan putrinya” kata Stevano tiba-tiba setelah mendapat telpon dari teman kolega nya.

“Ya udah ayok!” ucap Vara melangkah pergi bersama dengan suaminya. “Eh tunggu, mamah ada urusan sebentar”

_____

Setelah sampai, Almira bergegas membereskan kamar yang sepertinya ditempati oleh mertua. Ia yakin mereka tidur di kamar ini, mengingat jika hanya ada satu kamar di villa milik Alex. Ada untungnya juga Almira tidak pulang tadi malam, sehingga kedua mertuanya itu istirahat menyiksa dia.

Namun, Almira menghela nafas halus melihat pakaian milik nya berserakan di lantai, “Aku harus cepat-cepat membersihkan semua ini dan segera masak untuk mamah dan papah”

Wanita ini menjumputi pakaian-pakaian milik nya setelah melepas cadar nya. Ia menggulung kedua lengan dan melipat roknya keatas seperti sarung, hijabnya dilepas memperlihatkan rambutnya yang dikuncir keatas.

Semua Almira kerjakan, mulai dari bersih-bersih jendela kamar tanpa ia membuka tirainya, membersihkan sofa dan ranjang menggunakan vacuum cleaner, setelah ia mencari di google cara memakainya. Lanjut, Almira mencuci pakaian mertuanya yang ada diatas ranjang, setelah selesai ia taruh di ember dan akan menjemurnya nanti.

Setelah selesai Almira merebahkan dirinya diatas kasur, “Akhirnya selesai juga pekerjaanku”

Drett

Tanpa berganti posisi tangan Almira berusaha meraih ponsel yang berdering disamping tubuhnya.

‘Tuan Alex?’ gumam Almira dalam hati setelah membaca nama tersebut. Ia bangkit lalu duduk, “Assalamualaikum, Tuan Alex! Ada apa?”

Wajah Alex murka di layar telpon sana, “Dengar Almira! Aku memberimu ijin untuk pergi malam-malam karena itu adalah syaratmu sebelum menikah. Namun, kau tidak bisa terang-terangan pergi didepan kedua orang tuaku. Seperti yang aku katakan kepadamu tadi jika kedua orang tuaku tidak tahu. Dia bisa marah bahkan menyiksa dirimu karena sering keluar malam! Kau bisa dirugikan setelah kontrak selesai. Jadi, aku minta dirimu untuk menjaga sikap selama ada kedua orang tuaku. Aku tidak akan tanggung jawab jika mereka melukai dirimu”

Terpopuler

Comments

Meanwhile ❤️

Meanwhile ❤️

njih mas😘

2023-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!