Pagi harinya…
Seperti yang dikatakan oleh Mimilia bahwa kedatangan Alex dan Andre ke Australia untuk menghadiri acara peringatan kematian Roberto yang merupakan putra pertama Mimilia. Jadi, mereka datang ke gereja walau agama mereka berbeda.
Dipandu oleh pimpinan mereka, Alex dan Andre menghargai dengan menundukkan kepala. Keduanya hanya diam dengan batinnya masing-masing. Setelah selesai baru keduanya keluar.
“Terimakasih ya Alex dan Andre sudah mau jauh-jauh datang ke Australia untuk menghadiri acara kematian Roberto. Pasti dia senang memiliki sahabat seperti kalian” puji Mimilia membenahi kerudungnya yang merosot sampai bahu.
“Tante tidak perlu mengucapkan terimakasih! Ini sudah menjadi sebuah kewajiban untuk Alex dan juga Andre” balas Alex berjalan beriringan dengan mereka.
“Apa setelah ini, kalian akan kembali ke Indonesia?” tanya Angela tiba-tiba. Mungkin, wanita ini menyayangkan jika harus berpisah dengan pria ini.
Alex mengangguk, “Aku akan berkunjung ke cabang perusahaan ku dulu. Setelah itu, kembali ke Indonesia”
“Apa kau merindukan baby Andre?” celetuk Andre menyenggol kan bahunya dengan bahu Angela yang segera meringis jijik.
“Berani menyentuhku! Kau harus membayar ku” ancam Angela menunjuk wajah Andre dengan jari telunjuknya.
Andre yang tidak takut segera menarik pinggang Angela merapat, “Aku akan membayar mu jika kau berani menservis diriku”
“Oh my god! Sepertinya burung camar ini menginginkan sangkarnya ya” Angela meladeninya dengan melingkarkan kedua lengannya di leher Andre yang semakin berbunga-bunga.
“Manis!”
Wajah Angela seketika berubah, “Jangan mimpi”
Srettt
Angela mendorong bahu Andre hingga pria itu hampir terjungkal jika bukan sahabatnya yang menangkap. Hal itu membuat Mimilia dan Alex nyaris tertawa.
“Makanya! Jangan berani-berani menggoda putriku itu… walau dia terlihat gampangan, namun dia begitu pilih-pilih” ucap Mimilia membanggakan putrinya.
“Apa aku kurang gagah?”
“Jangan banyak omong. Ikut aku sekarang” Alex menarik kerah bagian belakang Andre dan menyeretnya, “Kami pergi dulu tante”
“Hati-hati” balas Mimilia melambaikan tangannya kearah Andre yang segera memberikan ciuman jauh.
Mimilia menggelengkan kepala dan tertawa.
Diperjalanan Alex sibuk bermain dengan ponselnya dan Andre menyetir mobil. Mereka sudah terlihat seperti supir dan majikan dimana Andre mengantar tuannya kerja.
“Alex”
“Hm” balas Alex hanya berdeham saat sahabatnya itu memanggil.
“Beberapa hari yang lalu aku sempat mengutus anak buahku untuk mencari tahu penyebab insiden 6 tahun yang lalu. Ada yang bilang jika kakak dan adik itu sedang bertengkar… sepertinya mereka berdua menyukai wanita yang sama” Andre hanya menebak-nebak saja.
Alex menghela nafasnya halus, “Arsen sudah pernah memperlihatkan wajah wanita itu kepadaku”
Andre menoleh kearah Alex, “Berarti kau sudah tahu wajah wanita itu? Itu bagus Alex! Kita bisa langsung mencarinya dan menanyakan tentang anaknya”
Alex tersenyum miring, “Hanya saja! Mau aku perlihatkan wajahnya sekalipun, kau tidak akan mengenalinya bahkan anak buahmu saja tidak akan menemukannya”
“Kenapa bisa begitu?”
Alex menaikan kedua bahunya acuh. Ia sudah kembali mengabaikan pertanyaan sahabatnya begitu saja.
Drettt
“Ada apa Sania?” tanya Alex saat Sania yang merupakan asistennya dari Indonesia itu menelpon.
“Tuan, ada laporan kerja sama dari perusahaan KY Company. Katanya, beliau baru saja lewat dikawasan pantai xxxx dan melihat ada empang luas yang menganggur milik kita. Beliau meminta ijin untuk mengerjainya dan keuntungannya dibagi menjadi dua. Itupun jika anda mengijinkan” kata Sania setelah membaca surat kerja sama, “Oh iya, saya juga sudah mengirim berkas-berkas tersebut ke email anda”
Alex mengernyitkan dahinya, “Berapa keuntungan kita?”
“50% dari pendapatan mereka"
Alex tertawa lirih, “Panjang empang milikku sudah seperti sungai nil dan luasnya sudah mirip seperti Samudra. Langsung tolak”
Andre tertawa sambil mengendarai mobilnya. Pria ini memang sudah tahu persis sifat Alex yang mencari banyak keuntungan dalam berbisnis. Tidak dipungkiri, banyak sekali yang minat.
“Baik tuan!”
“Ada lagi?” tanya Alex dan Sania segera mencari-cari berkas yang ingin ia tanyakan.
“Tuan Zeilendra memiliki restoran baru dikawasan puncak. Beliau ingin meminta anda yang memasok persediaan udang disana”
“Terima” balas Alex tanpa berpikir panjang atau menanyakan nominal yang ditawarkan. “Oh iya. aku sudah memintamu untuk mengirim beberapa pakaian ke villa ku di Surabaya kan? kau sudah laksanakan?”
“Sudah tuan. Nyonya Hedwin yang menerima” jawab Sania diseberang telpon.
“Nyonya Hedwin yang kau maksud itu Istriku kan?” tanya Alex agak kurang nyaman mengakui Almira sebagai istrinya.
“Benar tuan”
“Ok”
Setelah dirasa Sania tidak bertanya lagi, Alex segera menutup telponnya begitu saja.
_______
Siang hari para siswa berbondong-bondong keluar dari sekolah mereka. Seorang gadis dengan rambut di kuncir keatas menggunakan pita. Gadis ini nampak imut bersetelan seragam sekolah miliknya. Ia baru saja menyeberang jalan dan duduk menunggu seseorang.
Gadis itu merupakan gadis yang baik, penyayang dan rendah hati memperlakukan orang sekitar, membuat kesempurnaan dalam dirinya lengkap. Namun ternyata, kesempurnaan itu mendatangkan musibah dalam hidupnya. Gadis ini diculik saat itu juga.
Berjam-jam kemudian beberapa orang berbadan besar menyeret gadis SMA itu kedalam sebuah ruangan dan menguncinya.
“Tolong…tolong aku… lepaskan aku… ibu!” tangis gadis itu menggedor-gedor pintu tersebut.
Tidak ada balasan yang ada hanya pria berwajah dewasa mengerikan yang melangkah mendekat sambil melepas pakaian.
“Tolong pak, tuan atau om… lepaskan saya” gadis itu memohon memperlihatkan kedua tangannya yang menyatu dan air matanya yang sudah meraup rata pipi putihnya.
Namun, semua itu tidak membuat pria satu ini merasa iba. Pria gagah itu menampar, menjambak, membekap mulut gadis itu saat mendapati pemberontakan dari si gadis. Gadis itu terus menolak namun kejadian naas sudah terlanjur ia alami.
Air matanya semakin luruh melihat noda bercak darah diatas sprei tersebut. Ingin rasanya dia merutuki nasib sialnya, namun semua sudah terlanjur.
“Minum” gadis itu hanya diam dengan tatapan kosong saat seseorang memberinya pil yang tidak ia mengerti. “Minum jika kau tidak ingin hamil!!”
“I-itu pasti racun” gadis itu menggelengkan kepalanya.
“Aku bukan pria penyabar!!!” pria itu langsung menyuap kasar pil tersebut kedalam mulut gadis itu. Harus membutuhkan ekstra tenaga karena gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat. Hampir saja gadis itu menelan namun ia muntahkan lagi, sampai berulang kali.
Gadis tersebut takut jika pil itu adalah racun. Bukan ia tidak ingin mati tapi dia ingin menghukum pria itu setelah keluar nanti. Namun, sebaliknya pria itu tidak henti melecehkan gadis itu. selain pelecehan, pria itu juga melukai batin dan juga fisiknya. Tidak sekali pria itu menyiksa dan melayangkan benda-benda tajam dan menggores kulitnya.
Hingga Almira langsung bangun dari tidur nya. Deru nafas nya yang memburu serta tangis nya yang pecah jika mengingat kejadian itu. Kejadian itulah yang selalu ia impikan setiap kali dia menutup mata.
Mata Almira berganti menatap sosok putranya, “Ibu akan menjagamu dari pria mengerikan sepertinya. Selamanya, kau hanya akan hidup bahagia bersama ibu”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Meanwhile ❤️
seng swabar Yo allll kamu itu wanita kuat sayang! aku tahu dan yakin sih!! ketok pas dirimu masih sangat dini tapi tidak memilih untuk menggugurkannya... hanya orang-orang kuat yang bisa
Semangat Al dan untuk author juga ya😘
2023-02-24
0