Mertua Mengerikan

Jantung Almira yang berdetak kencang mengakibatkan dadanya sakit dan pernafasannya hampir sesak. Ditambah orang yang melakukan itu adalah mertuanya sendiri.

“Ma ini apa!!” pekik Almira menengadahkan kepalanya keatas melihat burung gagak hitam berterbangan di atap sana.

“Jangan panggil aku Mamah sialan kau!!!” maki Vara mendorong tubuh Almira hingga terjatuh membentur lengan sofa.

Tidak sampai disitu Vara segera menjambak rambut berbalut kain hitam itu, hingga Almira merasakan sakitnya.

“Ahhk sakit” Almira sampai memegang lengan Vara yang semakin kuat mencengkeram rambutnya.

“Jangan mimpi kau akan aku akui sebagai menantuku! Kau itu seperti gagak hitam dan memakan bangkai temannya”

“Sakit!”

Vara mendekatkan bibirnya berbisik, “Seperti dirimu yang merayu putraku lalu menguras uangnya” kata Vara meremat rambut Almira.

Srett

Vara menarik cadar Almira hingga terlepas memperlihatkan wajahnya yang alami tanpa make up. Almira sempat ingin meraih kain hitam yang dibawa Vara, namun wanita itu segera menepisnya.

“Ma tolong berikan kainku…” alhasil Almira meraih kain merah yang menjadi penutup kotak yang tadi.

Vara terpukau, begitu juga dengan para pengawal yang masih berdiri disana. Almira menahan malu saat para pengawal itu menatap kearahnya.

Stevano menjatuhkan cerutu, sebab ia begitu terpesona dengan wajah menantunya, “Menarik”

“Waw rupanya kau memiliki wajah yang lumayan juga ya” Vara mencengkeram dagu Almira, “Pantas saja putraku terperdaya olehmu”

Vara menoyor kepala Almira yang hanya diam menerima. Bukan maksud dia tidak berani tapi wanita ini lebih tua darinya.

“Putraku Alex ada di Australia dan tentunya dia tidak di rumah jadi jangan harap kau hidup enak di rumahku ini” Vara menendang-nendang kecil tubuh Almira.

Vara menarik lengan Almira dengan kuat lalu mendorongnya, hampir saja wanita itu terjatuh jika tidak memegangi meja.

“Kiran! Untuk sementara waktu Alex ada di Australia dan aku yang akan memberimu perintah. Jadi, aku perintahkan kalian untuk libur bekerja”

Para pelayan bergosip kesana-kemari. Ada rasa senang dalam benak mereka tapi juga rasa bersalah kepada Almira.

“Tapi nyonya, bagaimana dengan pekerjaan di villa?”

“Kan ada burung gagak ini” jawab Vara mencengkeram dagu Almira dengan kuat dan mendorongnya.

“Tap---”

“Kau berani membantah!!” sentak Vara saat Kiran terus bertanya. Mulut pelayan itu langsung membisu seketika.

“Baik nyonya” dengan terpaksa Kiran beserta pelayan pergi meninggalkan Almira serta keluar dari villa untuk kembali ke penginapan pelayan yang ada di belakang villa.

“And you… bersihkan semua kotoran-kotoran temanmu (Burung gagak). Kau harus menyelesaikannya dalam waktu 10 menit dan tidak boleh lebih dari waktu itu”

“Itu terlalu cepat untuk villa yang besar ini” protes Almira merasa tidak mungkin.

“Ohooo kau berani membantah ya” Vara kembali menarik rambut Almira dengan kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

“Aku akan lakukan!”

Akhirnya Vara melepaskan tangannya dari kepala Almira. Wanita itupun segera menuju dapur untuk mengambil air dan kain pel.

Almira masuk kedalam kamar mandi untuk memasukan air kedalam ember yang tadi sempat ia bawa. Dalam proses pengisian tiba-tiba mertuanya datang.

“Nak, maafkan mertuamu tadi… dia sudah terlalu kasar dengan menantu barunya ini” Stevano terlihat meringis sedih seakan juga merasakan rasa itu.

“Tidak apa-apa pah” balas Almira tanpa melakukan kontak mata. Walaupun baik, tetap harus berjaga jarak karena bukan mahram.

“Mau papah bantu?”

“Tidak usah pah” balas Almira dengan cepat.

Namun Stevano kekeh dengan merebut ember itu saat Almira enggan memberikannya. Terjadilah Tarik menarik.

“Pah tidak usah, Almira bisa sendiri” ucap Almira menarik paksa ember itu.

Stevano melepasnya dan membiarkan wanita itu pergi. Saat Almira hampir keluar dari kamar mandi tiba-tiba cadarnya ditarik. Wajah Almira pun terekspos.

“Apa yang papah lakukan?”

“Jangan sok suci kau” Stevano sudah tidak mau basa-basi. Pria tua ini segera menarik lengan Almira kebawah shower.

“Apa maksud papah? Saya ini menantu papah!!” Almira mencoba menolak dan berakhir paksaan juga.

Stevano mencoba menyikap hijab yang Almira kenakan tapi wanita ini berusaha mati-matian mempertahankan diri, hingga tangan Almira tidak sengaja menampar pria itu.

“Maaf pah, sepertinya anda lupa jika saya ini menantu anda dan saya tidak seperti yang anda pikirkan” ucap Almira kepada Stevano yang memegangi pipinya.

“Sialann”

Plak

Alhasil Stevano membalas dengan lebih keras menampar pipi Almira, bahkan sampai bibirnya pecah mengeluarkan darah.

Stevano meremat dagu Almira, “Selain Alex, berapa pria yang sudah menyentuhmu? 5, 6, atau 10?”

“Satu” jawab Almira dengan begitu berani.

“Jangan sok polos kau!!” Stevano kembali melayangkan telapak tangannya kewajah Almira yang langsung membentur kaca kamar mandi itu.

"Saya ini menantu papah dan tidak sepantasnya seorang menantu diperlakukan kasar seperti ini" ucap Almira menasehati pria tua itu.

"Sudah banyak calon menantuku yang aku sentuh tanpa ada penolakan sedikitpun, tapi kau sangat berbeda dan tentunya sangat menarik Almira" Stevano melepas kancing kemejanya serta ia buang. Lalu barulah pria ini menerkam tubuh wanita berhijab itu.

"Pah jangan!!! Tolong sadarr" Almira berteriak keras mungkin suaranya terdengar sampai luar kamar mandi tidak lama setelah itu Vara datang.

"PAPAHHHH"

Stevano mendorong Almira kembali. Pria tua itu gelagapan memungut kemejanya yang sempat ia lempar.

"Apa yang papah lakukan?" sentak Vara melotot kepada Stevano.

"Dia merayu papah mah!! Menantu kurang ajar ini baru saja merayu papah... dia membuka paksa kemeja papah dan meraba dada papah juga" Stevano mencoba mengeles.

"Jelas-jelas papah tadi yang menerkamnya duluan" bantah Vara membuat Stevano memutar otaknya.

"Iya itu karena awalnya dia merayu papah. Siapa pria yang tidak terlena jika dirayu wanita, mah? Emang dasarnya dia ini suka merayu... pakaiannya aja yang tertutup tapi tubuhnya akan diperlihatkan saat sudah berduaan"

Sungguh hati Almira rasanya tercabik-cabik oleh belati tajam dari papah mertuanya. Wanita ini menangis tanpa suara, karena tubuhnya begitu kokoh menerima.

"Bangun kamu" Vara kembali menarik tangan Almira, "Ayo ikut"

"Mahh sakit mah tolong jangan kasar!" Almira mencoba untuk memberontak tapi gagal, "Sebentar mah, Almira belum memakai cadar nya"

Namun tanpa peduli Vara tetap menarik Almira keluar dari kamar mandi, menariknya menuju ruang tamu yang penuh dengan kotoran burung gagak.

Bruk

Vara mendorong tubuh wanita itu keatas lantai, "Berani kamu merayu menggunakan wajahmu, hah"

"Mahh tolong hentikannn"

Almira memberontak saat jubahnya dinodai menggunakan kotoran burung yang tadi Vara bawa. Wanita itu sudah menolak namun mertuanya begitu liar meratakan semuanya.

Hal itu disaksikan oleh sepasang mata elang coklat milik pria yang sudah lama mengeraskan kepalan tangannya. Pria ini melihat kejadian itu dari layar tab di Australia sana.

"Sedang apa kau, Alex?" tanya Andre setelah melihat sahabatnya ini diam sibuk dengan tab nya.

"Aku sedang menonton drama menantu vs mertua"

Terpopuler

Comments

Rosita💖

Rosita💖

Mertua ga ada akhlak...
Mimpi apa kamu Almaira, ketemu mertua spt itu....

Semoga Alex dapat menjaga Almaira sebagai istrinya...

2023-02-23

1

Meanwhile ❤️

Meanwhile ❤️

astaghfirullah papaphnya Alex keranjang bener ya😒

2023-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!