bab 16 selangkah lagi

Setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 15.30 akhirnya Alana dan Andra bersiap untuk kembali ke rumah.

Ada perasaan enggan untuk kembali namun dia tidak ingin ada masalah nantinya.

Tak berselang lama akhirnya mereka sampai di kediaman Arman. Dengan perasaan yang membuncah Alana mulai memasuki rumah itu. Meski seharian Alana cukup kelelahan akibat digempur oleh Andra.

Saat memasuki rumah Alana dibuat terkejut oleh kehadiran Arman yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Tak biasanya Arman

"Baru pulang Alana?" tanya Arman.

"I-iya mas.. Tadi banyak bimbingan jadi pulang sedikit telat" ujar Alana sedikit terbata.

Tak lama kemudian Andra juga memasuki rumah. Dia melihat Arman yang sedang berbicara dengan Alana. Dalam hati dia sangat muak melihat Arman.

"Selamat sore Pa, tumben papa sudah di rumah" sapa Andra.

"Seharian kemana saja kamu? Dihubungi kenapa tidak bisa?" Arman menatap tajam.

"Itu pa, aku mengecek proyek. Apa Noah tidak memberi tahu Papa?" jawab Andra.

"Noah memberitahuku. Tapi tidak seharusnya kamu mematikan ponselmu" ujar Arman.

"Oh, itu pa. Tadi ponselku kehabisan daya. Jadi mati" Andra mencari-cari alasan yang tepat.

Tak ingin berlama-lama dengan Andra akhirnya Arman mengajak Alana untuk masuk ke kamarnya.

"Alana, ikut aku sekarang" Arman langsung meraih pinggang Alana dan merangkulnya menuju kamar.

Di dalam kamar Alana langsung disergap oleh Arman hingga kelabakan.

Arman mendorong tubuh Alana hingga terjatuh di atas ranjang. Kemudian Arman langsung mengungkung tubuh mungil itu.

Terlihat tatapan Arman yang tajam dan mengintimidasi membuat Alana menjadi ketakutan.

"Ada sesuatu yang kau sembunyikan?" suara berat Arman seolah membuat Alana merinding seketika.

"Ti-tidak..." ujar Alana terbata.

Bagaimana mungkin Alana mengatakan hubungannya dengan Andra. Bisa-bisa mereka dihabisi langsung oleh Arman.

Arman semakin mendekati wajah Alana. Diusap pipi dan bibirnya dengan seksama.

"Kau hanya milikku Alana. Jangan pernah berpikir macam-macam dariku" gertak Arman.

Seketika wajah Alana memucat. Apakah benar Arman telah mengetahui hubungannya dengan Andra. Tapi jika benar kenapa Arman tak langsung memarahinya.

Sementara Arman yang tengah emosi mengetahui hubungan gelap Alana dan Andra sebenarnya sangat ingin marah dan menghukum mereka.

Namun entah kenapa saat menatap wajah Alana dirinya jadi tak berdaya. Apakah benar dia mulai mencintai Alana?

Jika saja ini bukan karena rasa dendamnya kepada ayah Alana Arman tidak akan mungkin menikahi bocah cilik seperti Alana.

Saat mengingat masa lalu dimana mantan istrinya yang memilih kabur dengan ayah Alana hatinya terasa hancur.

Yang membuat Arman tidak terima adalah ketika mantan istrinya dicampakkan oleh ayah Alana.

Dia lebih memilih ibu Alana yang tengah mengandung saat itu. Mantan Istri Arman yang sakit hati langsung mengakhiri hidupnya tanpa sempat mendengarkan pengakuan cinta Arman.

Sejak saat itu Arman bertekad untuk membuat keluarga Alana menanggung akibatnya.

Termasuk menjadikan Alana sebagai istrinya dan memperlakukan dengan tidak adil.

Arman rela merebut kebahagiaan Andra yang dia sudah ketahui sebelumnya telah menjalin cinta dengan Alana.

Namun entah kenapa kini Arman menjadi sedikit lemah. Dia bahkan tidak bisa berbuat banyak padahal mengetahui Alana kembali menjalin hubungan dengan putra tirinya. Cinta benar-benar telah melunakkan keras hatinya.

...****************...

Andra kini sedang disibukkan dengan rencana kerja sama dengan PT Hansen.

Andra sudah mengatur pertemuannya dengan Miranda di kantornya untuk menandatangani perjanjian kerja.

Miranda datang dengan begitu semangat. Penampilannya saat ini benar-benar... Mahal, dari ujung rambut hingga ujung kaki sudah bisa dipastikan bahwa dia mengenakan semua merk fashion internasional.

Bahkan jika dikalkulasi nilainya bisa mencapai ratusan juta. Semua itu dia lakukan hanya untuk memikat Andra.

"Selamat siang Nona Miranda. Terimakasih sudah datang" ujar Andra menyambut Miranda. Andra mengulurkan tangannya.

Sementara Miranda langsung meraih tangan Andra dan mencium pipi kanan dan kirinya.

"Selamat siang, aku sudah menunggu hari ini sejak lama." ujar Miranda.

Tak mau berlama-lama Andra menyodorkan map yang berisi surat perjanjian kontrak kerja.

Pada awalnya Andra meminta Miranda untuk mengajak pengacaranya namun dia menolak. Alhasil dia langsung datang seorang diri.

Sementara Andra kini didampingi Pak Albert pengacaranya sebagai saksi atas kerja sama ini.

"Nona, ini perjanjian kontraknya anda bisa membacanya terlebih dahulu" ujar Amanda, asisten Andra.

"Tidak perlu, aku percaya kok sama Andra" ujarnya dengan terus menatap Andra.

Miranda langsung menandatangani kontrak perjanjian tersebut tanpa membaca terlebih dahulu. Bahkan saat menandatangani dia masih menatap Andra.

Andra pun hanya tersenyum dan berhasil membawa Miranda ke dalam perangkapnya.

"Baiklah, jadi kita resmi bekerja sama ya" ujar Andra bangkit dari tempat duduknya dan menyalami Miranda.

"Bagaimana kalau jum'at depan kita adakan pesta kecil-kecilan merayakan peresmian kontrak bisnis kita?" tanya Andra.

Tentu saja Miranda begitu senang. Bahkan jika tidak ada orang yang melihat dia ingin sekali meloncat kegirangan.

"Baikah, mau pesta dimana?" tanya Miranda tidak sabar.

"Aku akan tentukan tempatnya" ujar Andra.

Miranda yang sangat kegirangan tentu saja akan siap. Bahkan jika harus bertemu di ujung dunia sekalipun dia akan pergi karena hatinya telah dipenuhi obsesi tentang Andra.

Setelah Miranda Pergi kini Andra menyusun rencana selanjutnya.

"Alana sayang, sebentar lagi kau akan bebas dari Arman" gumam Andra penuh harap.

...****************...

Miranda saat ini sibuk mencari-cari gaun di laman online nya. Dia harus mempersiapkan jauh-jauh hari dan tampil sempurna untuk Andra.

Ini adalah kesempatan emas untuknya. Tak peduli harus merogoh kocek berapapun. Uang perusahaan PT Hansen yang besar tak akan bangkrut begitu saja hanya untuk kebutuhannya berbelanja. Toh Hendro juga tidak akan mempermasalahkan jika sudah diberi kepuasan ranjang oleh Miranda.

"Dasar pak tua mesum. Pikirannya tak pernah jauh-jauh dari ************." gumam Miranda sembari mengeranjangi merk pakaian bernilai puluhan juta.

Tak berselang lama tiba-tiba Hendro memasuki ruang kerja Miranda tanpa mengetuk pintu.

"Miranda apa yang kau beli, aku mendapat pemberitahuan saldo keluar sebanyak ini" omel Hendro.

Seolah menjadi hal biasa Miranda sama sekali tak takut dengan kemarahan Hendro.

Perlahan Miranda berdiri mendekati pria itu. Dengan gaya genitnya dia mulai membelai dada Hendro.

Miranda melepas dua kancing kemejanya hingga menampilkan belahan dadanya yang menyembul.

Otomatis pandangan Hendro langsung teralihkan kepada gundukan bukit kembar milik Miranda tersebut.

Tangan Miranda terus bermain-bain di area tubuh sensitif Hendro.

"Sayang, aku butuh untuk perawatan diri. Masak kamu mau aku jelek. Ini semua juga aku lakukan untukmu sayang." goda Miranda.

Hendro yang nafsunya di ubun-ubun hanya bisa menurut. Yang terpenting Miranda mau menuntaskan hasratnya.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!