bab 14 setitik kehangatan

"Aku merindukanmu sayang.. really miss you baby" Andra menatap Alana dengan lekat.

Andra semakin mendekatkan wajahnya dan ingin mencium Alana.

Namun dengan cepat Alana menahan wajah itu. Sekuat tenaga dia meronta dan akhirnya berhasil mendorong tubuh Andra hingga tergeletak di sampingnya.

"Jangan coba mengelabuhi aku, sudah berapa banyak wanita yang kamu rindukan, hah?" ucap Alana penuh emosi.

"Alana, ada apa sayang, sungguh aku merindukanmu" Andra masih mencoba untuk merayu Alana.

Kemudian Alana duduk di ranjang samping Andra. Dia menunduk dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Terdengar isakan tangis lirih, namun saat Andra mencoba untuk mendekatinya justru tangisan itu semakin kuat.

"Sayang, kenapa menangis? Maafkan aku" Andra mendekap tubuh Alana.

"Aku tidak bisa tidur semalaman karenamu, kenapa semalam tidak pulang-pulang?" Alana sedikit sewot.

"Maaf, aku masih ada urusan sayang" Alana mencoba untuk meronta namun Andra tetap mendekap tubuhnya.

"Urusan apa? Urusan ranjang dengan Miranda? Sebenarnya apa hubungan kalian?" Kini Alana menatap Andra dengan tajam.

Matanya sudah memerah dan bersiap meruntuhkan semua genangan yang ada di pelupuknya.

"Tidak sayang, tidak.. Aku tidak bersama Miranda" Andra Mencoba untuk menenangkan Alana.

Namun bukan itu yang diinginkan Alana. Dia butuh penjelasan tentang hubungan mereka. Sedangkan Andra seolah menutupi jawaban tersebut.

"Bohong, kamu membohongiku." tangis Alana kini pecah seketika.

"Sayang aku hanya ada urusan bisnis saja, percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu"

"Tapi miranda cantik, dia juga seksi. Kamu pasti tertarik padanya" ujar Alana memelas.

Entah kenapa melihat ekspresi Alana yang cemburu seperti itu membuat Andra tersenyum sendiri.

"Bagiku yang tercantik hanya kamu sayang, hatiku tidak bisa berpaling darimu" Andra kembali menarik tubuh Alana dan memeluknya sambil tiduran seperti guling.

"Andra aku harus ke kampus" Alana mencoba meloloskan diri dari dekapan Andra.

"Tidak usah, libur saja hari ini sayang. Kita habiskan waktu seharian disini" gumam Andra yang semakin menyembunyikan kepalanya di leher Alana.

"Tapi.." belum sempat Alana meneruskan ucapannya Andra sudah menyambar bibirnya.

"Tidak ada tapi.. Ku mohon aku minta waktumu sehari saja. Aku sudah membatalkan semua jadwalku hari ini.

Alana hanya bisa mendengus kesal. Sebenarnya tak begitu kesal, dia bahagia akhirnya bisa memiliki waktu berdua dengan Andra namun dia juga harus merelakan mata kuliahnya hari ini.

Alana membalikkan badannya dan kini menghadap Andra. Pria itu rupanya tengah memejamkan matanya.

Diusap pelan pipi kemudian bibir yang selalu menjadi daya tarik setiap wanita yang melihatnya.

Sejenak Alana ingin egois. Jalan yang ditempuhnya selama ini tak pernah berpihak baik kepadanya.

Meski nyaman bersama Andra seperti ini namun Alana tetap tak bisa bebas selama masih menjadi istri Arman.

Sampai kapan mereka terus sembunyi-sembunyi seperti ini? Dan kenyataannya hubungan mereka adalah salah. Cinta terlarang antara keduanya pun tak dapat dihindari karena ketergantungan satu sama lain.

Perlahan Alana meneteskan air matanya. Meratapi nasib cintanya yang entah sampai kapan ada jalan terang.

Sementara Andra sampai sekarang masih belum memberi kabar kapan membawanya pergi dari Arman. Hal itu juga menjadi pertimbangan Alana apakah sebenarnya dia sungguh akan memperjuangkan cintanya atau hanya main-main.

Pikiran itu terus berkecamuk dalam hatinya.

Andra membuka kedua netranya yang langsung bersitatap dengan Alana. Wanitanya itu memang tampak tak baik-baik saja.

"Kenapa menangis lagi?" suara Andra pelan.

"Sampai kapan kita seperti ini?" terdengar samar namun ini adalah pertanyaan yang sangat berat untuk Andra.

"Kamu sabar ya sayang, kita pasti bersama" Andra membelai lembut puncak kepala Alana.

Ada setumpuk penyesalan ketika dirinya harus melibatkan wanita yang dicintainya untuk membalas dendamnya kepada Arman.

"Jujur aku mulai ragu, apakah kamu benar-benar menginginkanku" kata-kata yang seharusnya hanya tersimpan dalam pikirannya itu akhirnya terucap juga dari mulutnya.

Andra pun langsung terkejut dengan pernyataan Alana. Dia langsung bangkit untuk duduk. Diikuti pula oleh Alana yang kini duduk berhadapan. Tatapannya kini menjadi begitu tajam.

"I really want you babe, ku mohon bersabarlah sedikit lagi. Aku janji akan membawamu pergi dari semua kekacauan ini. Promise me" Meski rasanya seperti dihujam pisau namun Andra juga memahami situasi yang dialami Alana saat ini.

Sedetik kemudian Alana langsung meraih tengkuk Andra dan mencium bibirnya.

Alana ingin melampiaskan segala sesuatu yang mengganjal hatinya.

Andra membalas ciuman itu. Ciuman yang semula lembut kini berubah menjadi ciuman panas yang menuntut.

Perlahan gairah Andra mulai tergugah membuat ciumannya yang semula di bibir kini beranjak turun ke leher. Menghirup dalam-dalam aroma vanila tubuh Alana yang selalu menjadi candu untuknya.

Alana tak tinggal diam. Tangannya mulai bergerak melepas satu persatu kancing kemeja Andra hingga menunjukkan tubuh atletis pria itu.

Perlahan Alana menyentuh lekuk perut sixpack Andra.

Tak mau kalah Andra juga segera menarik sweater yang dikenakan Alana hingga menunjukkan tubuh putih mulusnya. Tangan Andra langsung meraba gundukan kenyal kesukaannya itu yang masih terbungkus penyangga.

"Hmmmhh.." suara lembut Alana keluar dari mulutnya saat Andra mulai memainkan benda sensitif itu.

Ciuman Andra semakin turun hingga mendarat di dada Alana. Perlahan Andra melepaskan bra Alana hingga terpampang indahnya benda kenyal Alana itu.

Bagai singa yang kehausan Andra langsung menyergapnya dengan begitu gemas.

"I want you Alana." Suara berat Andra justru semakin membuat Alana meremang.

Tubuh Andra semakin menghimpitnya dan terus menciumi Alana. Saking terlenanya dengan ciuman dan permainan Andra hingga tak sadar bahwa tubuhnya kini sudah tak dilapisi sehelai kain.

Entah kapan Andra melepas celananya. Sementara Andra kini mulai bangkit dan melepaskan sisa pakaian yang menempel di tubuhnya hingga kini keduanya sama-sama polos.

Andra benar-benar tak ingin menyiakan kesempatan ini. Perlahan dia membelai kaki jenjang Alana dan mulai menciumi pahanya. Semakin lama semakin naik hingga sampai ke inti sensitif Alana.

Andra terus memainkan dengan lidahnya hingga membuat Alana tak mampu menahan gejolak nikmat dalam dirinya.

"Sayang, aku... Aku ahhh.." Alana tak mampu meneruskan ucapannya karena sensasi luar biasa yang membuat otaknya dikuasai hawa nafsu.

Andra memasukkan jari tengahnya ke dalam inti Alana membuat gadisnya semakin tak karuan dibuatnya.

"so wet baby..." gumam Andra disela-sela hisapannya.

"Aku akan buat hari ini spesial hingga kita akan terus mengingatnya."

Andra mulai bangkit dan bersiap bertempur dengan milik Alana yang sudah benar-benar basah olehnya.

Alana benar-benar merasakan kehangatan milik Andra. Membiarkan keegoisan ini sejenak mempengaruhinya.

Secuil kebahagiaan ini entah sampai kapan akan bertahan dan berubah menjadi kebahagiaan abadi untuknya.

"Sejenak aku ingin merasakan bagaimana diperlakukan dengan cinta. Meski sebenarnya aku tidak tahu pasti apakah ini benar-benar cinta. Setidaknya hangat pelukmu mampu menenangkanku Andra" ~ Alana.

.

.

Terpopuler

Comments

artsiska

artsiska

terimakasih

2023-03-27

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

sekuntum mawar mendarat di krya kk, agar lebih semangat lagi 💪💪💪

2023-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!