bab 9 Harus kembali

"Andra, sampai kapan kamu terus menawan Alana? Arman terus menggerus uang perusahaan. Jika dibiarkan ini bisa bangkrut" Noah terus mendesak Andra.

Andra dibuat pusing akan hal itu. Dia tidak tega jika harus menyeret Alana ke dalam rencananya. Tapi dia juga harus mempertahankan perusahaan peninggalan ibunya.

"Tapi aku takut rencana ini gagal. Aku tidak bisa melihat Arman kembali menyiksa Alana" terlalu sesak jika harus melihat Alana kembali kesakitan.

Seharian Andra tidak bisa berpikir jernih. Dia terus dirundung dilema tentang hal itu. Bahkan saat mengunjungi Alana dia lebih banyak diam.

"Andra, aku membuat kue untukmu. Aku masih ingat kesukaan kamu adalah kue brownis kukus" Alana tampak berseri saat menyuapi kue brownis ke mulut Andra.

"Ini enak Alana. Masih sama seperti dulu" puji Andra.

Alana semakin merekahkan senyumnya namun hal itu justru membuat Andra semakin sesak. Dia takut merenggut senyum itu.

Andra langsung meraih wajah Alana dan mencium bibirnya dengan rakus. Alana yang awalnya terkejut perlahan mulai menikmatinya.

"Sayang, kamu mengejutkanku" cicit Alana.

Andra hanya tersenyum tipis. Dia meraih tangan Alana dan menggenggamnya. Andra ingin sekali mengungkapkan rencananya namun mulutnya seolah tercekat.

"Andra apa ada masalah?" Alana menyadari sesuatu terjadi dengan Andra.

Kemudian Andra menatap mata Alana. "Aku bingung Alana, Arman saat ini membabi buta terus mengambil uang perusahaan. Jika dibiarkan maka perusahaan akan bangkrut. Dan Aku harus bertindak cepat" ujar Andra.

"Lalu apa rencananya?" tanya Alana kembali.

Andra menghela nafas berat sebelum mengatakan rencananya.

"Kamu Alana. Noah bilang kelemahan Arman terletak pada seorang wanita. Jika kamu berhasil membuat Arman jatuh cinta maka akan sangat mudah mengambil alih perusahaan."

Alana pun terkejut. Bukannya tak ingin membantu Andra tapi membayangkan Arman saja sudah membuatnya merinding.

"Tapi jangan dipikirkan Alana. Aku tidak memaksamu dan aku juga tidak rela Arman menyakitimu lagi. Akan kupikirkan cara lain" tampak Andra memikul beban berat saat ini.

"Aku akan membantumu" ujar Alana.

Andra pun terkejut. Dia malah sekarang yang tak siap untuk itu.

"Tapi Alana, aku tidak bisa menjamin semudah itu menaklukkan Arman. Bagaimana jika nanti malah kamu sengsara lagi? Aku tidak bisa melihatmu seperti itu sayang"

Alana berdiri kemudian menatap wajah Andra. "Kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya. Andra aku ingin hubungan kita benar-benar nyata. Tidak sembunyi-sembunyi seperti ini. Aku ingin kita bersama selamanya" Alana mengecup kening Andra untuk meyakinkannya.

"Kamu tahu Alana, jika aku sangat mencintaimu sejak dulu, sekarang hingga nanti. Perasaan ini tak akan pernah berubah" Andra memeluk kembali Alana dengan erat.

Kini dia sudah memantapkan dirinya untuk tidak membawa Alana ke dalam rencananya.

Namun ponsel Andra tiba-tiba berbunyi. Panggilan tersebut berasal dari Noah.

"Halo Andra, Arman saat sedang menuju ke Villa tempat Alana berada. Mungkin lima menit lagi mereka sudah sampai" ujar Noah melalui sambungan teleponnya.

Andra benar-benar terkejut dengan tindakan Noah.

"A-apa? Kau gila Noah. Kenapa kau beritahu tempat Alana? Sudah ku bilang jangan bawa-bawa Alana" Andra begitu jengkel namun tak lama lagi Arman juga sudah datang.

Dia harus memutar otak. Mau tidak mau Alana terpaksa harus terlibat dalam rencana ini.

"Ada apa Andra?" Alana tampak penasaran dengan Andra yang terlihat frustasi.

"Arman.. Arman menuju kesini dan sudah dekat" ujar Andra lesu.

Mau kabur mereka tidak mungkin bisa lolos dengan mudah jika waktunya se mepet itu.

Akhirnya Andra berinisiatif pura-pura menemukan Alana yang tengah disandera.

Alana diminta memakai pakaian yang sangat sederhana kemudian Andra mengikat tangannya di sebuah kursi.

"Maafkan aku sayang. Aku sungguh minta maaf" Andra terus mengutuki dirinya sendiri.

Kemudian Andra langsung menelepon Arman seolah dia sudah berada di lokasi dan menemukan Alana.

Benar saja lima menit kemudian Arman sudah sampai di lokasi beserta para pengawalnya.

"Pa... Sini pa cepet. Aku menemukan istri Papa" Arman tidak langsung masuk melainkan kedua pengawalnya terlebih dahulu.

Setelah dirasa aman barulah Arman memasuki rumah itu.

"Alana..." Arman langsung berteriak saat melihat Alana yang terikat di kursi.

Arman buru-buru melepas ikatan itu sementara Andra Memberi kode kepada Alana agar dia berpura-pura ketakutan dan mencari perlindungan kepada Arman.

Setelah berhasil membuka ikatannya Alana langsung meloncat dan memeluk Arman.

"Aku sangat takut... Hiks.."

Mendapat pelukan dari Alana rasanya Arman mulai besar kepala. Dia seolah seperti seorang pangeran yang menyelamatkan tuan putri dari kastilnya.

"Sayang, kamu aman sekarang. Tenang ya" Arman mencoba menenangkan Alana.

"Aku mau pulang. Aku takut disini" rengek Alana.

"Iya-iya kita pulang" ujar Arman.

Kemudian Arman Bertanya kepada Andra tentang pelaku penculikan itu.

Andra mengaku jika mereka kabur setelah melihat kedatangan dirinya.

Sementara Alana yang tampak terguncang masih belum bisa ditanyai.

Mereka kembali pulang namun Arman masih menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki pelaku.

Andra kembali menggunakan mobilnya sementara Alana berada di mobil Arman. Dalam hati Alana masih ketakutan namun melihat reaksi Arman sepertinya dia sedikit melunak.

Alana ingat dengan perkataan Andra untuk merayu Arman akhirnya dia mencoba memberanikan diri melakukannya.

Alana memeluk lengan Arman dan menyenderkan kepalanya di bahu Arman. Tampak Arman menoleh memperhatikan Alana.

Tak ada kata-kata terucap dari keduanya. Namun Arman merasakan debaran jantungnya lebih kuat dari biasanya.

Andra tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri saat melihat Alana harus kembali dengan Arman. Dia benar-benar khawatir jika Arman kembali bertindak semena-mena lagi.

Sampai di kediaman Arman, Alana langsung disambut oleh Bi Siti yang selama ini selalu mengkhawatirkannya.

"Non, Non Alana baik-baik saja kan?" Bi Siti memperhatikan Alana dari atas hingga bawah. Dia tak kuasa menahan air matanya.

"Saya baik bi," ujar Alana sembari tersenyum.

"Bi siapkan makan untuk Alana. Biar dia mandi dulu" ujar Arman sembari menuntun Alana ke kamarnya.

Sampai di dalam kamar Alana diminta untuk mandi. Arman masih menunggunya sembari duduk di sofa.

Alana keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe. Arman menelisik seluruh tubuh Alana membuat Alana begitu benci dengan tatapannya namun sekali lagi dia harus menyimpan perasaan itu demi rencana Andra.

"Sini kamu" Arman menjulurkan tangannya.

Alana berjalan mendekati Arman dan sejurus kemudian pria itu langsung menarik tangan Alana dan tubuhnya ambruk di pangkuan Arman.

"Aku sangat merindukanmu" Arman menciumi leher Alana yang basah karena rambutnya.

Tiba-tiba Arman melihat bercak kemerahan di leher jenjangnya.

"Apa ini Alana?" Arman langsung menelisik tubuh Alana.

"Gawat, jangan-jangan itu bekas perbuatan Andra" jantung Alana langsung berdebar.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kam1la

Kam1la

like kak...

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!