"Alana mulai sekarang kamu aman disini. Apapun keperluanmu katakan padaku" Andra menyiapkan semua kebutuhan Alana. Mulai dari pakaian dan perlengkapannya.
"Andra tapi semua ini sudah lebih dari cukup untukku" Alana menatap semua barang-barang yang diberikan Andra.
"Andra. Terimakasih, kamu terus membantuku" Alana menghampiri Andra yang sedang menyiapkan makanan untuk Alana.
"It's oke Alana. Aku mau kamu bahagia. Aku tidak tega melihatmu disiksa oleh Arman" Andra memberikan Alana sepiring pasta.
"Makanlah yang banyak, tubuhmu sangat kurus" Andra Memegang lengan Alana yang memang tampak semakin kurus.
Bagaimana tidak kurus. Sepenjang hari dia harus bekerja ekstra saat masih ikut pamannya Hendro. Dan kini malah tersiksa menjadi istri Arman.
Alana menatap nanar makanan di depannya. Dia masih mengingat masa lalunya.
Tiba-tiba Andra mengambil sendok dan langsung menyuapi Alana. Tanpa penolakan.
"Makanannya tidak akan habis jika kamu lihat saja tanpa dimakan" ejek Andra.
Alana pun langsung tersenyum mendengar ocehan Andra.
"Alana kamu tampak cantik saat tersenyum. Sejak bertemu denganmu aku nyaris tak pernah melihat senyummu itu. Aku merindukan itu" Andra mengambil tisu dan mengusap bibir Alana yang terkena bekas makanan.
Perlakuan lembut Andra mulai membuat Alana terlena. Ditatapnya wajah Andra. Wajah tampan yang selalu dia rindukan itu.
"Kamu masih sama seperti dulu Andra" ucap Alana lirih sembari mengusap pipi Andra.
"Ya, aku masih sama seperti dulu Alana. Bahkan perasaanku kepadamu tetap sama" ujar Andra.
Alana langsung melepas tangannya dari wajah Andra. Dia tahu statusnya saat ini.
"Tapi Andra. Aku telah menikah dengan papamu. Apa pantas kamu mengatakan perasaanmu itu?" Alana bangkit dari duduknya dan hendak berjalan menjauhi Andra.
Andra langsung meraih tubuh Alana dan memeluknya dari belakang. Sontak dia langsung memekik pelan.
"A-Andra.. Apa yang kamu lakukan?" Alana sangat terkejut.
Andra pun merapatkan pelukannya. Dihirupnya aroma tubuh Alana.
"Aku tidak peduli. Arman hanya ayah tiriku dan kami tidak punya hubungan darah apapun. Yang aku inginkan hanya kamu Alana" Andra terus merapatkan pelukannya.
Alana hanya pasrah dengan perlakuan Andra meski dirinya masih merasa canggung.
"Tapi... " Alana tak bisa melanjutkan ucapannya.
Alana membatin. Ingin sekali dia kembali bersama Andra tapi statusnya yang telah menjadi istri orang membuatnya sadar diri. Cintanya dengan Andra hanyalah cinta terlarang.
"Aku tak peduli meski kamu istri Arman. Dia bahkan tidak pernah memperlakukanmu layaknya seorang istri. Saat kamu sakit Arman terus membawa para wanita ke rumah apakah itu bukan penghianatan?"
Alana terdiam. Dia tahu kelakuan Arman yang sangat doyan selingkuh. Tapi apakah dia juga akan membalas Arman dengan berselingkuh juga? Hatinya sungguh dilema saat ini.
"Tapi Andra. Bukankah hubungan kita ini nanti akan dianggap perselingkuhan?" ujar Alana ragu.
"Aku tidak peduli. Yang aku mau hanya kamu Alana." Andra membalikkan tubuh Alana dan wajah mereka kini telah berhadapan.
Perlahan namun pasti akhirnya Andra berhasil mencium bibir Alana. Tak ada penolakan dari Alana.
Mereka saling melepas rindu. Alana sudah tak peduli lagi dengan statusnya saat ini. Biarkan keegoisan mempengaruhinya karena sebenarnya dia pun butuh kasih sayang. Dan hanya Andra yang mampu memberikan semua itu.
"Aku akan buktikan bahwa cintaku tidak main-main Alana." Andra mengangkat tubuh Alana dan membaringkannya ke atas ranjang.
"Buat aku bahagia Andra." suara Alana sudah mulai parau.
Seolah mendapat persetujuan dari Alana akhirnya mereka melakukan hubungan terlarang itu. Bayangan Arman seolah hilang dari pikiran Alana. Yang ada hanyalah kepuasannya bersama Andra.
.
Arman terus mengurut keningnya memikirkan keberadaan Alana. Dia sudah sampai di rumah dan mengecek semua CCTV.
Dari hasil pemantauan memang Alana jelas diculik. Arman pun terus penasaran dengan siapa pelakunya. Kedua penculik itu memakai masker dan topi untuk menutupi wajahnya.
"Apa diantara kalian semua tidak ada yang tahu bagaimana wajah penculik itu?" ujar Arman geram.
Semua asisten yang bekerja di rumah itu pun menggeleng semua. Terutama satpam yang menjadi sasaran amukan Arman.
"Mulai hari ini kau ku pecat. Kebodohanmu membuatku kehilangan istriku." Arman tak bisa membendung kemarahannya.
Bahkan beberapa orang suruhannya pun masih belum memberi kabar keberadaan Alana.
"Dimana Andra?" Arman mencari keberadaan Andra.
"Itu tuan, Mas Andra sedang ada urusan kantor katanya meninjau lokasi di Bandung dua hari" ujar Bi Siti.
Arman pun percaya. Karena memang beberapa waktu lalu dia sendiri yang meminta Andra meninjau lokasi ke Bandung.
Setidaknya anak tirinya itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan sehingga bebannya sedikit ringan.
"Si bodoh itu terus beri dia pekerjaan" ujar Arman kepada Noah sekretarisnya.
.
Tak terasa hampir dua minggu Alana menjadi tawanan Andra di Villa itu. Andra beberapa kali pulang ke rumah untuk melihat keadaan.
Tampaknya Arman masih bersikeras mencari keberadaan Alana. Dia sulit untuk melepaskan istrinya itu.
Saat ini hanya Andra yang tahu keberadaan Alana. Bahkan Bi Siti yang cukup dekat dan setia terhadap Andra sama sekali tak diberi tahu.
Dia takut Bi Siti akan keceplosan dan menggagalkan rencananya.
Sedangkan Andra Mendengar Arman semakin sering memakai uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya tentu dengan nominal yang cukup besar.
Sementara Noah sekretaris Arman diam-diam bekerja sama dengan Andra. Dia terus melaporkan semua perkembangan perusahaan.
"Andra, jika Arman dibiarkan maka perusahaan akan bangkrut. Kamu harus bertindak cepat. Buat Arman luluh dan rebut kembali aset itu" ujar Noah.
"Tapi bagaimana aku bisa meluluhkan Arman? Dia adalah manusia paling keras kepala di dunia ini. Dia juga licik" ujar Andra.
"Sebenarnya ada satu kelemahan Arman. Yaitu wanita, dia akan luluh kepada wanita yang dicintainya. Buat Arman jatuh cinta kepada Alana" ujar Noah.
Andra pun terkejut dengan saran Noah, tapi hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan.
"Haruskah aku menyerahkan Alana ke tangan Arman lagi?" Andra begitu bingung.
Akhirnya dengan segala pertimbangan Andra mencoba memastikan apakah Arman benar-benar bisa jatuh cinta kepada Alana.
"Pa, bagaimana perkembangan pencarian Alana?" tanya Andra kepada Arman.
"Sampai sekarang masih belum ada informasi apapun. Aku takut dia diculik oleh musuhku" ujar Arman.
Andra tahu bahwa musuh Arman memang banyak. Caranya menjalankan perusahaan dengan licik tak jarang menimbulkan permasalahan dengan orang lain.
"Apakah Papa sungguh mencintai Alana?" tanya Andra kembali.
"Entahlah, namun aku sangat ingin dia berada di sisiku. Aku tak bisa berhenti memikirkannya" ujar Arman.
Kehilangan Alana beberapa minggu nyatanya membuat Arman mulai sedikit melunak. Bahkan dia berjanji dalam hatinya jika Alana ditemukan maka dia tidak akan lagi berbuat kasar kepadanya.
.
"Kamu darimana saja sejak kemarin tidak bisa dihubungi?" protes Alana.
"Maaf sayang aku sedikit sibuk. Tapi kan sekarang aku ada disini untukmu" Andra mulai menggoda Alana dengan gemas.
Andra masih bingung bagaimana menjelaskan ya kepada Alana tentang rencananya ini.
"Ada masalah apa sayang?" Alana mendekati Andra yang sedang berbaring di atas ranjang.
"hmm tidak ada apa-apa. Aku hanya sangat merindukanmu" Andra memeluk Alana dan membaringkan tubuhnya di samping dirinya.
" maafkan aku Alana. Mungkin besok kamu harus kembali kepada Arman. Tapi aku yakin setelah ini akan membawamu pergi sejauh mungkin"
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments