"Pa, Andra lagi kurang enak badan. Boleh ya hari ini Andra tidak ikut ke kantor dulu" Andra mencari alasan kepada Arman agar tetap bisa di rumah.
"Kamu sakit? Wah padahal besok Papa ada perjalanan bisnis ke Lombok selama seminggu. Rencananya aku akan mengajakmu juga Alana tapi malah kalian sakit" Arman seolah sok peduli. Padahal dia sangat senang Andra sakit.
"Maaf Pa, untuk pergi perjalanan jauh sepertinya aku belum bisa. Mungkin aku bisa membantu sedikit pekerjaan dari rumah" ujar Andra.
"Baiklah biar sekretarisku nanti kirim file nya kepadamu. Enak saja kamu mau malas-malasan di rumah" sudah pasti Arman akan memberi banyak tugas kepada Andra agar dia tidak betah mengurus perusahaan.
Andra begitu senang. Niatnya yang semula hanya ingin di rumah agar bisa mengurus Alana kini malah mendapat banyak kesempatan karena Arman akan pergi ke Lombok.
Arman sedang mempersiapkan berkas untuk perjalanan bisnisnya ke Lombok. Di ruangannya saat itu ada Bi Siti sedang bersih-bersih. Dia mendengar Arman sibuk menelepon seseorang.
"Kamu awasi gerak gerik Andra selama saya pergi. Jika dia melakukan sesuatu yang mencurigakan segera lapor. Aku curiga dengan bocah itu. Setelah kembali dari Amerika sikapnya mendadak jadi baik kepadaku."
Diam-diam Arman meminta salah satu asistennya untuk mengawasi gerak gerik Andra selama dia pergi.
Arman tidak menyadari bahwa Bi Siti sedang menguping pembicaraannya. Dia langsung memberitahu Andra tentang rencana Arman.
Alana yang kini masih terbaring lemas di kamarnya dihampiri oleh Arman. Dia mengusap rambut Alana yang sedang tertidur.
Alana merasakan kehadiran seseorang dan dia mencoba untuk membuka matanya. Betapa terkejutnya saat Arman tengah duduk didepannya.
"Tenang sayang, aku tidak akan memakanmu saat ini. Tubuhmu masih seperti cacing yang terinjak kuda jadi aku tidak setega itu kepadamu" ujar Arman yang kini mulai membelai wajah Alana.
"Aku akan pergi selama satu minggu. Jadi saat pulang persiapkan dirimu karena aku pasti akan sangat merindukanmu sayang" Arman mengecup kening dan bibir Alana. Gadis itu benar-benar merasa jijik oleh sentuhan Arman.
Alana sedikit lega mendengar Arman yang akan pergi selama satu minggu. Setidaknya dia akan sedikit bebas tidak melayani nafsu bejat Arman.
Namun mendengar kedatangannya saja membuatnya bergidik ngeri. Akankah dia kembali mengalami penyiksaan kembali? Bahkan saat ini badannya belum sepenuhnya sembuh.
Andra sengaja tidak tidur semalaman agar keesokan harinya dia terlihat lesu dan meyakinkan Arman bahwa dirinya benar-benar terlihat sakit.
Setelah memastikan Arman berangkat Andra langsung masuk ke kamar Alana secara diam-diam.
Alana yang mendengar suara pintu terbuka langsung terkejut dan beringsut.
"Alana, tenanglah ini aku" ujar Andra.
Dia membawa sebuah nampan berisi sepiring pasta dan segelas susu lengkap dengan buah-buahan yang sudah dipotong oleh Bi siti.
"Kamu harus mengisi tenagamu supaya cepat sembuh" Andra meletakkan nampan itu di meja dan mengambil piring berisi pasta.
Dia mulai mengambil sesuap pasta dan menyuapi Alana. Namun Alana masih merasa canggung terhadap Andra. Dia tidak langsung membuka mulutnya.
"Makanlah Alana." pinta Andra.
Akhirnya Alana membuka mulutnya dan menerima suapan dari Andra hingga lama kelamaan makanan itu habis.
Andra begitu telaten mengurus Alana. Sikap Andra yang lembut pula membuat Alana perlahan mulai merasakan kenyamanan. Sudah lama dia tidak diperlakukan sebaik ini oleh orang lain.
"Te-terima kasih Andra" ucap Alana lirih. Dia masih menundukkan pandangannya. Perlahan Air mata mulai menggenang memenuhi pelupuk netranya.
Andra mengangkat dagu Alana dan dia menyadari bahwa gadis itu tengah menangis.
"Alana ada apa? Apa masih sakit?" Andra sedikit khawatir.
"Tidak, sudah lama aku tidak merasakan perhatian seseorang. Hidupku terlalu banyak tekanan hingga aku lupa rasanya diperhatikan" Alana mulai meluapkan isi hatinya.
"Alana, mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu. Aku akan memperhatikanmu." Andra mengusap kepala Alana.
Tak berselang lama Bi Siti mengetuk pintu kamar Alana.
"Mas, anak buah Pak Arman datang. Sebaiknya Mas Andra segera keluar" ujar Bi Siti.
"Baiklah Bi, terimakasih informasinya" Arman beranjak dari duduknya dan mengusap lembut pipi Alana. "Aku akan kembali nanti"
Andra langsung pergi ke kamarnya. Dia berpura-pura sakit saat anak buah Arman mengawasi.
"Bos. Andra sedang tidur saat ini. Sepertinya dia benar-benar sakit" ujar pria itu menelepon Arman.
Untung saja Andra tahu bahwa anak buah suruhan Arman itu sedikit malas jadi saat tidak ada Arman dia hanya bekerja sesukanya. Setelah itu dia akan pergi meninggalkan rumah.
Arman kini sudah sampai di Lombok. Ternyata selain melakukan kerja sama dengan investor dia secara diam-diam sedang menawarkan salah satu resort peninggalan ibu Andra untuk dijual kepada investor. Arman adalah tipikal orang yang tidak sabaran sehingga saat resort mengalami penurunan omset maka dia akan menjualnya. Mentang-mentang dia tidak merasakan jerih payah membangunnya.
Sementara Andra mendapat informasi tentang rencana penjualan Resort peninggalan ibunya dari kaki tangannya yang diam-diam menjadi asisten Arman.
"Berikan kontak calon pembeli tersebut Aku akan bicara padanya. Aku tidak mau harta peninggalan mama habis di tangan Arman" ujar Andra geram.
Akhirnya Andra berhasil membujuk calon pembeli agar membatalkan transaksinya. Dengan dalih resort tersebut tersangkut masalah sengketa maka pembeli akan berpikir dua kali.
Keserakahan Arman yang ingin mendapatkan banyak uang kini pupus sudah. Pembeli membatalkan transaksinya dan Arman marah besar.
"Bos, daripada anda marah-marah sebaiknya anda menenangkan pikiran. Saya sudah menyiapkan pesta yang Bos mau. Para wanita juga sudah siap semua" ujar salah satu asistennya.
"Benar juga. Baiklah aku akan menikmati pestaku dulu. Nanti kita cari pembeli lainnya lagi" Arman memang sudah mempersiapkan pesta selama dia berada di Lombok. Tentunya juga memakai uang perusahaan.
.
Hari-hari Alana kini terasa sangat menyenangkan. Dia akhirnya bisa merasakan kebebasan serta perhatian Andra yang berlimpah untuknya.
Alana kini sudah tidak terlalu canggung terhadap Andra. Dia bahkan tidak sungkan bercanda dengan Andra.
Namun keduanya masih memiliki batasan.
Andra tetap menjaga jaraknya dengan Alana karena bagaimanapun dia harus menghormati privasi seorang perempuan. Andra tidak akan meminta sesuatu yang lebih tanpa Alana yang memintanya.
"Andra, apakah mungkin aku bisa keluar dari rumah ini? Aku benar-benar takut jika Arman kembali nanti. Aku lelah dengan siksaannya" Alana meraba beberapa luka yang membekas di lengannya.
"Aku akan memikirkan caranya. Kamu tenang saja ya, sekarang nikmati saja hari-harimu yang bebas tanpa Arman ini" Andra mencubit ujung hidung Alana membuat gadis itu tersipu malu.
'Andai waktu bisa ku putar kembali, aku tidak akan meninggalkanmu. Kan ku lukis kisah indah untuk kita berdua. Aku tidak bisa melihat bunga hatiku dijadikan rumput liar yang diinjak-injak oleh orang lain' ~ Andra~
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Kam1la
semangat up Kak...
2023-03-12
0