bab 3 penuh luka

Hari-hari Alana kini bagai di neraka. Bagaimana tidak, masih seminggu menjadi istri Arman dia sering mengalami penyiksaan.

Arman begitu terobsesi dengan Alana sehingga membuatnya terus bernafsu. Akhirnya Alana sering mengalami kekerasan terutama saat melakukan hubungan suami istri.

Pagi ini lagi-lagi Alana harus berjalan tertatih karena ulah Arman yang semalaman terus menghajar Alana tanpa ampun.

Alana mengguyur tubuhnya dengan air hangat agar merasa sedikit rileks. Saat menyabuni badannya dia merasakan perih di punggungnya karena cakaran dan gigitan Arman. Alhasil bekas memar dan memerah tersebar di beberapa bagian tubuhnya.

Selesai mandi dia tidak melihat Arman di kamarnya. Rupanya pria itu sedang bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Sayang aku berangkat dulu ya" Arman mengecup kening dan mencium bibirnya. Seolah dia seperti pria normal yang sok peduli dengan istrinya.

Kepergian Arman ke kantor membuat Alana sedikit bebas. Meski dia tidak bisa kemana-mana tanpa didampingi Arman.

Alana menghabiskan waktunya dengan menonton tv karena itu hiburan satu-satunya untuk dia. Semenjak Arman membawanya ke rumah itu Alana sama sekali tidak diperbolehkan memegang ponsel. Arman takut jika Alana menghubungi polisi atau meminta bantuan ke orang lain untuk kabur.

Alana merasa haus dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Disana ada Bi Siti dan Lela, Asisten rumah tangga Arman.

"Ibu Alana, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Bi Siti.

"Saya mau ambil minum bi"

Seketika Bi Siti langsung mengambilkan segelas air untuk Alana.

"Terimakasih bi" Alana kemudian kembali ke kamarnya. Dia terlihat pucat dan Bi Siti menyadari itu.

"Bi Siti, lihat deh jalannya Bu Alana kok gitu ya, seperti menahan sakit. Aku khawatir terjadi sesuatu dengannya. Kan waktu itu kemari dipaksa oleh Pak Arman" bisik Lela.

"Iya, kasian juga lihat Bu Alana. Dia terpaksa menikah dengan pria yang tidak dia sukai. Tapi kita bisa apa? Kita hanya asisten tidak boleh ikut campur urusan majikan" ujar Bi Siti.

Waktu makan siang sudah tiba. Alana belum juga keluar dari kamarnya sehingga Bi Siti berinisiatif untuk mengantar makanan ke kamarnya.

Bi Siti mengetuk pintu kamar Alana namun tak kunjung ada jawaban. Karena khawatir akhirnya Bi Siti memberanikan diri masuk ke dalam.

Rupanya Alana tengah tertidur pulas. Dia tidur dengan posisi miring hampir tengkurap. Kebetulan dia mengenakan pakaian dengan punggung sedikit terbuka.

Bi Siti hendak menaruh makanan di meja dekat ranjang. Saat melihat Alana dia dibuat terkejut melihat punggung putihnya yang terdapat banyak luka memar serta cakaran.

"Ya ampun.." Secara reflek Bi Siti bersuara membuat Alana langsung terbangun.

"Bi Siti?" ucap Alana saat melihat Asistennya.

"Eh, anu Bu Alana. Ini Bibi bawakan makan siang untuk anda" Bi Siti sedikit salah tingkah.

"Terimakasih bi, aduh.." Alana hendak bangun namun merasakan tubuhnya yang sakit.

"Ibu baik-baik saja?" tanya Bi Siti. Alana hanya mengangguk pelan.

Kemudian Bi Siti memberanikan diri untuk bertanya mengenai luka di punggungnya.

"Bu Alana jika butuh bantuan apapun jangan sungkan untuk minta tolong kepada Saya" ujar Bi Siti.

"Baiklah Bi, saya minta tolong obati punggung saya. Rasanya perih dan sakit. Saya tidak bisa mengobatinya sendiri" ujar Alana.

Segera Bi Siti membantu Alana untuk mengobati punggungnya. Dia benar-benar miris melihat majikannya seperti ini.

"Bu maaf, apa ini perbuatan Pak Arman?" Bi Siti kembali bertanya.

Alana hanya mengangguk pelan. " Dia selalu menyiksa saya setiap hari. Apalagi jika saya tidak mau menuruti keinginannya" ucap alana sembari meneteskan air matanya.

"Malang sekali nasib gadis ini. Dia masih muda dan cantik. Harus menghadapi ketidak adilan dan kekejaman seperti ini." Gumam Bi Siti dalam hati.

.

Siang berlalu dan sore menyambut. Itu artinya masa-masa tenang Alana mulai terusik kembali kala Arman tiba di rumah.

Tapi kali ini Arman terlihat bersama seseorang. Alana hanya melihat sekilas karena dia begitu enggan berurusan dengan Arman dan orang-orangnya.

Seperti biasa Alana akan menyambut kepulangan Arman bak istri yang perhatian. Padahal semua itu dia lakukan karena terpaksa agar Arman tidak memarahinya.

Alana langsung mencium tangan Arman ketika tiba dan meraih tas yang dibawa pria itu.

"Ndra, kenalin ini ibu sambung kamu" ujar Arman kepada Andra.

Andra yang sebelumnya enggan menatap wanita yang kini menikah dengan Arman menjadi sangat terkejut ketika Alana lah yang berada didepannya.

Begitupun Alana tak kalah terkejutnya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Andra yang sering dibicarakan Arman dan Bi Siti adalah mantan kekasihnya.

"Gimana Andra? Ibumu cantik kan. Masih muda lagi" ujar Arman dengan entengnya.

Bak petir menyambar. Keduanya hanya bisa menatap tak percaya. Kenapa dunia begitu sempit hingga takdir mempertemukan mereka dengan jalan seperti ini.

"Andra.." Tiba-tiba Andra Mengulurkan tangannya. Seolah baru pertama kali bertemu.

"A-Alana.." balas Alana terbata.

Andra langsung memasuki kamarnya dan mengunci rapat pintunya. Dia membaringkan tubuh di ranjang sembari menghela nafas yang begitu sesak sejak tadi.

Bagaimana mungkin Alana gadis yang begitu dicintainya bisa menjadi ibu tirinya?

Padahal niat Andra dari awal adalah ingin memastikan bahwa Arman dan istri mudanya tidak bisa menghambur-hamburkan harta peninggalan mamanya.

Tapi kini dia dirundung dilema kala melihat Alana. Tapi kenapa bisa Alana menikah dengan Arman? Padahal dia tahu betul Alana bukanlah gadis matre. Pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya. Hingga akhirnya dia mendengar suara ketukan dari pintu.

"Mas, Mas Andra diminta makan malam bareng Pak Arman" suara Bi Siti dari balik pintu kamarnya.

"Iya Bi..."

Andra bergegas ke ruang makan untuk makan malam. Disana tampak Andra dan Alana yang sudah duduk berdampingan.

Andra sengaja mengambil tempat duduk tepat didepan Alana. Dia ingin tahu bagaimana ekspresi Alana saat bertemu dengannya.

Sementara Alana merasa sangat canggung duduk berhadapan dengan Andra. Arman mengobrol ngalor ngidul dengan Andra namun Alana tak bisa fokus hingga tak tahu apa yang dibicarakan mereka.

Sementara Andra sesekali memperhatikan Alana yang tampak gelisah. Namun hatinya merasa sangat dongkol ketika Arman dengan sengaja memamerkan kemesraan didepannya.

Alana hanya bisa pasrah ketika Arman terus merangkul dan menciuminya di depan Andra.

Dalam hati dia ingin sekali berteriak dan memaki Arman tapi dia tahu sedikit saja berbuat salah kepada Arman pasti pria itu tak segan untuk menghajarnya. Akhirnya Alana hanya bisa diam dan sesak dalam hatinya.

Alana ijin untuk kembali ke kamar lebih dahulu dengan alasan agar Arman dan Andra bisa lebih leluasa ngobrol berdua. Akhirnya Arman mengijinkan.

Padahal Alana tidak sanggup berlama-lama melihat Andra. Hatinya begitu sakit apalagi saat Andra menatapnya dengan pandangan yang penuh kebencian.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

mampir juga ya kak di aku

2023-02-28

0

Mimpi Senja

Mimpi Senja

Semangat hehe💕

2023-02-28

0

Kam1la

Kam1la

aq mampir kak, like n favorit dari pandawa mencari cinta

2023-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!