bab 5 akhirnya ketahuan

Sejak pulang dari pesta malam itu Alana sama sekali tidak tampak batang hidungnya. Terhitung sudah dua hari ini Alana tidak bergabung untuk sarapan maupun makan malam.

Bahkan Arman juga diam tak sekalipun menyinggung tentang Alana membuat Andra semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

Meski dalam hati dia masih kecewa dengan sikap Alana yang telah menikah dengan Arman tapi tak dipungkiri bahwa Andra masih mencintai gadis itu.

"Pa, kok tumben Istri Papa tidak ikut makan bersama?" Andra coba mencari tahu.

"Oh, dia sedang tidak enak badan" jawab Arman singkat.

"Tapi perasaan kemarin waktu pesta masih baik-baik saja? Papa sudah periksakan ke rumah sakit?" tanya Andra lagi.

"Itu biarlah jadi urusan Papa. Sebentar lagi juga sembuh kok" seolah Arman tidak peduli.

Andra memperhatikan Bi Siti rutin mengantar makanan ke dalam kamar Alana. Bahkan dia selalu lebih lama didalam kamar itu dan keluar membawa piring yang telah kosong.

"Ada apa dengan Alana? Apakah sakit? Tapi kenapa Arman tidak membawanya ke rumah sakit?" pertanyaan itu terus berkecamuk di pikiran Andra.

Akhirnya Andra memberanikan diri untuk bertanya kepada Bi Siti.

"Bi, kenapa dengan Alana? Kenapa dua hari ini dia tidak keluar kamar sama sekali?" Tanya Andra penasaran.

Bi Siti sedikit terkejut ketika Andra menyebut nama Ibu tirinya dengan nama. Memang usia Alana masih sangat muda namun hal itu terdengar aneh.

"Itu, itu mas... Aduh gimana ya?" Bi Siti malah kebingungan sendiri menjelaskannya.

"Kenapa Bi? Bi Siti takut dimarahi Papa ya?" Andra mulai kesal.

Bi Siti hanya mengangguk. Arman memang meminta Bi Siti untuk merahasiakan keadaan Alana.

Andra yang mulai kesal langsung pergi ke kamar Alana tanpa permisi. Dibukanya pintu kamar itu dan dia dibuat terkejut saat mendapati Alana yang tidur tengkurap dengan luka di sekujur tubuhnya terutama di punggung. Penuh dengan lebam dan bekas kemerahan.

"Alana? Apa yang terjadi?" Andra mendekati Alana.

Bi Siti yang mengetahui Andra masuk ke kamar Alana langsung menyusulnya.

"Alana siapa yang melakukan ini?" Andra tidak percaya melihat keadaan Alana.

"A-andra... Sakit" gumam Alana lirih. Dia hampir tak bisa bergerak karena sekujur tubuhnya sakit.

Hati Andra seolah hancur ketika mendapati gadis yang dicintainya menderita seperti ini. Dia mengusap lembut rambut Alana.

"Mas, boleh bicara sebentar?" Bi Siti mengajak Andra keluar dari kamar itu.

Bi Siti mengajak Andra untuk berbicara di luar. Namun agar lebih aman akhirnya Andra memutuskan untuk masuk ke kamarnya.

"Bi, katakan siapa yang membuat Alana seperti itu?" Andra langsung menanyai Bi Siti.

"Anu mas, Bapak Arman yang melakukannya. Sejak awal Ibu Alana ke rumah ini dia sering mengalami penyiksaan" ujar Bi Siti sambil menunduk.

"bagaimana bisa? Bukannya Alana dijadikan Nyonya di rumah ini sekarang?" Andra masih tak percaya.

Akhirnya Bi Siti meluapkan semuanya.

"Ibu Alana sebenarnya tidak pernah mau menikah dengan Pak Arman. Dia dipaksa karena pamannya punya hutang kepada Pak Arman. Dan Pak Arman menikahi Ibu Alana hanya untuk budak nafsunya saja. Jika Ibu Alana tidak menuruti keinginannya Pak Arman tak segan untuk menghajarnya seperti saat ini"

Andra tertunduk lesu mendengar pernyataan Bi Siti. Ternyata apa yang selama ini dia pikirkan tak seperti kenyataannya. Justru Alana yang malang mengalami nasib buruk.

"Pantas saja saat pesta itu dia berbisik padaku minta tolong, tapi aku masih bingung dia minta tolong untuk apa?" ungkap Andra.

"Mas Andra memangnya kenal Ibu Alana sejak dulu?" tanya Bi Siti.

"Dia pacar saya sebelum pindah ke Amerika" ujar Andra lesu.

Bi Siti terkejut saat mendengar pengakuan majikannya. Andra memang sangat dekat dengan Bi Siti karena sejak kecil dia yang mengasuhnya saat Ibunya sibuk bekerja.

"Entahlah Bi, apa aku pantas mengakui perasaanku saat dia sekarang jadi ibu tiriku?" dari sorot matanya sudah nampak bahwa Andra masih sangat mencintai Alana.

"Mas Andra jangan menyerah, jika Ibu Alana masih jodoh Mas Andra mau bagaimana lagi? Bibi dukung Mas Andra bersama Ibu Alana" Bi Siti memantapkan perasaan Andra.

"Ibu Alana sudah cukup menderita disini. Melihat keadaannya saat ini saja membuat hati saya semakin perih" tambah Bi Siti.

Akhirnya Andra mulai memiliki inisiatif untuk membantu Alana terbebas. Namun sebelum itu dia ingin merawat Alana hingga sembuh.

Diam-diam Andra menyelinap masuk ke kamar Alana. Arman dan Alana memang tidak tidur satu kamar setiap hari. Arman hanya akan tidur bersama Alana jika ingin. Arman pula terkadang secara diam-diam membawa wanita lain ke kamarnya tanpa sepengetahuan Alana.

Andra melihat Alana yang tidur tengkurap dengan pakaian terbuka di bagian punggungnya memperlihatkan luka lebam dan sayatan kecil disekujur kulit putihnya.

Entah apa yang dilakukan Arman hingga gadis itu tak bisa tidur terlentang.

"Apa yang telah Arman lakukan padamu hingga seperti ini" gumam Andra miris.

"Dia menghajarku. Memecutku dengan ikat pinggangnya" balas Alana. Rupanya gadis itu mendengar gumaman Andra.

"Aku ingin mati saja jika terus seperti ini" ucap Alana lagi.

"Tidak, tidak Alana jangan bicara seperti itu. Aku berjanji akan menolongmu. Kamu tidak boleh mati" Andra mencoba untuk menghibur Alana.

Andra mengambil salep dan meminta ijin untuk mengobati Alana. Dia mengangguk dan Andra langsung mengobatinya.

"Akh.." pekik Alana saat Andra tidak sengaja menekan lukanya.

"Maaf, aku akan lebih berhati-hati" kemudian Andra mengoles salep dengan selembut mungkin.

Hatinya seperti teriris-iris kala melihat wanita yang begitu dia cintai mengalami penderitaan seperti ini.

"Alana maafkan aku. Kemarin sempat berpikir buruk tentangmu" ungkap Andra.

Alana tak menjawab. Dia hanya tersenyum pelan. Mendapat perlakuan lembut dari Andra seolah menjadi obat untuknya.

Sementara Arman kini sibuk memadu kasih dengan para wanita panggilannya karena Alana sedang sakit. Pria itu benar-benar tidak bisa jauh dari para wanitanya.

Flashback:

Alana dan Arman baru saja pulang dari pesta. Arman yang setengah mabuk melihat Alana begitu seksi mengenakan gaunnya.

Arman langsung mendorong Alana ke atas ranjang. Dia memperlakukan Alana dengan kasar.

"Pak Arman kenapa selalu memperlakukanku seperti ini. Sakit Pak" pekik Alana saat Arman mulai menjambak rambutnya.

"Karena wajahmu mirip sekali dengan mantan istri pertamaku. Dia meninggalkanku. Aku ingin membalaskan dendamku untuknya" ujar Arman.

"Tapi aku bukan mantan istrimu. Aku adalah aku.. Tolong jangan sakiti aku" rengek Alana.

Bukannya mereda justru Arman malah menghajar Alana. Seolah tak sadar dengan kelakuannya dia terus menyiksa Alana.

Wajah Alana terus membuat Arman terbayang-bayang Claire. Sosok istri pertamanya yang memutuskan bunuh diri setelah mengkhianati Arman. Padahal Arman sangat mencintainya dan mau memaafkannya.

Sejak saat itu Arman kehilangan perasaan cintanya. Dia juga menikahi Ibu Andra hanya untuk mendapatkan hartanya.

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

Arman gila🤬🤬🤛.

Kasihan Alana

2024-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!